Ketika Kiai Khozin Yahya Dipalak Tukang Becak

ketika-kiai-khozin-yahya-dipalak-tukang-becak

JAS HIJAU – Suatu malam, Kang Khozin diajak Kiai Khozin Yahya berziarah ke makam Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura. Sesampainya di terminal Bangkalan, hari sudah larut malam, sehingga hanya ada becak yang masih mangkal di terminal tersebut.

Untuk menuju makam Syaikhona Kholil, Kiai Khozin berniat naik becak. Namun, sebelum naik, Kiai Khozin terlebih dahulu bertanya ongkos dengan tukang becaknya, sebelum benar-benar bertransaksi sewa jasa antar dengan tukang becak.

Ternyata Kiai Khozin ditarget—yang waktu itu ongkos standar naik becak dari terminal ke makam Syaikhona Kholil berkisar Rp1.000,- hingga Rp1.500,- beliau ditarif Rp20.000,- oleh tukang becaknya. Karena harga terlalu tinggi dari ongkos biasanya, dengan ramah Kiai Khozin menawarnya.

Tapi si tukang becak bersikeras dengan tarif Rp20.000,- tersebut. Akhirnya, Kiai Khozin mengalah dengan syarat si tukang becak tidak diperkenankan untuk mengayuh pedal becaknya dan ia hanya bisa menyetir saja. Si tukang becak mengiyakan dan lalu tertawa terbahak-bahak. Sedang Kiai Khozin dan Kang Khozin duduk di bagian penumpang.

Sebelum berangkat, Kiai Khozin membaca basmalah dan lalu becaknya beliau tepuk tiga kali. Sesampainya di area makam Syaikhona Kholil becak pun berhenti. Sebelum Kiai Khozin turun dari becak, si tukang becak segera bersimpuh, menangis dan meminta maaf kepada Kiai Khozin.

Kiai Khozin pun meraih tukang becak tersebut dengan kedua tangannya hingga berdiri, kemudian beliau berpesan, “bertaubat lah.” “Iya, Kiai,” jawab tukang becak.

Baca juga: Duo Khozin, Kisah Guru dan Murid tentang Tontonan Malam


Kang Khozin juga menuturkan, saat di atas becak dia merasa becak berjalan lebih cepat ketimbang becak pada umumnya. Bahkan, kecepatannya tak kalah dengan sepeda motor. [DR]


2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *