Ikatan Ilmu dan Cinta Lasem-Lirboyo

ikatan-ilmu-dan-cinta-lasem-lirboyo

JAS HIJAU – Kiai Mahrus Aly dulu ngaji cukup lama dengan Kiai Kholil Harun Kasingan, Rembang. Sedangkan Kiai Baidhowi bin Abdul Aziz menjadi murid Kiai Umar Harun Sarang (kakak Kiai Kholil Harun). Keduanya punya sanad keilmuan yang sama. Sama-sama bermuara di Sarang.

Mbah Maimun Zubair sendiri dulu ngaji di Lirboyo tahun 1945. Dawuh Mbah Moen, beliau sempat menangi Kiai Imam Mahrus lahir di kediaman Kiai Marzuqi pada tahun 1948. Sedangkan Kiai Abdul Halim Baidhowi Lasem (kakak Mbah Hamid Baidhowi) dulu juga sezaman dengan Mbah Moen saat ngaji di Lirboyo meskipun tak lama.

Selain itu, Kiai Hamid Baidhowi Lasem dengan Kiai Imam Mahrus Lirboyo keduanya santri pertama Mbah Maimoen awal mendirikan Pondok Pesantren Al-Anwar. Ee.. lha kok, kedua putera beliau berdua pernah dipersatukan di kamar yang sama saat ngangsu ngelmu dalam didikan Habib Zein bin Ibrahim bin Smith.

Di sisi lain, Mbah Mahrus juga pernah nyantri kepada Kiai Dalhar Watucongol. Sedangkan Kiai Ahmad Abdul Haq bin Dalhar menjadi besan Kiai Hamid Lasem.

Tak sampai di situ, kedekatan Lasem-Lirboyo juga terjalin lewat keakraban Kiai Hamid Baidhowi dengan Kiai Idris Marzuqi. Pernah dikisahkan, dulu saat keduanya mondok di Sarang, Kiai Hamid pernah mengajak Mbah Idris Marzuqi pulang ke Lasem dengan menaiki cikar. Saat wafat pun keduanya seakan tak ingin berjauhan. Kewafatannya hanya berjarak 7 hari di bulan Sya’ban, Kiai Idris dahulu baru kemudian Kiai Hamid.

Sebenarnya Lirboyo-Lasem sudah terjalin kemesraan cukup lama, khususnya dalam hal hubungan pernikahan. Tercatat setidaknya ada beberapa ikatan cinta di antara keduanya, yaitu: Kiai Zamzami Mahrus yang menikahi Nyai Nur Hannah yang masih terhitung trah Lasem. Ini dapat ditelusuri lewat jalur ibu beliau yakni Nyai Durrotun Nafisah binti Nyai Fathimah binti Nyai Nuriyah (Nyai Maksum) binti Masfuriyah binti Abdul Aziz Lasem. Selain itu puteri Kiai Kafabih juga dinikahi salah satu cucu Simbah Kiai Maimun Zubair dan Nyai Fahimah binti Baidhowi (Lasem), putera Kiai Abdullah Ubab Maimoen.

Baca juga: Salawat Kaffah, Salawat Mengandung Unsur “Politis” Karya K.H. Abdul Hamid Baidlowi


Dari sini dapat ditarik satu kesimpulan, bahwa jaringan pesantren di Jawa yang cukup mengakar bukan hanya dikarenakan kokohnya pondasi sanad keilmuan semata namun juga irtibath kuat antar pesantren yang didukung lewat hubungan nasab pernikahan dan perbesanan.

Jika kelak ditakdirkan, hubungan rajut cinta Lirboyo-Lasem akan bertambah satu lagi. Karena hari ini telah dilangsungkan acara khitbah antara (salah satu) cucu Kiai Mahrus Aly dengan cicit Kiai Baidhowi. Semoga mendapat rida para sesepuh dan dimudahkan semuanya hingga ijab-qobul tiba. Amin. [DR]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *