JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Jejak Rasulullah dan Istana Topkapi
Home » Jejak Rasulullah dan Istana Topkapi

JAS HIJAU – Meski sudah pernah berkunjung ke Istambul tahun 2015 silam dan melihat secara langsung peninggalan bersejarah yang menjadi koleksi Istana Topkapi, namun ketika membaca buku ini, terus terang, hati serasa kembali bergetar. Antara rindu dan takjub, antara bangga dan sedih. Karena bagaimana pun, dalam buku tersebut tergambar bagaimana peradaban Islam pernah begitu mempengaruhi dunia. Menjadi kekuatan adidaya yang terdepan, baik dalam bidang sains, teknologi, astronomi, strategi perang, seni maupun kebudayaan.
Ottoman adalah kesultanan yang pada masa kejayaannya pernah menguasai hampir sepertiga bumi. Dinasti ini bertahan hingga beberapa abad hingga kemudian sejarah mencatat keruntuhannya, baik akibat kekeroposan dari dalam maupun akibat tak mampu menghadapi tantangan eksternal. Kesultanan Ottoman akhirnya runtuh, dan berdirilah negara Turki modern sebagaimana yang kita lihat saat ini.
Buku berbahasa Arab ini sendiri sebenarnya diterbitkan oleh pemerintah Turki terkhusus pihak pengelola Istana Topkapi. Buku yang memuat jejak peninggalan Rasulullah saw, Sayyidah Fatimah serta para sahabat hingga benda-benda yang terkait dengan Kabah saat Haramain masih berada di bawah pemerintahan Turki Ustmani (Ottoman) ini, juga menjelaskan tentang bagaimana asal muasal benda-benda tersebut akhirnya kini bisa berada di Istana Topkapi.
Awalnya, pada masa Dinasti Ottoman, benda-benda tersebut memang tersimpan di sebuah museum di Madinah al-Munawwarah. Maklum saja, karena saat itu Makkah dan Madinah berada dalam wilayah otoritas kesultanan Ottoman. Proses pemindahan benda-benda tersebut dari museum di Madinah menuju Istanbul, Turki agaknya memiliki sejarah cukup heroik.
Pemindahan tersebut berlangsung pada masa perang dunia pertama. Saat itu kondisi kekuasaan kesultanan Ottoman mulai melemah. Sementara penguasa baru yang akan menjadi khodimul haromain belum jelas keberpihakannya dalam melindungi peninggalan penting tersebut. Karenanya, demi menyelamatkan jejak peradaban Islam yang sangat penting ini, kesultanan Ottoman dengan sisa-sisa kekuasaannya, memutuskan memindahkan benda-benda bersejarah itu menuju Istana Topkapi.
Keputusan penting inilah yang akhirnya membuat generasi Muslim saat ini dapat melihat langsung rambut, pedang, terompah, cincin, cap telapak kaki hingga tulisan dan stempel Rasulullah saw. Demikian juga dengan gamis Sayyidah Fatimah, pedang Khulafaurrosyidin, baju Sayyid Hasan Husain, dan lain-lain di Istana Topkapi.
Buku ini akhirnya menjawab pertanyaan saya selama ini. Kenapa peninggalan-peninggalan tersebut berada di Turki, bukan di Arab Saudi. Demikianlah, semoga Allah selalu menjaga hati kita untuk senantiasa mencintai Rasul dan merunut jejak keindahan yang telah ditinggalkannya melalui ajaran-ajarannya. Amin. [DR]
KETERANGAN:
Resensi buku ini ditulis pada hari Sabtu, 31 Maret 2018 sebagaimana diunggah dalam akun Facebook, Tutik N. Janah yang kemudian di-repost ulang pada Kamis, 07 November 2024 dengan catatan: “Nemu lagi status beberapa tahun silam. Ulasan tentang buku yang berisi tentang sejarah benda-benda yang tersimpan di Istana Topkapi Istanbul, Turki (istana itu kini telah difungsikan sebagai museum). Buku itu saya temukan di kamar Kiai Sahal di Jakarta yang saat itu masih utuh dalam kertas paketan dari pengirimnya. Buku itu dialamatkan untuk Kiai Sahal, dikirimkan oleh pengurus/pengelola Istana Topkapi, Istambul, Turki.”
