JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
JAS HIJAU – Banyak anggota Banser yang dalam DNA-nya mengalir genetika pengawal ulama. Artinya, jika ditelusuri, leluhur mereka ini dulunya anggota Laskar Diponegoro yang berdiaspora
JAS HIJAU – Secara resmi Muslimat NU atau yang dulu disebut Nahdlatul Ulama Muslimat memang baru lahir pada 29 Maret 1946, berbarengan dengan Muktamar ke-16
JAS HIJAU – “Salah satu yang masih saya ingat adalah ketika saya menemani beliau bertamu ke sebuah rumah di Jalan Imam Bonjol, Menteng, dan ibu
JAS HIJAU – Saat nyantri di Denanyar selama Ramadan 2001, dan menempati kamar Ibnu Sina di Asrama Sunan Ampel Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif, saya menyaksikan
JAS HIJAU – Saya orang Jawa, namun dalam pemaknaan ke-Islam-an dan ke-Jawa-an, saya tidak ikut pemahaman Sobat Rahayu yang menihilkan peranan Islam dalam peradaban Jawa
JAS HIJAU – Gus Baha pernah beberapa kali bilang kalau kalah dengan orang awam. Ceritanya: Saya ini punya tetangga temperamental. Kalau bertengkar pasti bawa parang.
JAS HIJAU – Tersebutlah nama Raden Ajeng Kartini, anak Bupati Jepara. Gadis ini selalu berminat menyimak pengajian tafsir yang disampaikan K.H. Muhammad Soleh bin Umar
JAS HIJAU – Habib Ali Jindan bin Abdul Aziz bin Jindan, habib muda itu, dalam ceramahnya bilang: “Ada namanya Kapiten Patimura. Ini adalah sosok kiai
