Ketawadhuan Quraish Shihab yang Tak Mau Dipanggil Habib

ketawadhuan-quraish-shihab-yang-tak-mau-dipanggil-habib

JAS HIJAU – Siapa yang tak kenal dengan Prof. Dr. AG. K.H. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A., seorang cendikiawan Muslim dengan karya masterpiece-nya Tafsir Al-Misbah yang berjilid-jilid itu. Tentu keilmuannya tentang Al-Qur’an sangat luar biasa.

Namun demikian, nama besar, setumpuk karya dan gelar hingga garis keturunan tak membuatnya jumawa. Ya, ayah dari Najwa Shihab itu tak mau dipanggil habib, meski beliau layak menyandangnya.

Bagi Quraish Shihab, habib adalah orang yang mencintai dan dicintai. Dirinya mengaku belum sampai tahap itu, karenanya panggilan habib tak layak disematkan untuknya.

“Habib itu artinya yang mencintai dan dicintai. Kalau Anda cuma mau mencintai, tidak dicintai, bertepuk sebelah tangan, buruk,” terangnya.

Habib itu suatu gelar kehormatan, menurut tradisinya itu bertingkat-tingkat. Seseorang dalam kehormatan, salah satu tingkatannya adalah habib. Karena itu, kedudukan yang baik menuntut tanggung jawab.

Bahkan, dirinya pun tidak mau dipanggil kiai. Baginya, kiai itu orang yang dalam ilmunya dan akhlaknya baik.

“Saya, ilmu saya belum dalam, akhlak saya belum sesuai dengan apa yang diajarkan agama. Jadi, tidak perlu panggil saya habib. Biarkan saya berjuang dulu,” ucapnya.

Mudah-mudahan, harapnya, setelah saya meninggal kelak orang melihat; oh, itu habib. Tapi (kalau) sekarang, tidak.

Hal serupa juga disampaikan Gus Mus, sahabat karibnya, habib itu kalau sesuai pengertian asal lafaznya itu orang yang mencintai dan dicintai.

“Makanya seperti Kiai Profesor Quraish Shihab itu, dia sebetulnya habib, tapi beliau tidak mau (dipanggil habib). Karena dia masih belum bisa menjadi orang yang dicintai orang,” jelas Gus Mus.

Quraish Shihab mau dipanggil habib hanya oleh cucunya. Sebagaimana dikatakan Gus Mus, karena cucunya, dia tahu mencintai dia dan mencintai cucunya.

Bahkan, pada suatu percakapan Gus Mus dan Quraish pada 24 Desember 2016 di Rembang saat Gus Mus memangilnya habib, beliau langsung menegurnya.

“Sudah, nggak usah panggil habib. (Panggil) Om saja seperti di Mesir,” tegur Quraish Shihab.

Gus Mus pun menimpalinya dengan guyonan, “sekarang itu soalnya diganggu sama Om Telolet Om, manggil Omnya jadi nggak enak.”

Sungguh ketawadhuan dan akhlak yang luar bisa dari seorang Quraish Shihab. Beliau benar-benar ulama sebagai pewaris Kanjeng Nabi. Sebagaimana pernah kami tulis di akun Twitter Jas Hijau pada 21 November 2018.

“Pak Quraish Shihab ini menulis tafsir berjilid-jilid, garis keturunannya sampai pada Kanjeng Nabi, namun tak mau dipanggil habib. Bahkan, beliau tak ragu mencium tangan Mbah Maimun. Pemandangan akhlak yang sejuk.”  [DR]


4 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *