JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
JAS HIJAU – JATMAN dan JATMA Aswaja—dua nama yang tumbuh dari tanah cinta, disiram oleh zikir, dan berakar pada jejak para kekasih Allah. Yang satu
JAS HIJAU – Angin pagi itu tak seperti biasa. Langit mendung, tapi bukan mendung hujan—melainkan mendung dari dalam dada. Kabar itu menyebar pelan, seperti desir
JAS HIJAU – Bulan lalu saat saya menghadiri acara haul di Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Sidoarjo asuhan Romo Kiai Agoes Ali Masyhuri, saya memdadak diminta
JAS HIJAU – Saya selalu menghindar membahas kontroversi soal nasab Ba’alawi. Begitu juga ketika ada pertanyaan tentang si A dan si B yang tidak jelas
JAS HIJAU – Memahami relasi Islam dan budaya membutuhkan pemahaman mengenai kaidah keislaman: mana yang inti agama dan mana yang merupakan teknis pelaksanaan agama. Dengan
JAS HIJAU – Wafatnya Prof. K.H. Ali Yafie mengiris-iris batin kita. Beliau lahir pada tahun NU berdiri (1926) dan saat NU merayakan 1 abad, beliau
JAS HIJAU – Kasihan, sungguh kasihan dengan mereka para penempuh jalan keilmuan. Menulis disertasi dengan serius dan sungguh-sungguh agar mendapat gelar doktor. Setelah itu mengajar
JAS HIJAU – Tafsir Khittah NU 1926, khususnya soal relasi NU dan politik, telah bergeser. Dan pergeseran ini menimbulkan gesekan. Kalau dulu tafsirnya itu PBNU
