JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Biografi K.H. M. A. Sahal Mahfudz, Ulama Intelektual dari Bumi Mina Tani
Home » Biografi K.H. M. A. Sahal Mahfudz, Ulama Intelektual dari Bumi Mina Tani

JAS HIJAU – K.H. M. A. Sahal Mahfudz lahir di Desa Kajen, Margoyoso Pati pada tanggal 17 Desember 1937 Masehi. Beliau adalah anak ketiga dari enam bersaudara yang merupakan ulama kontemporer Indonesia yang disegani karena kehati-hatiannya dalam bersikap dan kedalaman ilmunya dalam memberikan fatwa terhadap masyarakat baik dalam ruang lingkup lokal (masyarakat dan pesantren yang dipimpinnya) dan ruang lingkup nasional.
Sebelum orang mengenal K.H. M. A. Sahal Mahfudz, orang akan mengenalnya sebagai sosok yang biasa-biasa saja. Dengan penampilan yang sederhana orang mengira, beliau sebagai orang biasa yang tidak punya pengetahuan apa pun. Namun ternyata pengetahuan dan kepakaran beliau sudah diakui.
K.H. Sahal Mahfudz lahir dari pasangan Kiai Mahfudz bin Abd. Salam al- Hafidz (w 1944 M) dan Hj. Badi’ah (w. 1945 M) yang sedari lahir hidup di pesantren, dibesarkan dalam lingkungan pesantren, belajar hingga ladang pengabdiannya pun ada di pesantren. Saudara K.H. Sahal Mahfudz yang berjumlah lima orang yaitu:
- M. Hasyim
- Hj. Muzayyanah (isteri K.H. Mansyur, pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Lasem)
- Salamah (isteri K.H. Mawardi, pengasuh Pondok Pesantren Bugel, Jepara, kakak isteri K.H. Abdullah Salam )
- Hj. Fadhilah (isteri K.H. Rodhi Sholeh Jakarta)
- Hj. Khodijah (isteri K.H. Maddah, pengasuh Pondok Pesantren Assuniyah Jember yang juga cucu K.H. Nawawi, adik kandung K.H. Abdussalam, kakek K.H. Sahal).
Pada tahun 1968/69 K.H. Sahal Mahfudz menikah dengan Nyai Hj. Nafisah binti K.H. Abdul Fatah Hasyim, pengasuh Pondok Pesantren Fathimiyah Tambakberas, Jombang dan berputera (angkat) Abdul Ghofar Rozin yang sekarang sudah menggantikan kepemimpinan K.H. Sahal Mahfudz.
Minat baca K.H. Sahal Mahfudz sangat tinggi dan bacaannya cukup banyak terbukti beliau punya koleksi 1.800-an buku di rumahnya. Meskipun K.H. Sahal Mahfudz orang pesantren bacaannya cukup beragam, di antaranya tentang psikologi, bahkan novel detektif walaupun bacaan yang menjadi favoritnya adalah buku tentang agama. Beliau membaca dalam artian konteks kejadian.
Tidak heran kalau K.H. Sahal Mahfudz—meminjam istilah Gus Dur—lalu ‘menjadi jago’ sejak usia muda. Belum lagi genap berusia 40 tahun, dirinya telah menunjukkan kemampuan ampuh itu dalam forum-forum fikih. Terbukti pada berbagai sidang Bahtsul Masail tiga bulanan yang diadakan Syuriah NU Jawa Tengah, beliau sudah aktif di dalamnya.
K.H. Sahal Mahfudz adalah pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda Putera sejak tahun 1963. Pesantren ini didirikan oleh ayahnya, K.H. Mahfudz Salam, tahun 1910. Sebagai pengasuh pesantren, beliau dikenal sebagai pendobrak pemikiran tradisional di kalangan NU yang mayoritas berasal dari kalangan akar rumput. Sikap demokratisnya menonjol dan dia mendorong kemandirian dengan memajukan kehidupan masyarakat di sekitar pesantrennya melalui pengembangan pendidikan, ekonomi dan kesehatan.
Pendidikan dan Guru-guru K.H. Sahal Mahfudz
Untuk urusan pendidikan, yang paling berperan dalam kehidupan K.H. Sahal Mahfudz adalah K.H. Abdullah Salam yang mendidiknya akan pentingnya ilmu dan tingginya cita-cita. K.H. Abdullah Salam tidak pernah mendikte seseorang. K.H. Sahal Mahfudz diberi kebebasan dalam menuntut ilmu di mana pun. Tujuannya agar K.H. Sahal Mahfudz bertanggung jawab pada pilihannya. Dalam menuntut ilmu, beliau menentukan adanya target, hal inilah yang menjadi kunci kesuksesan beliau dalam belajar.
Memulai pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah (1943-1949), Madrasah Tsanawiyah (1950-1953) dan Perguruan Islam Mathaliul Falah, Kajen, Pati. Setelah beberapa tahun belajar di lingkungannya sendiri, K.H. Sahal Mahfudz muda nyantri ke Pondok Pesantren Bendo di bawah asuhan Kiai Muhajir, Selanjutnya tahun 1957-1960 ia belajar di Pondok Pesantren Sarang di bawah bimbingan Kiai Zubair. Pada pertengahan tahun 1960-an, beliau belajar ke Makkah di bawah bimbingan langsung Syekh Yasin al-Fadani. Sementara itu, pendidikan umumnya hanya diperoleh dari kursus ilmu umum di Kajen (1951-1953).
Di Bendo, K.H. Sahal Mahfudz mendalami keilmuan tasawuf dan fikih termasuk kitab yang dikajinya adalah Ihya Ulumuddin, Mahalli, Fath al-Wahab, Fath al-Mu’in, Bajuri, Taqrib, Sulamut Taufiq, Sullam Safinah, Sullamul Munajat dan kitab-kitab kecil lainnya. Di samping itu juga aktif mengadakan halaqah- halaqah kecil-kecilan dengan teman-teman senior. Sedangkan di Pondok Pesantren Sarang, ia mengaji kepada Kiai Zubair.
K.H. Sahal Mahfudz rampung menulis syarah kitab Ghayatul Wushul pada 15 Ramadan 1380 H (3 Maret 1961). Artinya, kitab yang kelak berjudul Thariqat al-Hushul ala Ghayatil Wushul setebal 600 halaman itu diselesaikan saat ia berusia 24 tahun, kala masih nyantri di Sarang, Rembang.
Kitab ini berisi ta’liqat (penjelas) atas Ghayatul Wushul yang merupakan syarah (penjelasan) atas Lubbul Ushul. Kitab Lubbul Ushul masuk kategori ushul fiqh dan dikenal sebagai kitab yang sulit dipahami para santri karena kalimatnya sangat padat dan mengandung makna yang dalam.
Proses penulisan kitab Thariqatul Husul bermula ketika K.H. Sahal Mahfudz muda tengah berguru kepada Kiai Zubair di Pondok Pesantren Sarang, Rembang. Salah satu kitab yang didiskusikan adalah Ghoyatul Wushul karya Syekh Zakariya al-Anshari ulama Syafi’iyah abad 9 Hijriah.
Diskusi berlangsung secara intensif. Kiai Zubair juga senang membuat pancingan. Terjadilah perbincangan dan K.H. Sahal Mahfudz pun rajin membuat catatan (ta’liqat) dalam bahasa Arab.
Kepada Kiai Ahmad, beliau mengaji tentang Hikam. Kitab yang dipelajari waktu di Sarang antara lain, Jam’ul Jawami dan Uqudul Juman, Tafsir Baidlowi tidak sampai khatam, Lubbabun Nuqul sampai khatam, Manhaju Dzawin Nazhar karangan Syekh Mahfudz at-Tarmasi dan lain-lain.
Tugas dan Jabatan
K.H. Sahal Mahfudz bukan saja seorang ulama yang senantiasa ditunggu fatwanya, atau seorang kiai yang dikelilingi ribuan santri, melainkan juga seorang pemikir yang menulis ratusan risalah (makalah) berbahasa Arab dan Indonesia, dan juga aktivis LSM yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap problem masyarakat kecil di sekelilingnya. Penghargaan yang diterima beliau terkait dengan masyarakat kecil adalah penganugerahan gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dalam bidang pengembangan ilmu fikih serta pengembangan pesantren dan masyarakat pada 18 Juni 2003 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peran dalam organisasi pun sangat signifikan, terbukti beliau dua periode menjabat Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (1999-2009) dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa bakti 2000-2010. Pada Musyawarah Nasional (Munas) MUI VII (28/7/2005), beliau terpilih kembali untuk periode kedua menjabat Ketua Umum MUI masa bakti 2005-2010.
Pada Muktamar NU di Donohudan, Boyolali, beliau pun dipilih untuk periode kedua 2004-2009 menjadi Rais Aam PBNU. Pada 26 November 1999, untuk pertama kalinya dia dipercaya menjadi Rais Aam PBNU, mengetuai lembaga yang menentukan arah dan kebijaksanaan organisasi kemasyarakatan yang beranggotakan lebih 30-an juta orang itu. K.H. Sahal Mahfudz yang sebelumnya selama 10 tahun memimpin MUI Provinsi Jawa Tengah, juga didaulat menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI pada Juni 2000 sampai tahun 2005.
Sedangkan pekerjaan yang pernah beliau lakukan, adalah guru di Pondok Pesantren Sarang, Rembang (1958-1961), Dosen kuliah takhassus fikih di Kajen (1966-1970), Dosen di Fakultas Tarbiyah UNCOK, Pati (1974-1976), Dosen di Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang (1982-1985), Rektor Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara (1989-sekarang), Kolumnis tetap di Majalah AULA (1988-1990), Kolumnis tetap di Harian Suara Merdeka, Semarang (1991), Rais Aam PBNU (1999-2004), Ketua Umum MUI (2000-2005), Ketua Dewan Syari’ah Nasional (2000-2005), dan sebagai Ketua Dewan Pengawas Syari’ah pada Asuransi Jiwa Bersama Putra (2002).
Sosok seperti K.H. Sahal Mahfudz ini kiranya layak menjadi teladan bagi semua orang. Sebagai pengakuan atas ketokohannya, beliau telah banyak mendapatkan penghargaan, di antaranya Tokoh Perdamaian Dunia (1984), Manggala Kencana Kelas I (1985-1986), Bintang Maha Putra Utarna (2000) dan Tokoh Pemersatu Bangsa (2002).
Sepak terjang K.H. Sahal Mahfudz tidak hanya lingkup dalam negeri saja. Pengalaman yang telah didapatkan dari luar negeri adalah, dalam rangka studi komparatif pengembangan masyarakat ke Filipina tahun 1983 atas sponsor USAID, studi komparatif pengembangan masyarakat ke Korea Selatan tahun 1983 atas sponsor USAID, mengunjungi pusat Islam di Jepang tahun 1983, studi komparatif pengembangan masyarakat ke Srilanka tahun 1984, studi komparatif pengembangan masyarakat ke Malaysia tahun 1984, delegasi NU berkunjung ke Arab Saudi atas sponsor Dar al-Ifta’ Riyadh tahun 1987, dialog ke Kairo atas sponsor BKKBN Pusat tahun 1992, berkunjung ke Malaysia dan Thailand untuk kepentingan Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (BPPN) tahun 1997.
Karya-karya K.H. Sahal Mahfudz
K.H. Sahal Mahfudz adalah seorang pakar fikih (hukum Islam), yang sejak menjadi santri seolah sudah terprogram untuk menguasai spesifikasi ilmu tertentu yaitu dalam bidang ilmu ushul fiqh, bahasa Arab dan ilmu kemasyarakatan. Namun beliau juga mampu memberikan solusi permasalahan umat yang tak hanya terkait dengan tiga bidang tersebut, contohnya dalam bidang kesehatan dan beliau menemukan suatu bagian tersendiri dalam fikih.
Dalam bidang Kesehatan, beliau mendapat penghargaan dari WHO dengan gagasannya mendirikan taman gizi yang digerakkan para santri untuk menangani anak-anak balita (hampir seperti Posyandu). Selain itu juga mendirikan balai kesehatan yang sekarang berkembang menjadi Rumah Sakit Islam.
Baca juga: K.H. Aniq Muhammadun, Pakar Nahwu yang Tersembunyi
Berbicara tentang karya beliau, pada bagian fikih beliau menulis seperti al-Tsamarah al-Hajainiyah yang membicarakan masalah fuqaha, al-Barokatu al- Jumu’ah ini berbicara tentang gramatika Arab. Sedangkan karya K.H. Sahal Mahfudz yang berbentuk tulisan lainnya adalah:
- Thariqatal-Hushul ila Ghayahal-Ushul (Surabaya: Diantarna, 2000).
- Pesantren Mencari Makna (Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999).
- Al-Bayan al-Mulamma’ ‘an Alfdz al-Lumd (Semarang: Thoha Putra, 1999).
- Telaah Fikih Sosial, Dialog dengan K.H. M. A. Sahal Mahfudz (Semarang: Suara Merdeka, 1997).
- Nuansa Fiqh Sosial (Yogyakarta: LKiS, 1994).
- Ensiklopedi Ijma’, terjemahan bersama K.H. Mustofa Bisri dari kitab Mausu’ah al-Ijma’ (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987).
- Al-Tsamarah al-Hajainiyah (Nurussalam, t.t).
- Luma’ al-Hikmah ila Musalsalat al-Muhimmat (Diktat Pesantren Maslakul Huda, Pati).
- Al-Faraid al-Ajibah, 1959 (Diktat Pesantren Maslakul Huda, Pati).
Risalah dan Makalah (tidak diterbitkan):
- Tipologi Sumber Daya Manusia Jepara dalam Menghadapi AFTA 2003 (Workshop KKNINISNU Jepara, 29 Pebruari 2003).
- Strategi dan Pengembangan SDM bagi Institusi Non-Pemerintah (Lokakarya Lakpesdam NU, Bogor, 18 April 2000).
- Mengubah Pemahaman atas Masyarakat: Meletakkan Paradigma Kebangsaan dalam Perspektif Sosial (Silarurahmi Pemda II Ulama dan Tokoh Masyarakat Purwodadi, 18 Maret 2000).
- Pokok-Pokok Pikiran tentang Militer dan Agama (Halaqah Nasional PB NU dan P3M, Malang, 18 April 2000).
- Prospek Sarjana Muslim Abad XXI (Stadium General STAI al-Falah Assuniyah, Jember, 12 September 1998).
- Keluarga Maslahah dan Kehidupan Modern (Seminar Sehari LKKNU, Evaluasi Kemitraan NU-BKKBN, Jakarta, 3 Juni 1998).
- Pendidikan Agama dan Pengaruhnya terhadap Penghayatan dan Pengamalan Budi Pekerti (Sarasehan Peningkatan Moral Warga Negara Berdasarkan Pancasila BP7 Propinsi Jawa Tengah, 19 Juni 1997).
- Metode Pembinaan Aliran Sempalan dalam Islam (Semarang, 11 Desember 1996).
- Perpustakaan dan Peningkatan SDM Menurut Visi Islam (Seminar LP Ma’arif, Jepara, 14 Juli 1996).
- Arah Pengembangan Ekonomi dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Umat (Seminar Sehari, Jember, 27 Desember 1995).
- Pendidikan Pesantren sebagai Suatu Alternatif Pendidikan Nasional (Seminar Nasional tentang Peranan Lembaga Pendidikan Islam dalam Peningkatan Kualitas SDM Pasca 50 tahun Indonesia Merdeka, Surabaya, 2 Juli 1995).
- Peningkatan Penyelenggaraan Ibadah Haji yang Berkualitas (disampaikan dalam Diskusi Panel, Semarang, 27 Juni 1995).
- Pandangan Islam terhadap Wajib Belajar (Penataran Sosialisasi Wajib belajar 9 Tahun, Semarang 10 Oktober 1994).
- Perspektif dan Prospek Madrasah Diniyah (Surabaya, 16 Mei 1994).
- Fiqh Sosial sebagai Alternatif Pemahaman Beragama Masyarakat (disampaikan dalam kuliah umum IKAHA, Jombang, 28 Desember 1994).
- Reorientasi Pemahaman Fiqh, Menyikapi Pergeseran Perilaku Masyarakat (disampaikan pada Diskusi Dosen Institut Hasyim Asy’ari, Jombang, 27 Desember 1994).
- Sebuah Releksi tentang Pesantren (Pati, 21 Agustus 1993).
- Posisi Umat Islam Indonesia dalam Era Demokratisasi dari Sudut Kajian Politis (Forum Silaturahmi PP Jateng, Semarang, 5 September 1992).
- Kepemimpinan Politik yang Berkeadilan dalam Islam (Halaqah Fiqh Imaniyah, Yogyakarta, 3-5 Nopember 1992).
- Peran Ulama dan Pesantren dalam Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan Umat (Sarasehan Opening RSU Sultan Agung, Semarang, 26 Agustus 1992).
- Pandangan Islam Terhadap AIDS (Seminar, Surabaya, 1 Desember 1992).
- Kata Pengantar dalam buku Quo Vadis NU karya Kacung Marijan (Pati, 13 Februari 1992).
- Peranan Agama dalam Pembinaan Gizi dan Kesehatan Keluarga, Pandangan dari Segi Posisi Tokoh Agama, Muallim, dan Pranata Agama (Muzakarah Nasional, Bogor, 2 Desember 1991).
- Mempersiapkan Generasi Muda Islam Potensial (Siaran Mimbar Agama Islam TVRI, Jakarta, 24 Oktober 1991).
- Moral dan Etika dalam Pembangunan (Seminar Kodam IV, Semarang, 18-19 September 1991).
- Pluralitas Gerakan Islam dan Tantangan Indonesia Masa Depan, Perpsketif Sosial Ekonomi (Seminar di Yogyakarta, 10 Maret 1991).
- Islam dan Politik (Seminar, Kendal, 4 Maret 1989).
- Filosofi dan Strategi Pengembangan Masyarakat di Lingkungan NU (disampaikan dalam Temu Wicara LSM, Kudus, 10 September 1989).
- Disiplin dan Ketahanan Nasional, Sebuah Tinjauan dari Ajaran Islam (Forum MUIII, Kendal, 8 Oktober 1988).
- Relevansi Ulumuddiyanah di Pesantren dan Tantangan Masyarakat (Mudzakarah, P3M, Mranggen, 19-21 September 1988).
- Prospek Pesantren dalam Pengembangan Science (Refreshing Course KPM, Tambak Beras, Jombang, 19 Januari 1988).
- Ajaran Aswaja dan Kaitannya dengan Sistem Masyarakat (LKL GP Anshor dan Fatayat, Jepara, 12-17 Februari 1988).
- AIDS dan Prostisusi dari Dimensi Agama Islam (Seminar AIDS dan Prostitusi YAASKI, Yogyakarta, 21 Juni 1987).
- Sumbangan Wawasan tentang Madrasah dan Ma’arif (Raker LP Ma’arif, Pati, 21 Desember 1986).
- Program KB dan Ulama (Pati, 27 Oktober 1986).
- Hismawati dan Taman Gizi (Sarasehan gizi antar santriwati).
- Administrasi Pembukuan Keuangan Menurut Pandangan Islam (Latihan Administrasi Pembukuan dan Keuangan bagi TPM, Pan, 8 April 1986).
- Pendekatan Pola Pesantren sebagai Salah Satu Alternatif membudayakan NKKBS (Rapat Konsultasi Nasional Bidang, KB, Jakarta, 23-27 Januari 1984).
- Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan di Pesantren, (Lokakarya Pendidikan Kependudukan di Pesantren, Jakarta, 6-8 Januari 1983).
- Tanggapan atas Pokok-Pokok Pikiran Pembaharuan Pendidikan Nasional (27 November 1979).
- Peningkatan Sosial Amaliah Islam (Pekan Orientasi Ulama Khotib, Pati, 21-23 Pebruari 1977).
- Intifah al-Wajadain (Risalah tidak diterbitkan).
- Wasmah al-Sibydn ild I’tiqdd ma’ da al-Rahman (Risalah tidak diterbitkan).
- I’dnah al-Ashhdb, 1961 (Risalah tidak diterbitkan).
- Faid al-Hija syarah Nail al-Raja dan Nazhdm Safinah al-Naja, 1961 (Risalah tidak diterbitkan).
- Al-Tarjamah al-Munbalijah ‘an Qasiidah al-Munfarijah, (Risalah tidak diterbitkan)
K.H. Sahal Mahfudz wafat di Pati, Jawa Tengah, 24 Januari 2014 pada umur 76 tahun. Teruntuk K.H. Sahal Mahfudz, lahu al-Fatihah. [DR]

One comment
[…] Baca juga: Biografi K.H. M. A. Sahal Mahfudz, Ulama Intelektual dari Bumi Mina Tani […]