Fatwa Ahad, Membaca Kembali Nasihat-nasihat Gus Mus di Akhir Pekan [Bagian 1]

Fatwa Ahad, Membaca Kembali Nasihat-nasihat Gus Mus di Hari Libur [Bagian 1]

JAS HIJAU – Tulisan ini coba merangkum cuitan K.H. A. Mustofa Bisri yang beliau unggah rutin setiap hari Ahad. Seperti kita ketahui semua, selain Twit Jumat, kiai yang karib disapa Gus Mus itu dulu rutin membagikan nasihat-nasihatnya yang beliau namai Fatwa Ahad.

Kami mencoba merangkumnya kembali di sini agar nasihat-nasihat Gus Mus masih bisa kita baca. Apalagi sekarang Gus Mus sudah jarang—hampir tidak pernah lagi—membagikan cuitannya di Twitter tentang Fatwa Ahad.

Semoga dengan rangkuman ini, beliau berkenan kembali membagikan nasihat-nasihatnya di akhir pekan. Bagaimana pun juga, kita semua membutuhkan nasihat-nasihat dari sosok seperti beliau.

Nah, berikut kami rangkumkan Fatwa Ahad Gus Mus yang beliau cuitkan pada tahun 2014. Jika ada yang kelewatan mohon dimaklumi, karena keterbatasan kami memang dalam menelusuri cuitan-cuitan lama beliau.

  • Jangan lawan dengan melampiaskannya. Kata Al-Busyeiri, nafsu itu seperti bayi; harus disapih. Jika tidak, sampai gede suka nyusu. [27/04]
  • Persaingan untuk mendapatkan kemuliaan, seharusnya dengan beradu kemuliaan. [11/05]
  • Penyanjungmu suatu saat bisa saja menjadi pemakimu. Demikian sebaliknya. Maka jangan berlebihan menyanjung atau memaki. [18/05]
  • Apakah tidak cukup dengan membuktikan kehebatan diri dan memuji diri sendiri, mengapa harus juga merendahkan orang lain? [25/05]
  • Tidak bisakah kita memilih tanpa berselisih? [08/06]
  • Ternyata zuhud terhadap jabatan jauh lebih berat daripada zuhud terhadap harta. [22/06]
  • Untuk kesekian kalinya, jangan berlebihan. [06/07]
  • Kejujuran dan dapat dipercaya adalah salah satu tanda bukti keimanan seseorang kepada Allah. [13/07]
  • “irhamu fil-ardhi yarhamkum man fis-samaa” (hadis). Sayangilah mereka yang di bumi, maka yang di langit pun akan menyayangimu. [20/07]
  • Semoga dengan berpuasa Ramadan, dosa-dosa kita kepada Allah diampuniNya. Tinggal kesalahan-kesalahan di antara kita, marilah saling memaafkannya. [27/07]
  • Sering kali nasihat yang tidak engkau ingin engkau dengar, justru nasihat yang sebenarnya engkau perlukan. (Dari Pembendaharaan Hikmah) [03/08]
  • Tidak selayaknya orang yang  beriman disengat kalajengking dua kali dari satu liang. (Hadis) [24/08]
  • Silakan berbeda, asalkan tidak asal beda. [14/09]
  • Kata-katamu menunjukkan dirimu. [28/09]
  • Jangan engkau tukarkan wibawa diammu dengan murahnya bicaramu. [19/10]
  • Pendengki dengan kedengkiannya hanya menyakiti diri sendiri. [26/10]
  • Semua orang bisa memberimu nasihat. Tapi tidak semua orang bisa memberimu teladan. [09/11]
  • Kata orang bijak: Janganlah memaksa orang demi mendapatkan kesenanganmu. Bangunlah kebahagiaanmu tanpa menyakiti orang lain. [16/11]
  • Keangakuhan bukan menyembunyikan ketololan, malah menonjolkannya. [23/11]
  • Barang siapa mencari istri atau suami yang sempurna tanpa cela, dia akan jomlo selamanya. [30/11]
  • Rendah-hatilah; tapi jangan rendah diri. [28/12]

———————
BACA JUGA
Fatwa Ahad, Membaca Kembali Nasihat-nasihat Gus Mus di Akhir Pekan [Bagian 2]
Fatwa Ahad, Membaca Kembali Nasihat-nasihat Gus Mus di Akhir Pekan [Bagian 3]
Jumat dan Silaturrahmi

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *