JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Jaringan Intelektual Tradisionalisme Islam di Jawa Timur Abad XIX, Pesantren Tua Siwalan Panji
Home » Jaringan Intelektual Tradisionalisme Islam di Jawa Timur Abad XIX, Pesantren Tua Siwalan Panji

JAS HIJAU – Selama sepekan yang lalu (14-21/05), saya melakukan penelitian lapangan di pesantren tua Siwalan Panji di Sidoarjo, Jawa Timur, beserta pesantren-pesantren tua lainnya di Jawa Timur yang terhubung secara genealogi keilmuan dengan pesantren Siwalan Panji.
Penelitian ini merupakan bagian dari riset bersama BRIN dan FIN Unusia yang bertema Jaringan Intelektual Tradisionalisme Islam di Indonesia: Aceh dan Jawa Timur.
Tim Aceh terdiri dari Dr. Ahmad Suaedy, Dr. Deny Hamdany dan Dr.Ahmad Nuril Huda, yang melakukan riset lapangan di beberapa dayah dan pusat keilmuan tradisional di Aceh seperti Labuhan Haji, Krung Kalee, Samalanga dan lain-lain.
Semetara tim Jawa Timur terdiri dari Dr. Amin Mudzakkir yang melakukan penelitian di Pesantren Tebuireng dan pesantren-pesantren Jombang lainnya; Bib Idris Masudi yang melakukan penelitian di Pesantren Lirboyo dan pesantren-pesantren Kediri lainnya; serta saya sendiri yang melakukan penelitian di Pesantren Siwalan Panji dan pesantren yang terhubung secara sanad keilmuan dengannya.
Pesantren Siwalan Panji telah eksis berdiri sejak awal abad ke-18 M. Pendirinya adalah K.H. Hamdani. Masa keemasan sejarah pesantren ini terjadi pada pertengahan dan ahir abad ke-19 M, utamaya saat masa kepengasuhan K.H. Ya’qub bin Hamdani.
Beberapa tokoh ulama besar tercatat pernah mengenyam pendidikan di pesantren tua ini, semisal Syaikhona Kholil Bangkalan (w. 1925), K.H. Hasyim Asy’ari (w. 1947), K.H. Ali Abdul Wahhab Tawangsari, dan lain-lain.
Dua nama ulama di atas adalah mahaguru ulama Nusatara pada abad ke-20 M. Syaikhona Kholil Bangkalan menurunkan generasi murid sejumlah ulama besar Nusantara baik dari Jawa, Sunda, Madura dan Melayu. Di antaranya adalah: K.H. Hasyim Asy’ari Jombang, K.H. Abdul Karim Lirboyo, Syekh Ihsan Dahlan Jampes (pengarang kitab Siraj al-Thalibin), Syekh Ahmad Qusyairi Pasuruan (pengarang kitab Tanwir al-Hija), K.H. Abdul Wahab Hasbullah, Habib Salim bin Jindan Betawi, K.H. Ahmad Sanusi Sukabumi (pengarang kitab berbahasa Sunda Pegon), RH. Hasan Mustapa (pujangga besar Sunda), K.H. Mas Abdurrahman Pandeglang Banten, dan lain-lain.
Salah satu putera K.H. Ya’qub Hamdani Siwalan Panji adalah Syekh Abdul Muhith bin Ya’qub al-Jawi al-Makki, yang mengajar di Masjidil Haram dan wafat di kota suci Makkah.
Syekh Abdul Muhith bin Ya’qub tercatat dalam beberapa sumber sejarah berbahasa Arab, seperti Raudhah al-Wildan fi Tsabat Ibn Jindan karya Salim bin Jindan; Natsr al-Jawahir wa al-Durar karya Yusuf al-Mar’ayli; Tasynif al-Asma’ karya Mamduh al-Mishri dan lain-lain.
Syekh Abdul Muhith juga terhitung sebagai menantu dari Syekh Nawawi Banten (w. 1897), seorang ulama besar dunia Islam yang bermukim di Makkah dan berasal dari Nusantara, tepatnya dari Tanahara, Serang (Banten).
Di antara nama ulama asal Siwalan Panji lainnya yang tercatat bermukim di Makkah adalah Syekh Abdul Syakur. Informasi ini saya dapatkan dari salah satu edisi majalah kuno Swara Nahdlatoel Oelama bertahun 1928-an. Saya masih belum bisa memastikan, apakah sosok Syekh Abdul Syakur Siwalan Panji ini adalah sama dengan sosok Syekh Abdul Syakur Surabaya-Makkah yang direkam dalam catatan C. Snouck Hurgronje (Makka, 1888) sebagai “ulama sepuh yang alim yang mengajar di Masjidil Haram yang berasal dari Jawa Timur”.
Dalam Makka, Snouck juga menyebut Syekh Abdul Syakur Surabaya sebagai murid kinasih sekaligus menantu dari Sayyid Muhammad Syatha al-Dimyathi, yang artinya beliau adalah ipar dari Sayyid Abu Bakar bin Muhammad Syatha al-Dimyathi, sosok pengarang kitab I’anah al-Thalibin hasyiah atas Fath al-Mu’in.
Hingga hari ini, beberapa bangunan tua di pesantren Siwalan Panji yang berasal dari abad ke-19 masih eksis berdiri. Di antara gedung bersejarah di pesantren tersebut yang masih lestari adalah kamar Syaikhona Kholil Bangkalan dan juga kobong K.H. Hasyim Asy’ari. [DR]

One comment
[…] Baca juga: Jaringan Intelektual Tradisionalisme Islam di Jawa Timur Abad XIX, Pesantren Tua Siwalan Panji […]