Kiai Yusuf Hasyim dan Pengurus Takmir yang Mengusirnya

kiai-yusuf-hasyim-dan-pengurus-takmir-yang-mengusirnya

JAS HIJAU – Tidak banyak orang yang bisa tak merasa tinggi saat duduk dengan pejabat, tak merasa mulia saat duduk dengan ulama, tak merasa kesohor saat duduk dengan artis, dan tak merasa rendah saat duduk dengan santri. Satu dari seribu orang itu adalah Pak Ud (K.H. M. Yusuf Hasyim).

Nyatanya, kebalnya hati Pak Ud atas penyakit hati, seperti kebal kulitnya atas peluru dan pelor. Sikap sederhana dan egaliter itu bukan hanya sebatas kesan semata, namun memang terang terjadi dalam lembar hidup Kiai Militer ini. Gus Irfan Yusuf pernah mengenang betapa sederhananya pengasuh Tebuireng keenam ini.

Saat duduk di jajaran teras pimpinan NU Pusat (mungkin ketua GP Ansor tahun 60-an),  Pak Ud diundang dalam acara apel NU di Jember. Karena kondisi yang masih serba sulit tahun ini, Pak Ud pun berangkat “nggandol truk”. Karena “perjalanan randomnya” yang tidak bisa diestimasi waktu sampainya, Pak Ud pun tiba di lokasi agak larut.

Lantas ia memilih untuk menginap di musala dekat lapangan tempat pelaksanaan apel. Sialnya, oleh pengurus takmir Pak Ud dilarang untuk bermalam di musala itu. Esok harinya, pengurus takmir ini ikut acara apel NU. Ternyata ia juga menjadi pengurus NU.

Betapa terkejutnya saat ia mendapati bahwa orang yang ia usir semalam, tengah berdiri di depan sebagai komandan apel. Lebih terkejut lagi saat mengetahui bahwa orang semalam adalah Kiai Yusuf Hasyim, putera Hadratussyekh (K.H. Hasyim Asy’ari). Jelas saja, ia lantas menghadap Pak Ud dengan muka pucat pasi, dan meminta maaf atas kejadian semalam.

Baca juga: Menyingkap Kedekatan Intelektualitas Gus Ishom dan Hadratussyekh K.H. Hasyim Asy’ari


Memangnya siapa yang akan menyangka bahwa putera Kiai Hasyim Asy’ari yang agung itu, juga ketua GP Ansor pusat akan sudi “ngemper” di musala? Ya, lagi-lagi, sikap yang kurang mengenakkan dari takmir musala ini pun tak sampai menyakiti hati Pak Ud. [DR]


KETERANGAN:
Mengenang wafatnya K.H. M. Yusuf Hasyim, 14 Januari 2007, lahu al-Fatihah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *