JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Apakah Ada Manuskrip Karya Ulama Nusantara dalam Bidang Sains dan Ilmu Eksak?
Home » Apakah Ada Manuskrip Karya Ulama Nusantara dalam Bidang Sains dan Ilmu Eksak?

JAS HIJAU – Apakah ada manuskrip karya ulama Nusantara dalam bidang sains dan ilmu eksak? Itulah pertanyaan yang dikemukakan oleh Hüseyin Sen, salah seorang kurator dan pustakawan di Qatar National Library (QNL/Perpustakaan Nasional Qatar) untuk bidang peta kuno dan manuskrip-manuskrip sains Islam klasik.
Hüseyin, seorang Belanda-Turki yang juga kandidat doktor di Universiteit Utrecht, Belanda, telah banyak men-tahqiq dan meriset berbagai macam karya sains yang berasal dari masa peradaban Islam, khususnya masa Turki Ottoman.
Hüseyin sempat curhat, bahwa selama ini kajian dan tahqiqan yang dilakukan oleh para sarjana Muslim kontemporer terhadap turots dan khazanah manuskrip ulama Muslim klasik kebanyakan pada bidang ilmu keagamaan, seperti akidah, fikih, tasawuf, tafsir, hadis, kalam, dan lainnya. Sedikit sekali sarjana Muslim kontemporer yang melakukan kajian dan tahqiq terhadap manuskrip-manuskrip ulama Muslim klasik dalam bidang sains dan ilmu eksak, seperti matematika, kimia, fisika, kedokteran dan lainnya.
Padahal, kata Hüseyin, jumlah karya ulama Muslim klasik dalam bidang sains dan ilmu eksak sangat banyak. Ribuan. Tidak kalah jumlahnya dengan bidang ilmu keagamaan. Apa yang telah dilakukan oleh para muhaqqiq dan sarjana Muslim kontemporer dalam upaya ihya ‘ulum al-din, hendaknya harus diimbagi dengan upaya ihya ‘ulum al-dunya.
Sepengetahuan saya, tidak sedikit pula para ulama Nusantara yang menulis karya dalam bidang sains dan ilmu eksak tersebut. Misalnya, ada Syekh Ahmad Khatib Minangkabau (w. 1916) yang menulis Raudhah al-Hussab fi ‘Ilm al-Hisab dalam bidang ilmu matematika. Juga ada Syekh Ahmad Patani (w. 1908) yang menulis Thayyib al-Insan fi Thibb al-Insan dalam bidang ilmu kedokteran. Termasuk Syekh Chik Abbas Kutakarang Aceh (w. 1895) yang menulis al-Rahmah fi al-Thibb wa al-Hikmah, juga dalam ilmu kedokteran. Terkait karya-karya ulama Nusantara dalam bidang ilmu medikal ini, Dr. Affendi Shafri dari Malaysia telah mengkajinya dalam bukunya yang berjudul Malay Medical Manuscripts: Heritage from the Garden of Healing (2017).
Baca juga: Sejarah Sanad Keilmuan Ulama Nusantara
Terdapat juga K.H. Ma’shum Ali Jombang (w. 1933), menantu dari Hadratussyekh K.H. Hasyim Asy’ari, yang menulis Fath al-Qadir fi ‘Aja’ib al-Maqadir dalam bidang metrologi atau ilmu ukur. Ada pula Syekh Mukhtar Atharid Bogor (w. 1930) yang menganggit Taqrib al-Maqshad fi al-‘Amal bi al-Rubu’ al-Mujayyab dalam bidang kajian alat sine quadrant.
