Kecelakaan Mobil Para Kiai dan Gus

kecelakaan-mobil-para-kiai-dan-gus

JAS HIJAU – Saya tidak tahu sudah berapa Kiai dan Gus yang mengalami kecelakaan mobil. Saya mendoakan agar para kiai dan gus yang wafat dalam musibah ini senantiasa diberi rahmat oleh Allah dan kita yang masih hidup tetap diberi perlindungan dan kesehatan.

Kiai dan Gus umumnya memiliki sopir yang masih muda. Senang ngebut. ‘Panas’ jika ada mobil yang mendahului. Merasa kuat. Kalau terjadi apa-apa sudah ada channel ke atasan, punya ‘Dekengan Pusat’ istilah Gus Iqdam.

Saya pesan ke sopir saya yang juga santri: “Kamu menyupiri saya tidak sama dengan penumpang lain. Saya di tempat acara ditunggu jamaah pengajian. Maka tugasmu membawa mobil saya dengan selamat dan tidak membahayakan pengguna jalan lain.”

Jika sopir saya ngebut selalu saya tegur. Saya bilang bahwa saya tidak tergesa-gesa. Di samping itu saya selalu menyediakan space waktu yang longgar, misalnya untuk ke tempat undangan kira-kira 1 jam (saya cek di Google Maps), maka saya berangkat satu jam setengah sebelumnya. Kalau pun saya datang duluan, bisa silaturahmi dengan lebih banyak orang. Saya menikmati perjalanan yang tidak tergesa-gesa. Sebab saat itulah saya bisa menulis di laptop, bisa baca kitab PDF dan lainnya.

Baca juga: Ketika Gus Alam Menyusul Abahnya, Sebuah Elegi untuk Penerus Cahaya


Saya pernah punya sopir yang tergabung di SK (Sopir Kiai), saat ketemu di tempat acara semua SK kumpul, jagongan, udud bareng, ngopi, ngobrol dan sebagainya. Lalu pulang nyupiri kiai. Di situlah sangat rawan ngantuk dan lelah. Makanya saya selalu bilang istirahat di lokasi. Cari masjid untuk klesetan. Kalau belum istirahat saya hentikan di rest area, saya suruh tidur. Kalau tidak bisa tidur, saya yang nyetir, ternyata sopir pulas tidurnya. Sopir juga perlu istirahat. Sesekali boleh lah kiai nyupiri santri, yang penting selamat. [DR]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *