Gus Im yang Misterius

gus-im-yang-misterius

JAS HIJAU – Sama-sama putera Pahlawan Nasional, sang kakak putera sulung dan sang adik putera bungsu. Keduanya sama-sama memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Sang kakak populer dan terbuka, sang adik tak suka menonjol dan ‘misterius’.

Aku pertama kenal dengan sang adik justru dikenalkan oleh sang kakak. Waktu itu setiap ketemu, kulihat sang adik selalu tampil perlente, dengan rambut kribo, berdasi, dan menenteng aktentas yang tampak mewah. Ketika aku bertanya tentang kegiatannya, sang kakak menjelaskan, seperti sambil lalu, bahwa adik bungsunya itu pengusaha dan berkantor di salah satu hotel berbintang.

Syahdan; kemudian sang adik tiba-tiba menghilang seperti ditelan bumi. Setelah beberapa tahun, muncul kembali dengan penampilan yang sangat berbeda. Ketika aku diajak sang kakak berkunjung ke rumah adik bungsunya itu, aku betul-betul tercengang.

Sang adik hanya memakai kaus oblong dan sarungan sekenanya. Sikapnya kepadaku pun berbeda. Kalau dulu, seperti umumnya pengusaha, terkesan acuh tak acuh kepada orang biasa, sekarang begitu ramah dan semanak sebagaimana kakaknya. Bicaranya kelihatan seperti seorang Sufi yang arif.

Baca juga: Gus Miek, Kiai dengan Seribu Bahasa Pergaulan


Demikianlah; singkat cerita, sementara sang kakak menjadi tokoh yang menjadi pusat perhatian di mana-mana, sang adik justru seperti bersembunyi dengan kegiatan-kegiatan yang hanya diketahui kalangan terbatas. Memang pernah muncul di hiruk-pikuknya perpolitikan nasional, namun cuma sebentar.

Dan yang mungkin tak diketahui oleh banyak orang, tokoh ‘misterius’ yang sempat dijuluki pengamat internasional ini, pernah menulis antologi puisi berjudul “Bunglon” yang dahsyat dan saat peluncurannya di TIM mengejutkan kalangan seniman yang tidak menyangka bahwa tokoh ini juga menguasai bidang seni seperti kakaknya.

Hari ini (Sabtu, 1 Agustus 2020, setelah 11 tahun kepergian kakak sulungnya (K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur) dan kemudian 2 orang kakaknya yang lain (Nyai ‘Aisyah Wahid dan K.H. Sholahuddin Wahid alias Gus Sholah), rahimahumullah, sang adik bungsu (K.H. Hasyim Wahid alias Gus Im) menyusul pulang ke Rahmatullah. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.

Selamat jalan, Gus Im. Selamat bergabung dengan saudara-saudara dan para leluhur dalam naungan kasih sayangNya. Al-Fatihah. [DR]


CATATAN:
Sila tonton video Gus Im saat membacakan peluncuruan ontologi puisi “Bunglon” di TIM, Saat Gus Im Membaca Puisi-puisinya

4 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *