JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Marah dalam Koridor Syar’i dan Nalar, Catatan Ngaji Ihya Gus Ulil
Home » Marah dalam Koridor Syar’i dan Nalar, Catatan Ngaji Ihya Gus Ulil

JAS HIJAU – Ngaji Ihya malam ini membahas hal-hal terkait dengan penyebab marah dan apakah bisa dihilangkan.
Disebutkan seseorang marah karena apa yang diinginkan tidak tercapai. Atau apa yang kita senangi atau dibutuhkan tidak sesuai harapan.
Sesuatu yang kita senangi atau butuhkan dan bisa menyebabkan kita marah itu ada tiga hal.
Pertama, sesuatu yang kita inginkan yang bersifat dhoruri bagi semua orang. Misal, kebutuhan papan, pangan, dan sandang. Orang akan marah jika kebutuhannya ini diusik atau diganggu.
Kedua, sesuatu yang tidak bersifat dhoruri bagi siapa pun. Misalnya kendaraan mobil merk tertentu, kebanggaan atas klub sepak bola, atau hobi tertentu. Jika hal ini diusik, bisa menyebabkan marah bagi seseorang, tapi belum tentu bagi orang lain.
Ketiga, sesuatu yang disukai orang dan bersifat dhoruri tapi tidak bersifat dhoruri bagi yang lain. Misal cangkul bagi petani, kamera bagi fotografer, kitab atau buku bagi orang alim atau terpelajar. Hal-hal ini jika diusik, dirusak atau diganggu bisa menyebabkan amarah bagi orang lain, tapi tidak bagi orang lainnya.
Nah, apakah marah itu wajar?
Wajar dan bahkan bisa jadi harus jika misalnya kita diusir dari kampung kita, maka kita wajib marah dan mempertahankan diri. Lho, ini tadi ada gak, yah.
Bagaimana sikap kita jika ada orang marah? Ya, dianalisa. Apa penyebabnya. Dengan begitu kita bisa lebih bijak, lebih bisa memaklumi dan berempati. Boleh jadi orang marah, karena hal terpenting dalam hidupnya—meski belum tentu itu penting untuk orang lain—sedang terusik, diganggu, atau terancam.
Bagaimana menghilangkan amarah? Dengan riyadah, latihan sabar—menahan amarah meski sesaat atau pada saat itu—saat pemicu amarah muncul.
Dengan latihan sabar menahan amarah ini, maka lama kelamaan akan terlatih, menjadi orang yang sabar, dan ketika sudah terlatih maka akan bisa menjadi kebiasaan, sikap, karakter dan akhlak yang diperoleh dengan latihan—riyadah menahan amarah tadi.
Terima kasih Gus Ulil Abshar Abdalla atas kesempatannya ikut ngalap berkah menjadi santri online. [DR]
Dari PRNU Klender
AKH, 6/1/22
Sumber tulisan diambil akun Facebook Kholil Ahmad dengan judul Marah dalam Koridor Syar’i dan Nalar.

One comment
[…] Baca juga: Marah dalam Koridor Syar’i dan Nalar, Catatan Ngaji Ihya’ Gus Ulil […]