JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Keistimewaan-keistimewaan Gus Lik Jamsaren Kediri
Home » Keistimewaan-keistimewaan Gus Lik Jamsaren Kediri

JAS HIJAU – Kaum Muslimin, khususnya warga Kediri saat ini sedang berduka, karena salah satu ulama besar, sang panutan dan penuntun umat tadi malam telah wafat, yaitu Panjenenganipun Gus Lik Jamsaren. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Kini beliau telah bertemu dengan Dzat yang dicintainya, yaitu Allah Swt. Dan semoga beliau termasuk hamba-hambaNya yang kelak menempati surga FirdausNya.
Berikut sebagian kecil keistimewaan-keistimewaan dari Panjenenganipun Gus Lik yang kawulo (saya) ketahui. Walaupun bagi mereka yang dekat dengan beliau, tentu memiliki lebih banyak kenangan-kenangan indah terkait beliau.
Sosok Ulama yang Dicintai oleh Umat
Beliau adalah ulama yang begitu dicintai oleh masyarakat Kediri dan sekitarnya. Pengajian yang beliau empu setiap malam Rabu di Jamsaren, Kediri, senantiasa dihadiri oleh lebih dari 10 ribu orang. Pun pula, pengajian keliling yang beliau bimbing, senantiasa dihadiri oleh ribuan masyarakat. Bahkan sekalipun tempatnya itu jauh, semisal berada di Kabupaten Trenggalek, maka para pecinta beliau dengan senang hati dan semangat untuk ikut ke Trenggalek dengan membawa rombongan armada bus.
Ada seorang ulama yang keheranan dengan keistimewaan beliau ini, sebab ngajinya Gus Lik nampak begitu sederhana dan biasa, anehnya bisa menarik animo masyarakat yang luar biasa untuk menghadirinya.
Sebagaimana pula tadi malam, walaupun sudah begitu larut kedatangan mobil jenazah beliau. Akan tetapi masyarakat yang sudah bertakziyah dan menunggu kedatangannya sudah begitu banyak dan meluber di jalan.
Sedikit Makan
Salah satu keistimewaan beliau adalah beliau itu kalau dahar (makan) itu sedikit sekali. Kira-kira cuma sepertiga dari umumnya orang. Demikian keterangan yang pernah disampaikan oleh sepupu beliau, yaitu Panjenenganipun Romo Kiai Ahmad Soleh Abdul Jalil Bandar Kidul.
Sangat Mencintai Gurunya
Salah satu keistimewaan beliau, dan mungkin ini salah satu kunci akan keberkahan ilmu beliau adalah Gus Lik itu sangat mencintai gurunya, yaitu Kiai Marzuqi Dahlan Lirboyo. Seorang ulama besar ahli tasawuf dari Pondok Pesantren Lirboyo.
Pernah suatu ketika Gus Lik muda ingin datang ke Lirboyo. Ketika ditanya untuk apa? Beliau menjawab bahwa beliau ingin mengetahui bagaimana cara berjalannya Kiai Marzuqi.
Tentu ini tidak mungkin timbul kecuali karena kecintaan beliau yang mendalam kepada gurunya, Kiai Marzuqi. Hingga karena kecintaanya, bukan hanya ilmunya yang ingin beliau tiru, bahkan aspek yang sangat sederhana pun beliau juga ingin menirunya.
Dekat dengan Fakir Miskin
Salah satu akhlak beliau yang begitu menonjol adalah sekalipun beliau ulama besar, namun beliau tetap dekat dengan orang-orang kecil, dekat dengan fakir miskin, dekat dengan orang-orang pinggiran. Beliau tidak menjaga jarak dengan mereka.
Dikisahkan bahwa beliau itu biasa membaur dengan para tukang becak dan ngobrol-ngobrol dengan mereka.
Memilih Tidak Menikah
Salah satu keistimewaan beliau adalah beliau memilih untuk tidak menikah, bahkan hingga beliau wafat.
Untuk orang seperti beliau, tentu sebenarnya begitu mudah mendapatkan calon istri, jamaah beliau begitu banyak, tinggal pilih.
Namun mungkin karena kecintaan beliau yang mendalam kepada Allah Swt, sehingga sebab mahabbah itu, beliau memilih untuk tidak menikah, agar lebih tenang dan senantiasa bisa dekat dengan Dzat yang dicintainya, yaitu Allah Swt.
Tidak Senang Uang
Keistimewaan beliau lainnya yang luar biasa adalah beliau sosok yang tidak senang uang, beliau sosok yang zuhud.
Dikisahkan bahwa pernah ada seseorang yang masuk kamar pribadi beliau. Ternyata di dalam kamar ia menemukan banyak amplop-amplop yang tak terurus. Setelah dibuka, ternyata isinya adalah uang.
Hal ini menunjukkan bahwa beliau tidak memperdulikan harta dunia, beliau menganggap remeh uang. Sekalipun begitu, beliau tetap menerima amplop-amplop itu untuk menjaga perasaan dan membahagiakan kepada mereka yang menghaturkannya.
Demikian sebagian kecil dari begitu banyak keistimewaan-keistimewaan beliau.
Panjenenganipun Romo Kiai Ahmad Soleh Abdul Jalil pernah dawuh kurang lebih bahwa: “Kita tidak mungkin bisa seperti Gus Lik, bisa meniru sedikit saja dari kebaikan beliau, itu sudah luar biasa.” [DR]
—————
Dr. K.H. Abdul Ghofur Maimoen, M.A.
Gus Ghofur adalah Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar 3 Sarang, Rembang, Jawa Tengah
