JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Dianggap Nyeleneh dan Ngawur, Ini 9 Ucapan Gus Dur yang Jadi Kenyataan
Home » Dianggap Nyeleneh dan Ngawur, Ini 9 Ucapan Gus Dur yang Jadi Kenyataan

JAS HIJAU – Lebih dari satu dekade sudah, Gus Dur berpulang. Namun, namanya masih kerap diperbincangkan oleh banyak orang. Selain humor-humornya yang mampu membuat orang tertawa terpingkal-pingkal, berbagai ucapan-ucapan mantan presiden Indonesia keempat ini pun kemudian banyak yang menjadi kenyataan.
Bahkan, Nur Cholis Majid (Cak Nur) pernah mengeluarkan candaan; hal misterius dan hanya Tuhan yang tahu, selain jodoh, maut dan rezeki, adalah Gus Dur.
Gus Dur memang sosok misterius, hingga ucapan, sikap dan tindakannya kerap disalahpahami. Bahkan, tak sedikit yang menggagapnya nyeleneh, tidak masuk akal, ngawur dan gila.
Kenyataannya memang demikian, ucapan-ucapan Gus Dur pun menjadi kenyataan. Entah itu karena kebetulan atu memang Gus Dur yang jauh ke depan melampaui zaman sehingga beliau mampu membaca masa depan.
Aneh bin ajaib memang, karea kejadiannya tidak hanya sekali tapi berulang-ulang kali. Mulai dari menjadi presiden, prediksi bola hingga kematiannya sendiri.
Lalu apa saja ucapan Gus Dur yang jadi kenyataan tersebut? Nah, berikut kami rangkumkan 9 ucapan Gus Dur yang jadi kenyataan.
- Menjadi Presiden
Ucapan Gus Dur ini merupakan potongan cerita dari Luhut Binsar Panjaitan. Saat hendak berangkat menjadi duta besar, tiba-tiba Gus Dur berkata agar Luhut tidak perlu menjadi duta besar karena sebentar lagi Gus Dur jadi presiden. Lalu, Gus Dur berkata: “Ini kiai saya ada sembilan dan ada dari Lampung. Saya dapat bisikan kalau saya jadi presiden.”
Luhut acuh dengan ucapan Gus Dur dan tetap terbang menjadi duta besar. Akhirnya Luhut pun kaget setelah nama Gus Dur ada di calon kandidat presdien pada pmilu 1999 dan terpilih menjadi presiden Indoensia ke-4.
- Kiai Said Menjadi Ketua PBNU
Kala itu, Gus Dur meminta Kiai Said menyediakan air putih dan roti tawar untuk sarapan. Setelah itu Gus Dur meminta Kiai Said untuk membacakan kitab Ihya’ Ulumuddin. Baru saja dapat dua paragraf, Gus Dur sudah tertidur pulas.
Barulah setelah lima menit kemudian terbangun dan berkata kepada Kiai Said: “Sampean akan jadi Ketua PBNU di atas usia 56 tahun.”
Ucapan Gus Dur itu pun jadi kenyataan, Kiai Said terpilih sebagai Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU ke-32 di Makassar pada usia 56 tahun.
- Lengsernya Soeharto
Pada satu ceramahnya, K.H. Bukhori Masruri pernah menyampaikan bahwa Gus dur pernah menceritakan bahwa Soeharto akan mundur dari kursi orang nomor satu di Indonesia.
Pada saat itu, 11 bulan sebelum lengsernya Soerhato, K.H. Bukhori Masruri, Gus Dur, Mustofa Zuha dan Toha yang merupakan pengurus NU Jogja membicarakan berbagai persoalan.
Tetapi, Gus Dur tiba-tiba memotong pembicaraan dan berkata: “Sudah, tak usah bicara ini, sebentar lagi Pak Harto jatuh.”
Kiai Bukhori kala itu tak percaya karena kekuatan Soeharto sangat besar dalam memimpin negara ini; mulai dari kekuatan militer, politik, dan ekonomi. Tapi kenyataannya memang demikian, 11 bulan kemudian Soeharto benar-benar lengser dari kursi kepresidenannya.
- Jokowi Jadi Presiden
Kalau yang ini sudah dibuktikan sekarang. Kejadian terjadi tanggal 8 Agustus 2006 kala Gus Dur mampir rumah dinas Walikota Solo, Jokowi yang baru saja menjabat selama 6 bulan.
Pada kesempatan tersebut, Gus Dur berkata: “Siapa pun yang dikendaki rakyat, termasuk Pak Jokowi ini, kalau dia jadi walikota yang bagus, kelak juga bisa jadi presiden.”
Menanggapi ucapan Gus Dur itu, Jokowi hanya senyum-senyum kala itu. Dan terbukti kan Jokowi jadi presiden, bahkan sekarang sedang menjalani periode keduanya.
- Lengsernya dari Presiden
Dalam sebuah wawancara bersama Kick Andy, kala ditanya siapa yang harus bertanggung jawab atas pelengserannya dari presiden, Gus Dur pun mengatakan bahwa besok-besok akan terbukti oleh bangsa ini sendiri. Saat itu, Gus Dur menyebut dua nama; Megawati dan Amien Rais.
Dan kenyataannya, Virdika Rizky Utama dalam bukunya Menjerat Gus Dur menjawab semuanya. Nama-nama yang melengserkan Gus Dur pun terungkap kepada publik. Dan benar yang disampaikan Gus Dur, kelak sejarah yang akan membuktikan.
- Ajudannya Menjadi Kapolri
Pada Haul Gus Dur ke-4 di Ciganjur, Pak Sutarman menyampaikan bahwa Gus Dur pernah mengatakan padanya saat dirinya menjadi ajudan. “Nanti Pak Tarman akan jadi Kapolda Metro, setelah itu Pak Tarman akan menjadi Kapolri.”
Mendengar ucapan Gus Dur itu Pak Tarman pun tertawa, bahkan dirinya berkata bahwa bermimpi menjadi Kapolri saja dia tidak pernah. Lalu tepat pada 23 Oktober 2013, Pak Sutarman pun resmi dilantik menjadi Kapolri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
- Ahok Jadi Gubernur
Kedekatan Ahok dengan Gus Dur membuatnya pernah diramal juga. Pada waktu itu Ahok sedang mencalonkan diri sebagai Gubernur Bangka Belitung, tapi Ahok kalah dalam pemilihan tersebut.
Kala itu Gus Dur memberi semangat saat Ahok kalah di Bangka Belitung, namun Ahok menyangkalnya: “Udahlah Gus, tidak usah gugat-gugat lah. Orang Cina tidak bisa jadi Gubernur, Gus.”
Gus Dur pun menjawabnya dengan penuh percaya diri, katanya, jangankan jadi gubernur, jadi presiden saja bisa. Akhirnya, Ahok menduduki Gubernur Jakarta kala Pak Jokowi terpilih sebagai Presiden.
- Skor Piala Dunia
Saat muda, Gus Dur memang mencintai permainan si kulit bundar. Gus Dur beberapa kali menulis di Majalah Tempo dan Kompas tentang analisisnya terhadap beberapa pertandingan sepak bola.
Nah, Gus Dur pernah memprediksi skor pertandingan sepak bola antara Brazil dan Skotlandia pada ajang Piala Dunia 1998 dan Gus Dur mengatakan skor akan berakhir 2-1 untuk kemenangan Brazil.
Alhasil, prediksi Gus Dur sangat tepat. Dan kemudian Gus Dur pun menajdi langganan wartawan untuk dimintai analis dan prediksinya saat berlangsung pertandingan bola.
- Kematiannya Sendiri
Terkait kematiannya sendiri Gus Dur pernah berpamitan kepada Profesor Suhardi, yang merupakan Guru Besar UGM yang pernah menjadi Dirjen di Departemen Kehutanan pada era Gus Dur.
Di ruang ICU, beberapa hari sebelum wafat, Gus Dur berkata: “Pak Hardi, saya titip bangsa ini. Tolong ikut dikawal Pansus Century di DPR. Besok Kamis saya akan pulang ke Tebuireng dengan diantar banyak orang. Saya sudah dtunggu oleh ayah saya di sana.”
Putri sulungnya, Allisa Wahid pernah diminta untuk cuci darah dulu di Jakarta baru setelah itu beranjak ke Tebuireng.
Gus Dur tidak mau, beliau mengatakan bahwa dirinya sudah dipanggil Mbah Hasyim Asy’ari dan hari itu juga Gus Dur bertolak ke Jombang.
Setelah ziarah di makam ayah dan kakeknya lalu beliau berpesan kepada salah satu sepupunya: “Dek, minggu depan saya ke sini. Tolong Anda doakan, ya.”
Seminggu kemudian, Gus Dur pun benar-benar diantarkan ke Tebuireng untuk dimakamkan. [DR]
