JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Kiai Ihsan Jampes dan Kisah Ilmu Laduni
Home » Kiai Ihsan Jampes dan Kisah Ilmu Laduni

JAS HIJAU – Jika tak jeli—dan sudah banyak yang tertipu—kitab Siraj al-Thalibin karya ulama bernama Ihsan bin Dahlan dianggap bukan karya ulama Indonesia. Pasalnya isi dan cara penulisannya sangat bagus, di luar kewajaran benak banyak orang. Entah yang pasti ini adalah bukti bahwa beliau memiliki ilmu laduni.
Tak berhenti di situ: Beliau dalam Siraj al-Thalibin beberapa kali mengutip seorang mistikus besar dalam ilmu tasawuf, yaitu al-Syaikh al-Akbar Ibnu Arabi dengan kitabnya al-Futuhat al-Makkiyah. Kita tahu bahwa kitab ini adalah kitab yang amat kontroversial. Tak banyak orang bisa memahami “traktat para wali ini”.
Beliau—di masa itu—juga tak riskan mengutip referensi yang tak akrab dengan tradisi Nahdliyin. Misalnya beliau mengutip kitab Ibnu Taimiyah yang berjudul al-Furqan bayna Awliya’ al-Rahman wa Awliya al-Syaithan.
Dari mana beliau membaca dan mengoleksi referensi yang sedemikian beragam itu? Mengingat beliau hidup di paruh pertama abad 20 dan tinggal di pedalaman Jawa Timur.
Pada hari Sabtu, 15 September tahun 1951 beliau membaca tafsir Jalalain sampai pada ayat terakhir surat al-Hijr: واعبد ربك حتى يأتيك اليقين (dan sembahlah Tuhanmu hingga kematian datang kepadamu).
Baca juga: Mbah Fadhol, Ulama Besar yang Sederhana
Hari Minggu beliau sakit dan malam Senin beliau wafat. Mari berkirimm al-Fatihah kepada Kiai Ihsan bin Dahlan, penulis kitab Siraj al-Thalibin, sosok yang dikenal sebagai “pemegang” trah ilmu ladunni. [DR]
——————
KETERANGAN:
Artikel ini diambil dari utas Ahmad Husain Fahasbu (@husain_fahasbu) yang diambil dari chat dari Almukarram Kiai AK. Kholil (@GxMxL).
