Membaca Kitab di Kuburan

membaca-kitab-di-kuburan

JAS HIJAU – Gus Kautsar berziarah ke Mesir, sudah pasti mengunjungi makam para ulama. Hampir di semua pesantren negara kita banyak meneguk ilmu para ulama dari Mesir. Terkhusus fikih-fikih besar seperti Syaikhul Islam Zakariya al-Ansari, Imam Ramli, Imam Bujairimi, al-Hafidz as-Suyuthi, juga ulama sufi seperti Ibnu Athaillah pengarang Hikam, Syekh Sya’rani dengan kitab Minahus Saniyah yang selalu dikaji di Pondok Ploso, dan lainnya.

Uniknya Gus Kautsar tidak hanya membaca Qur’an seperti lazimnya kita ziarah, tapi ngaji kitab karya muallif di dekat makamnya. Sebelum membidahkan atau merasa asing sebaiknya kita runtutkan dulu antara karya kitab dengan kuburan.

Mengarang Kitab di Kuburan
Seorang imam di bidang ilmu hadis yang diterima semua ulama Sunni, al-Bukhari, menyusun salah satu kitabnya di dekat makam Nabi, sesuai pengakuan beliau:

قَالَ فَلَمَّا طَعِنْتُ فِي ثَمَانِيَ عَشَرَةَ وَصَنَّفْتُ كِتَابَ قَضَايَا الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ ثُمَّ صَنَّفْتُ التَّارِيْخَ فِي الْمَدِيْنَةِ عِنْدَ قَبْرِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكُنْتُ أَكْتُبُهُ فِي اللَّيَالِي الْمُقْمِرَةِ

“Ketika saya (al-Bukhari) menginjak usia 18 tahun, saya mengarang kitab himpunan nama sahabat dan tabi’in. Kemudian saya mengarang kitab Tarikh di Madinah, di dekat makam Nabi saw, dan saya menulisnya di malam-malam purnama.” (Fath al-Bari, 1/478)

Membaca Kitab di Kuburan
Kalau saya sedang di Raudhah dekat makam Nabi dan pernah agak lama sehingga leluasa, maka saya membaca kitab Sahih Bukhari pakai aplikasi kitab. Hal ini berdasarkan riwayat yang dikutip oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dari Ibnu Adi:

ﻗﺎﻝ ﺷﻬﺪﺕ ﻋﺪﺓ ﻣﺸﺎﻳﺦ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﺣﻮﻝ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﺗﺮاﺟﻢ ﺟﺎﻣﻌﻪ ﻳﻌﻨﻲ ﺑﻴﻀﻬﺎ ﺑﻴﻦ ﻗﺒﺮ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻣﻨﺒﺮﻩ

“Saya menyaksikan dari banyak guru, mereka berkata bahwa al-Bukhari ‘memutihkan’ (istilah dalam menulis kitab) kitab Jami’nya di antara makam Nabi saw dan mimbar Nabi.” (Fath al-Bari, 1/13)

Belakangan saya dapat kabar bahwa banyak ulama yang khataman kitab Sahih al-Bukhari di Raudhah di akhir Ramadan.

Baca juga: Menyiram Kuburan dengan Air Kembang, Bolehkah?


Membaca Kitab di Makam Pengarangnya
Rupanya membaca kitab di dekat makam pengarangnya sudah ada sejak lama di Mesir. Hal ini terekam dalam kitab-kitab sejarah. Ibnu Najjar (972 H) berkata dalam Dzail Tarikh Baghdad:

ﻭﻗﺮﺃﺕ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﺴﻨﺪ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻋﻨﺪ ﻗﺒﺮﻩ ﺑﺎﻟﻘﺮاﻓﺔ، ﺃﺧﺒﺮﻧﺎ اﻟﻘﺎﺿﻲ ﺃﺑﻮ اﻟﺤﺴﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻳﻮﺳﻒ اﻟﺪﻣﺸﻘﻲ ﺑﻘﺮاءﺗﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﻋﻨﺪ ﻗﺒﺮ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺑﻤﺼﺮ (ﺗﺎﺭﻳﺦ ﺑﻐﺪاﺩ ﻭﺫﻳﻮﻟﻪ ﻃ اﻟﻌﻠﻤﻴﺔ-ﺫﻳﻞ ﺗﺎﺭﻳﺦ ﺑﻐﺪاﺩ ﻻﺑﻦ اﻟﻨﺠﺎﺭ- ١٠٥٨ – ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻳﻮﺳﻒ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺑﻨﺪاﺭ اﻟﺪﻣﺸﻘﻲ، ﺃﺑﻮ اﻟﺤﺴﻦ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ اﻟﻤﺤﺎﺳﻦ:- ﺻﻔﺤﺔ -٢٠٧)

“Saya membaca kitab Musnad Syafi’i kepada Qadhi Ali bin Yusuf di dekat kuburnya di Qarafah. Kami mendapat berita bahwa Qadhi Ali bin Yusuf membacakan kitab Musnad Syafi’i di dekat kubur Syafi’i di Mesir.”

Melantunkan Syair di Kuburan
Di Makam ulama tidak hanya membaca Qur’an atau kitab. Jika Anda punya banyak bahan bacaan dari kitab-kitab klasik akan dijumpai saat ziarah ke makam dengan melantunkan syair pujian. Seperti yang dikutip oleh ahli hadis al-Hafidz adz-Dzahabi dalam 2 kitabnya:

قال حاتم: توفى الحافظ القابسي في ربيع الآخر سنة ثلاث وأربع مائة بمدينة القيروان بات عند قبره خلق كثير وضربت الاخبية لهم ورثته الشعراء، رحمه الله تعالى.

“Hatim berkata bahwa al-Hafidz al-Qabisi wafat pada Rabiul Akhir 403 di Kota Qoiruwan. Banyak orang menginap di kuburnya, dibuatkan tenda dan para penyair melantunkan syair pujian untuknya.” (Siyar A’lam an-Nubala, 17/160 dan Tadzkirah Huffadz, 3/180) [DR]


2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *