Kesalahan dalam Sorogan yang Jangan Terulang

JAS HIJAU – Terlepas dari metode-metode baru dalam belajar membaca kitab, uji kualifikasinya tetap melalui sorogan. Sudah 6 bulan program sorogan berjalan di Al-Chodidjah dan Alhamdulillah sudah mulai nampak progresnya.

Pasca lulus MTs Tebuireng, saya sangat beruntung bisa ngaji di Al-Ma’ruf, Pare untuk belajar baca kitab. Awal sorogan dimulai dengan kitab Fathul Qarib. Tiap hari Kamis diadakan ujian baca kitab menggunakan mic.

Tibalah hari Kamis. Dasare cah anyaran, kawan saya beranggapan bahwa awal kalimat pasti menjadi mubtada. Di “maqra” yang dibaca, terdapat kalimat:

“وذكر المصنف”

Tentu saja panjenengan semua membacanya sebagai jumlah fi’liyah dan itu normal. Namun karena anggapan awal cah belajar adalah awal kalimat merupakan mubtada, jadilah dibaca:

“وَذَكَرُ المُصَنِّفِ”

Utawi dzakare…

Sontak Abah langsung meminta mic untuk dimatikan dan kami hanya menahan tawa.

Agus M Zaki, diambil dari unggahan di akun Facebooknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *