JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Gus Dur dan Mati Ketawa Cara Rusia
Home » Gus Dur dan Mati Ketawa Cara Rusia

JAS HIJAU – Suatu hari, Gus Dur terdesak dengan kebutuhan uang untuk pendaftaran anaknya sekolah. Ia pun mendatangi Grafiti Press, tempat Ismed Natsir bekerja sebagai editor.
“Med, ada yang bisa saya bantu, ada perlu untuk pendaftaran anak sekolah,” kata Gus Dur kepada Ismed Natsir sebagaimana dilansir NU Online.
“Ada Gus, membuat pengantar untuk buku,” jawab Ismed Natsir dan Gus Dur pun menyetujuinya.
Gus Dur duduk membuka-buka dan membaca draft buku. Tak terlalu lama—hanya selintasan membaca. Lalu Gus Dur minta mesin tik, dan mulailah menulis, tanpa tip-ex tanpa ada satu pun kalimat yang dia perbaiki.
Dalam waktu tak sampai satu dua jam, pengantar redaksi untuk buku pun selesai. Sembari Gus Dur mengetik, Ismed Natsir mengurus pembayaran.
Baca juga: Dianggap Nyeleneh dan Ngawur, Ini 9 Ucapan Gus Dur yang Jadi Kenyataan
Selesai, Gus Dur pun pamit dengan mengantongi honor untuk biaya sekolah salah satu dari 4 anaknya yang akan masuk sekolah menengah atas (SMA).
Sore hari menjelang pulang, Ismed baru sempat membaca pengantar itu, dan ia terperangah. Pengantar redaksi yang luar biasa keren, segar, dan jenaka. Itulah pengantar “Mati Ketawa Cara Rusia”.
Cerita ini disampaikan Lies Marcoes, istri Ismed Natsir yang juga aktivis hak asasi manusia (HAM). Kisah yang diunggah di akun Fecebook pribadinya pada 9 Maret 2014 itu menunjukkan setidaknya dua hal.
Pertama, canggihnya Gus Dur soal membaca sebuah karya, lalu menuangkan analisanya dalam tulisan dalam tempo yang singkat. Kedua, tentang kesederhanaannya.
Gus Dur yang di kemudian hari dipercaya sebagai presiden keempat RI bukanlah orang yang kaya raya. Sebagai cucu tokoh besar dan putra pejabat negara, ia tetap menjalani hidup dalam kebersahajaan dan mandiri: mengandalkan pontensi dan kerja kerasnya sendiri. [DR]
Sila tonton juga versi videonya “Gus Dur dan Mati Ketawa Cara Gus Dur” di channel YouTube Jas Hijau.
