JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Biografi K.H. Ahmad Rukyat Kauman Kaliwungu
Home » Biografi K.H. Ahmad Rukyat Kauman Kaliwungu

JAS HIJAU – K.H. Ahmad Rukyat lahir sekitar tahun 1305 H/1885 M di dukuh Pungkuran, Kutoharjo, Kaliwungu. Ayahnya, Abdullah bin Musa, merupakan saudara dari K.H. Irfan bin Musa, pendiri Pondok Pesantren APIK Kauman, Kaliwungu, Kendal. Ibunya bernama Sujatmi. Sejak kecil, K.H. Ahmad Rukyat sudah menunjukkan ketekunan dalam menuntut ilmu agama
K.H. Ahmad Rukyat adalah sosok ulama di Kaliwungu yang sangat terkenal tawadhu’ dan zuhud. Walaupun hidup sederhana, namun dirinya dikenal masyarakat sebagai kiai yang loman (dermawan). Pada tahun 1932, K.H. Ahmad Rukyat diamanahi mengasuh Pondok Pesantren APIK Kauman, Kaliwungu, karena pesantren tersebut ditinggal wafat oleh pengasuhnya yang masih merupakan paman beliau sendiri, yaitu K.H. Irfan bin Musa.
Pada masa kepemimpinan K.H. Ahmad Rukyat inilah, Pondok Pesantren APIK bertambah pesat dan maju. Di masa-masa perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah, di tengah bertambahnya santri yang belajar, rumah pendiri pesantren dijadikan sebagai Posko Palang Merah.
Di antara ribuan santri K.H. Ahmad Rukyat yang menjadi ulama dan tokoh masyarakat adalah: K.H. Abuya Dimyati (Mbah Dim) Pandeglang, Banten; K.H. A. Shohibulwafa TA (Abah Anom) Suryalaya, Tasikmalaya; K.H. Asror Ridwan (Mbah Asror) Kaliwungu, Kendal; K.H. Dimyati Rois (Mbah Dim) Kaliwungu, Kendal dan masih banyak lagi santri-santri K.H. Ahmad Rukyat yang menjadi ulama besar pada saat dirinya mengasuh Pondok Pesantren APIK Kaliwungu.
Pada masa kepemimpinan K.H. Ahmad Rukyat inilah nama Pondok Pesantren Salafi al-Kaumani berubah menjadi Asrama Pelajar Islam Kauman (APIK) Kaliwungu. Perubahan nama tersebut didasarkan pada situasi saat itu, di mana pergolakan politik negara dengan munculnya organisasi-organisasi massa seperti Masyumi, Nahdlatul Ulama dan organisasi kepemudaan lain.
Setelah wafatnya K.H. Ahmad Rukyat (1968), pondok pesantren yang semula dalam pengajarannya hanya menggunakan metode sorogan dan bandongan, akhirnya ditambah dengan metode klasikal. Selain itu, K.H. Ahmad Rukyat juga pernah menjadi salah satu mursyid Thariqah di wilayah kabupaten Kendal.
Karamah K.H. Ahmad Rukyat
K.H. Ahmad Rukyat pernah dikunjungi Nabi Khidir as dan konon katanya, salah satu gurunya adalah Nabi Khidir as itu sendiri. Ada juga cerita yang sumbernya dari santri K.H. Ahmad Rukyat, bahwa suatu ketika si santri secara tidak sengaja melihat ia memasak air dengan memakai blarak (daun kalapa) yang masih basah tanpa percikan api sedikit pun. Maka, tidak mengherankan bila banyak masyarakat yang mengatakan bahwa K.H. Ahmad Rukyat termasuk salah satu kekasih Allah. Masih banyak lagi cerita-cerita tentang karamah beliau yang lain.
Baca juga: Biografi K.H. Dimyati Rois, Pendiri Pondok Pesantren Al-Fadlu Wal Fadlilah Kaliwungu, Kendal
K.H. Ahmad Rukyat wafat pada hari Jumat (selepas salat Maghrib), tanggal 9 Rabiul Akhir 1388 H atau bertepatan dengan tanggal 4 Juli 1968 M. Ribuan orang mengantarkan kepergiannya ke tempat peristirahatan terakhir. K.H. Ahmad Rukyat dimakamkan di Jabal Nur, desa Protomulyo.
Semoga Allah swt menerima amal dan jasanya pada para santri khususnya dan masyarakat Kaliwungu dan sekitarnya pada umumnya serta Allah senantiasa menempatkannya di tempat yang mulia, yakni di sisiNya, amin. Teruntuk K.H. Ahmad Rukyat, lahu al-Fatihah. [DR]

2 Comments
[…] pendidikannya dengan belajar di Pondok Pesantren APIK Kauman, Kaliwungu, Kendal yang diasuh oleh K.H. Ahmad Rukyat. Mbah Dim nyantri di Pondok Pesantren APIK selama kurang lebih 14-15 […]
[…] Baca juga: Biografi K.H. Ahmad Rukyat, Pengasuh Pondok Pesantren APIK Kauman, Kaliwungu, Kendal […]