JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Kiai Khozin Yahya dan Tiga Orang Begal
Home » Kiai Khozin Yahya dan Tiga Orang Begal

JAS HIJAU – Pada suatu malam, sekitar pukul sepuluh, Kang Khozin menyertai Kiai Khozin Yahya ke Beligeh, Madura untuk silaturahmi ke salah satu kiai di sana. Karena sudah malam, saat itu tidak ada kendaraan atau penyedia jasa ojek yang bisa ditumpanginya.
Karenanya, beliau bersama Kang Khozin berjalan kaki. Di tengah perjaralan, tepatnya di desa Beligeh—sebelum sampai di rumah kiai yang dituju—ada tiga orang yang menghadang di tengah jalan. Orang setempat menyebutnya dengan “Bigel” (baca; begal, dalam bahasa Indonesianya).
Melihat ada tiga orang mencegatnya, dari jarak sekitar 1 meter, Kiai Khozin bertanya; “ada apa?”
Dengan nada keras, salah satu dari tiga orang tersebut menjawabnya: “Kenapa kok tanya-tanya segala?”
“Saya juga punya mulut,” jawab Kiai Khozin dengan tegas.
Setelah saling cek-cok dengan Kiai Khozin ternyata ketiga orang dengan penutup kepala tersebut, memaksa Kiai Khozin untuk menyerahkan barang bawaan Kiai Khozin, untuk diperiksa dan kalau ada yang berharga akan diambil.
Waktu itu barang bawaan Kiai Khozin dimasukkan ke dalam tas yang dibawakan oleh Kang Khozin. Mendapat paksaan itu, Kiai Khozin berkata kepada Kang Khozin: “Lemparkan Zin, tasnya.”
Seketika itu pula tasnya dilemparkan oleh Kang Khozin di depan tiga orang tersebut. Salah satu dari ketiganya berinisiatif mengambil tas tersebut. Tapi saat sudah pada posisi jongkok dan menjulurkan tangan ke arah tas yang ada di bawahnya, seketika dia terhenti.
Sedang dua yang lain tetap pada posisi semula, berdiri. Ketiga-tiganya tidak bergerak, juga tidak bicara. Hanya sebatas melirik yang mereka bisa; kaku.
Melihat hal itu, Kiai Khozin dan Kang Khozin meneruskan dan melewati ketiga orang itu. Setelah lewat beberapa meter, Kang Khozin menoleh ke belakang, ketiganya terlihat masih pada posisi masing-masing.
Setelah berjalan beberapa meter lagi, Kang Khozin menoleh lagi ke belakang, tampak ketiganya mulai bergerak dan lalu lari terbirit-birit. [DR]
