JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Adakah Penerus Imam as-Suyuthi?
Home » Adakah Penerus Imam as-Suyuthi?

JAS HIJAU – Seperti biasa saya selalu membuka ruang untuk diskusi dua arah, saya siap dikritisi, tambahan ilmu atau tanya jawab. Karena di Annajah Center Sidogiri banyak yang alim dan penulis akan semakin melengkapi istifadah ilmu dalam seminar tersebut.
Tapi saya akan tuliskan saat ada santri yang mengangkat sosok al-Hafidz as-Suyuthi, mengapa bisa menguasai banyak bidang ilmu dan karya tulisnya ratusan.
“Alhamdulillah kebetulan sama-sama fans beratnya as-Suyuthi,” batin saya.
Kalau kita merasa kenal Imam as-Suyuthi melalui karya yang paling banyak dibaca di pesantren seperti Tafsir Jalalain, Alfiyah Suyuthi di bidang Balaghah, Asybah wa Nazhair di ilmu Qaidah Fiqh dan beberapa kitab hadis, namun ketika bergelut dengan dalil amaliah Aswaja akan berjumpa dengan kitab al-Hawi lil Fatawi, ad-Dibaj Syarah Sahih Muslim bin Hajjaj dan sebagainya.
Apakah di masa akhir seperti sekarang masih bisa muncul sosok seperti as-Suyuthi? Bagaimana caranya? Saya menjawab ada, yakni Musnid Dunya Maulana Syekh Yasin al-Fadani. Saat saya ke Makkah dan banyak berjumpa murid-murid Syekh Yasin, yang mengatakan: “Tidaklah Syekh Yasin mengajar satu bidang ilmu kecuali beliau punya karya tulis tentang ilmu tersebut.” Karya Syekh Yasin zl-Fadani mencapai 100 kitab lebih mencakup banyak disiplin ilmu.
Jadi langkah pertama tekuni satu bidang ilmu khususnya dengan mengajarkan. Sebab jika bersungguh-sungguh mengajarkan maka akan dituntut banyak membaca kitab. Salah satu buahnya akan berupa karya tulis. Kedua dan ketiga adalah memperbanyak guru dan doa tabarruk.
Di kitab Tasyni’ al-Asma’ yang ditulis oleh Syekh Said Mamduh yang secara khusus merangkum nama-nama guru Syekh Yasin al-Fadani menghimpun sekitar 400 ulama. Sebagaimana al-Hafidz as-Suyuthi mengaku memiliki 300-an guru dari berbagai negara dan ahli ilmu.
وكان السيوطي ممن سافر في رحلات علمية ليلتقي بكبار العلماء، فسافر إلى عدد من الأقاليم في مصر كالفيوم ودمياط والمحلة وغيرها، وسافر إلى الشام واليمن والهند والمغرب والتكرور (تشاد حاليًا) ورحل إلى الحجاز وجاور بها سنة كاملة، وشرب من ماء زمزم ليصل في الفقه إلى رتبة سراج الدين البلقيني، وفي الحديث إلى رتبة الحافظ ابن حجر العسقلاني.
As-Suyuthi termasuk orang yang bepergian mencari ilmu agar berjumpa pembesar para ulama. Di Mesir ia datang ke berbagai daerah. Juga ke Syam, Yaman, India, Maroko, Tukulor (Afrika). Juga ke negeri Hijaz dan menetap di sana selama 1 tahun. Ia meminum zamzam dan berdoa agar bisa sampai pada derajat keilmuan al-Bulqini di bidang fikih dan al-Hafidz Ibnu Hajar di bidang ilmu hadis.
ﻭﺣﻜﻰ ﻋﻦ ﺷﻴﺦ اﻹﺳﻼﻡ ﺃﺑﻲ اﻟﻔﻀﻞ ﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﺷﺮﺑﺖ ﻣﺎء ﺯﻣﺰﻡ ﻷﺻﻞ ﺇﻟﻰ ﻣﺮﺗﺒﺔ اﻟﺬﻫﺒﻲ ﻓﻲ اﻟﺤﻔﻆ
Diceritakan dari Syaikhul Islam, Ibnu Hajar bahwa ia berkata: Saya minum air zamzam dengan hajat diberi ilmu sederajat dengan adz-Dzahabi dari sisi hafalan. (Tadzkirah Huffadz, 1/522)
Tapi ini secara teoritis saja. Semoga Allah mengabulkan. [DR]
