JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Kiai Abdul Choliq Hasyim; Keras di Luar, Lembut di Dalam
Home » Kiai Abdul Choliq Hasyim; Keras di Luar, Lembut di Dalam

JAS HIJAU – Kiai Abdul Choliq Hasyim mungkin lebih dikenal sebagai Kiai Kanuragan dan ahli hikmah. Banyak narasi yang terbangun di benak santri soal keampuhan suwuk kiai dengan nama kecil Abdul Hafidz ini. Kiai yang pernah jadi “intelejen khos” Jenderal Sudirman ini mampu mempesona para santri angkatan 45 hingga 65.
“Aksi keras” mulai dari mengangkat mobil Jeep tentara, menahan laju kereta api di depan pondok dengan satu tangan, menjatuhkan pesawat tempur dengan kibasan sorban, kebal peluru dan senjata tajam, atau bahkan memetik buah kelapa dengan cara menundukkan pohonnya dengan sekali awe, semua itu pernah dilakukan Kiai Choliq. Tak ayal, Kiai Bakar (santri Kiai Hasyim) mengatakan Kiai Choliq adalah putera yang mewarisi kesaktian Kiai Hasyim Asy’ari.
Ada anggapan, kiai sakti tak pandai baca kitab. Apa benar Kiai Choliq tak hobi mulang kitab kuning?
Sebagai murid Syekh Ali al-Maliki Makkah, tentu kemahiran baca kitabnya tak terbantahkan. Kiai Choliq memang membatasi mulang kitab agar dapat memberi ruang lebih bagi Kiai Idris Kamali. Bahkan, Mbah saya dari ibu yang mondok di Tebuireng masa kepengasuhan Kiai Choliq juga tidak pernah menjumpai beliau mbalah kitab kuning.
Namun, saat saya ngaji bandongan ke Kiai Ishaq Latief (senior Mbah saya), beliau cerita pernah ikut ngaji bandongan kitab Tafsir Jalalain ke Kiai Choliq, catat itu. (Dan ini yang paling saya ingat dari cerita Kiai Ishaq) Seringkali Kiai Choliq mengakhiri ngaji sebelum waktunya, karena tangisnya yang terisak saat menjumpai ayat-ayat tertentu.
Baca juga: Menyingkap Kedekatan Intelektualitas Gus Ishom dan Hadratussyekh Hasyim Asy’ari
Artinya, Kiai Choliq tidak hanya sekadar baca saja, namun juga mampu meresapi kalam Allah secara mendalam. Koleksi kitab bacaan sastra Arab beliau juga banyak terpajang di rak Perpus Tebuireng.
Pribadi Kiai Choliq yang keras di luar, lembut di dalam ini pasti dirindukan saat Gus Samsudin dan Mama Ghufron cs kini mulai berjibun, berseliweran di jagad sosmed. Menyembunyikan kejahilan di balik saku jubah kesaktian. [DR]
