JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Abuya Sayyid Muhammad al-Maliki dan Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo
Home » Abuya Sayyid Muhammad al-Maliki dan Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo

JAS HIJAU – Suatu saat saya pernah berbicara di depan Abah saya tentang kehebatan dan ketenaran salah satu ulama zaman ini. Dengan wajah sedikit sedih dan mimik serius Abah berkata:
“Mad, gak ono guru koyok Abuya Sayyid Muhammad al-Maliki, wes alim, sayyid, ganteng, loman. Aku gak fanatic, Mad. Kelilingo dunyo gak bakal awakmu nemu koyok Abuya. Wong Alim akeh Mad, tapi sing Loman gak pilih pilih koyok Abuya gurung nemu aku, Mad. (Mad, tidak ada guru seperti Abuya Sayyid Muhammad al-Maliki, sudah alim, sayyid, ganteng, dermawan. Saya tidak fatanik, Mad. Coba keliling dunia, tidak akan kamu menemui seperti Abuya. Orang alim bannya, Mad, tapi yang dermawan tidak pilih-pilih seperti Abuya belum ketemu saya, Mad).
Perihal kelomanan (kedermawanan) Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki saya sendiri waktu umrah Ramadan tahun 2000 pernah menyaksikan di kediaman beliau bagaimana setiap tamu pasti di-sangoni dan diberi kitab oleh beliau. Dan, Abah setiap haji dan umrah pasti menyempatkan untuk sowan beliau dan itu tadi pasti di-sangoni.
Pada Ramadan tahun 2000 itu saya pernah bilang ke Abah: “Nopo’o Bah kok mboten teraweh ten griyane Abuya mawon, eco singkat mboten kesuwen? (Kenapa Bah kok tidak tarawih di kediamannya Abuya saja, enak singkat tidak kelamaan?)”
Jawaban singkat Abah: “Sungkan aku, Mad, aku nek sowan mesti disangoni Abuya masih ping telu ping pat, wes wingi wes sowan, cukup. (Malu saya, Mad, saya kalau bertamu pasti dibekali Abuya meskipun sudah tiga kali, empat kali, sudah kemarin bertamu, cukup).”
Malah terkadang amplop sangu untuk kiai atau ustaz yang sowan ke Abuya bisa banyak macamnya; ada yang untuk ustaz itu sendiri, ada yang untuk santri dan pondoknya, untuk isteri kiai, bahkan untuk anak-anak sang kiai.
Baca juga: Kesederhanaan Syekh Yasin al-Fadani
Alhamdulillah dan semua amplop sangu dari Abuya Sayyid Muhammad itulah yang dikumpulkan oleh Abah sejak akhir tahun 80-an sampai Abuya wafat 2004. Uang sangu dari Abuya, Abah kumpulkan dan tidak dicampur dengan uang-uang yang lain. Dan, uang sangu dari Abuya itulah cikal bakal pembelian tanah awal di Pesantren Progresif Bumi Shalawat Lebo, Sidoarjo pada tahun 2009. Uang sangu dari Abuya Sayyid Muhammad itu kurang lebih cukup waktu itu untuk membeli tanah seluas sekitar 1,3 hektar dan saat itu Abah bilang ke saya:
“Mad, iki sing tak gae tuku tanah pondok iki duwike Abuya, duwik bibit, Insyaallah barokah, tak kumpulno teko sangune Abuya ket cilikanmu. (Mad, ini yang tak buat beli tanah pondok ini uangnya Abuya, uang bibit, Insyaallah barakah, saya kumpulkan dari pemberian Abuya sejak kamu kecil).”
Alhamdulillah, pada tahun 2022 ini tanah pondok yang awalnya 1 hektaran sekarang sudah menjadi 11 hektar dengan segala bangunan yang berdiri di dalamnya, saya yakin semuanya akan terus berkembang karena barokah Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki.
Oleh karena itu, di setiap doa dan al-Fatihah kami selalu sebut nama beliau al-Imam al-Mujaddid Muhadditsul Haromain Fahrul Hijaz as-Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki al-Hasani rahimahullah rahmatan wasi’ah. [DR]
MAKKAH:
Ahad; 16 Ramadan 1443 H

2 Comments
[…] Baca juga: Abuya Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki dan Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo […]
[…] Baca juga: Abuya Sayyid Muhammad al-Maliki dan Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo […]