JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Kiai Yahya dan Tamu Santrinya
Home » Kiai Yahya dan Tamu Santrinya

JAS HIJAU – Cerita ini saya dapat dari salah satu alumni yang sempat menangi Kiai Yahya 3 tahun. Meski mengenai tahun, tanggal dan nama salah satu tokoh dalam cerita ini saya lemah untuk mengingat, namun semoga tulisan ini menambah hazanah hikayat hidup Kiai Yahya. Tentunya, andai ada data yang lebih valid terkait dengan cerita ini, tulisan ini sangat mungkin untuk diperbaiki.
Dari H. Muhlis, Sumawe, aku dapat cerita begini:
Semasa K.H. Yahya terdapat seorang santri senior, anggap saja si A (namanya saya lupa). Ia tergolong santri senior di PPRU 1 kala itu. Bahkan ia ikut mengajar di kegiatan pesantren, dan kebanyakan santri menyandangkan kata “ustaz” saat memanggilnya. Ustaz yang tinggal di kamar 16 A ini tergolong sebagai sosok yang santun, tawadhu’ dan istikamah bangun malam.
Sebagaimana kebiasaannya, di suatu malam ia bangun, bersuci dan lalu salat malam. Setelah salat tahajud, ia buka kitabnya untuk mutolaah. Saat ia tenggelam membaca isi kitab di kesenyapan malam itu, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu kamar. Dan, dari luar kamar terdengar suara salam yang lalu disusul suara; “Aku Ihsan Jampes, mulio samean. Kamu ditunggu di masyarakat (dalam bahasa Jawa).” Santri itu pun spontan terkejut.
Mendapati suara demikian di tengah malam, bukannya membukakan pintu kamar, pikiran santri senior itu malah berbisik; “Bukankah Syekh Ihsan Jampes telah wafat?”
“Ah, tidak mungkin. Pasti ini hanya godaan, tidak lebih,” lanjut santri itu membisiki pikirannya. Karenanya, ia tidak menggubris suara itu dan lalu tidur setelah melanjutkan sedikit belajarnya malam itu.
Baca juga: Mengenal Kiai Yahya Syabrawi, Pendiri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran (Malang)
Keesokan malamnya, hal serupa kembali terulang—salat malam, dan pintu terketuk diiringi pesan (dari Syekh Ihsan Jampes) di tengah-tengah belajar. Namun dia tetap menganggap suara itu sebagai ujian. Keesokan malamnya lagi (malam ketiga), kejadian serupa terjadi lagi. Cuma suara itu lebih keras. Dan ucapan “Aku Ihsan Jampes, sampean mulio” diulang sampai tiga kali.
Mendengar suara dengan pesan yang sama dan sampai terulang sampai di kali ketiga itu, membuat rasa penasarannya menggebu. Seketika itu pula, ia segera beranjak membuka pintu kamarnya. Dan tidak ada siapa-siapa.
Syahdan, karena begitu kagetnya saat itu pula, santri tersebut menuju nDalem. Dia ingin segera sowan, menceritakan kejadian itu dan sekaligus meminta petunjuk kepada K.H. Yahya, malam itu pula. Sekitar pukul 02.00-03.00 WIB, ia telah berdiri di depan nDalem, dan lalu mengetuk pintunya. Tak lama menunggu, pintu terbuka. Di balik pintu tersebut, Kiai Yahya menyambut. Sebelum ia mengutarakan niatnya, Kiai Yahya dawuh ke santri itu:
“Mareh ekedetengin tamui, yeh? Iyeh, kakeh olle mule. (Baru kedatangan tamu, ya? Iya, kamu dipersilakan pulang)”. [DR]
CATATAN:
Sumber cerita dari penuturan H. Muhlis (Mat Nuri). Di akhir ceritanya, beliau berujar: “Berarti Syekh Ihsan Jampes habis sowan ke Kiai Yahya.”

2 Comments
[…] Baca juga: Kiai Yahya dan Tamu Santrinya […]
[…] Baca juga: Kiai Yahya dan Tamu Santrinya […]