Dalam bidang ilmu astronomi, karya yang ditulis oleh ulama asal kepulauan Nusantara ini juga jumlahnya melimpah. Di antaranya ada Sayyid Usman b. Yahya Batavia (w. 1914) yang menulis Tahrir Aqwal al-Adillah fi Tahsil al-Ahillah wa al-Qiblah. Juga ada Guru Mansur Jembatan Lima (w. 1967) yang menulis Jadwal Dawa’ir al-Falakiyyah dan Sullam al-Nairain. Ada juga K.H. Zubair Umar al-Jailani Salatiga (w. 1990), yang menulis al-Khullashah al-Wafiyyah fi al-Falak bi Jadawil al-Lugharitmiyyah. Dan lain sebagainya. Adalah Dr. Ustadz Arwin Butar-Butar, kepala observatorium OIF UMSU (Medan), yang telah melakukan kajian mengenai karya-karya ilmu astronomi ulama Nusantara dalam karyanya yang berjudul Mengenal Karya-Karya Ilmu Falak Nusantara Transmisi, Anotasi, dan Biografi (2018).
Saat saya berjumpa dengan Hüseyin di galeri pameran manuskrip dan heritage Islam di QNL beberapa hari yang lalu, beliau menunjukkan satu eksemplar buku berjudul Satranc – Name-i Kebir (شطرنج نامه كبير) karya Firdevsi-i Rum (Firdausi al-Rumi), seorang saintis Ottoman yang hidup di abad ke-15 M. Karya tersebut berisi mengenai kajian komprehensif mengenai “catur”. Al-Rumi sendiri menulis karya tersebut pada tahun 1503 dan ia persembahkan untuk Sultan Bayazid II (m. 1481-1512), anak dari Sultan Muhammad II al-Fatih (m. 1444-1481).
Manuskrip dari karya al-Rumi tersebut kemudian di-tahqiq, ditransliterasi dan dikaji oleh M. Ata Çatıkkaş. Transliterasi diberlakukan dari aksara Turki Ottoman (Turki aksara Arab) ke dalam aksara Turki Modern (Turki aksara Latin). Hasil tahqiqan tersebut diterbitkan pada tahun 2015 silam oleh lembaga Türk Dil Kurumu (Asosiasi Bahasa Turki) di Ankara.
Sementara saya sendiri menghadiahkan kepada pihak QNL beberapa naskah kitab hasil tahqiqan atas karya-karya ulama Nusantara atau yang berhubungan dengan sejarah pemikiran Islam di Nusantara, salah satunya adalah kitab al-Mawahib al-Rabbaniyyah ‘an al-As’ilah al-Jawiyyah (المواهب الربانية عن الأسئلة الجاوية) karya Syekh Muhammad b. ‘Allan al-Shiddiqi (w. 1647). Karya tersebut ditulis oleh Ibn ‘Allan khusus Sultan Banten yang menjadi muridnya, yaitu Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qadir (w. 1651).
Karya Ibn ‘Allan tersebut sangat penting dalam konteks sejarah pemikiran Islam di Nusantara dan hubungannya dengan jaringan intelektual ulama Muslim global. Ibn ‘Allan dalam karya tersebut mengulas berbagai macam isu dalam berbagai bidang, mulai dari politik tata negara, tasawuf wahdatul wujud, sampai fikih, yang kesemua isu tersebut dikemukakan oleh Sultan Banten kepadanya dan diminta untuk diulasnya. Karya tersebut telah di-tahqiq oleh saya (dengan segala kekurangannya) dan diterbitkan setahun silam (2022) oleh Maktabah al-Turmusy.
Baca juga: Biografi Syekh Ihsan Jampes, Ulama Nusantara yang Karyanya Mendunia
Khazanah karya-karya ulama Nusantara yang ditulis dalam bidang sains dan ilmu eksak, termasuk halnya dalam bidang ilmu politik dan tata negara, jumlahnya tidak sedikit. Karya-karya tersebut kebanyakan masih berupa naskah tua tulis tangan atau manuskrip, atau juga cetak tua (al-mathbu’ah al-qadimah). Harus hadir generasi muda Muslim Nusantara yang memiliki kepedulian dan konsen untuk merawat dan merevitalisasi karya-karya penting tersebut.
Di Indonesia, salah satu institusi pendidikan tinggi yang memiliki perhatian serius terhadap karya-karya ulama Nusantara adalah Fakultas Islam Nusantara (FIN) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta. [DR]
