JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Mengenal Macam-macam Santri di Pesantren: Mukim, Kalong dan Kilatan
Home » Mengenal Macam-macam Santri di Pesantren: Mukim, Kalong dan Kilatan

JAS HIJAU -Santri tidak hanya diartikan sebagai orang yang pernah belajar di pondok pesantren, tetapi juga mereka yang memiliki pemahaman dan cara pengamalan keagamaan yang sesuai dengan ajaran Islam. Santri juga dapat diartikan sebagai orang yang mengikuti ulama dan kiai.
Menurut bahasa, istilah santri berasal dari bahasa Sansekerta, “shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Ada juga yang mengatan berasal dari bahasa Arab, yaitu kata “santaro” yang artinya menutup.
Namun ternyata berdasarkan domisilinya, sebagaimana santri yang dikenal sebagai murid yang belajar dan menimba ilmu di pesantren, ada beberapa jenis santri. Berikut tiga jenis santri yang ada di pondok pesantren:
Santri Mukim
Santri mukim ini paling umum ditemui di setiap pondok pesantren. Mereka adalah santri yang tinggal dan menetap di lingkungan pesantren. Mereka bermukim di pesantren, ikut kurikulum belajar pesantren, dan mengaji di pesantren. Santri jenis ini kebanyakan berasal dari luar daerah pesantren berasal.
Jadi, aspek sejarah santri mukim merupakan cikal bakal pendirian suatu pesantren. Sebelum ada bangunan pondok, para ulama terdahulu mengajar pengajian di masjid, musala atau rumah. Lalu datang santri dari luar daerah untuk belajar.
Mereka tidak bisa bolak-balik. Sehingga mereka membangun sebuah pondokan atau kamar berwujud gubuk di dekat rumah kiai. Sejak saat itu ia pun resmi menjadi santri mukim. Semakin banyak santri, kian banyak pula pondok-pondok kecil yang dibangun untuk bernaung. Lambat laun, bangunan-bangunan itu berkembang menjadi banguanan pesantren.
Santri mukim mengikuti jenjang, program, jadwal, dan struktur belajar di dalam pondok. Mulai dari belajar baca kitab, menghafal kitab-kitab matan, serta mengupas kitab-kitab dasar.
Baca juga: Mengenal Metode Khas Pesantren, Bandongan dan Sorogan
Santri Kalong
Santri kalong kebalikan dari santri mukim. Mereka bolak-balik dari rumah ke pesantren untuk ikut pengajian rutin. Jenis santri ini ada yang mengaji kitab intensif selayaknya santri mukim. Ada pula sekadar ikut pengajian seminggu sekali atau sebulan sekali, saat pesantren mengadakan menggelar pengajian rutinan. Santri kalong menjadi opsi bagi mereka yang ingin belajar agama, tapi memiliki kesibukan lain.
Santri kalong ini menjadi bukti, pesantren membuka diri sebagai ruang belajar bagi masyarakat umum, terkhusus pada momen kajian umum. Masyarakat sekitar bebas keluar masuk untuk ikut mengaji tanpa formalitas dan administrasi.
Santri Kilatan
Pernah ikut pesantren kilat? Nah, ada juga yang disebut santri kilatan. Mereka adalah santri yang hanya beberapa waktu tinggal di pesantren, misalnya satu pekan atau sebulan. Biasanya mereka tinggal di pondok pesantren untuk mengaji kitab khusus.
Santri kilat ini marak pada bulan Ramadan. Kadang pula seminar ilmiah atau pemberian ijazah tertentu. Ada pula yang hanya mengejar barakah di pesantren dengan sowan, ziarah, dan tirakatan.
Santri-santri kilat ini banyak ditemui di pesantren salaf. Bahkan, tak jarang ditemui pesantren membuat program pesantren kilat untuk anak-anak yang ingin merasakan kehidupan pesantren, namun memiliki aktifitas belajar di lembaga pendidikan lain. [DR]

4 Comments
[…] pesantren untuk memperdalam ilmu-ilmu agama Islam. Di kalangan santri biasa disebut sebagai Santri Kalong karena mondoknya hanya sebentar […]
[…] Pesantren Miftahul Ulum Mranggen (Demak) yang diasuh oleh K.H. Muslih, gurunya sewaktu mengikuti pengajian kilatan berkala. Maka, nama pesantren pun diubah menjadi Pondok Pesantren Fathul […]
[…] Latifah, yakni kakak kandung Kiai Bukhori. (Ayahnya Pak Hasyim waktu itu memang berguru sebagai “santri kalong” sekaligus mengabdi kepada Kiai […]
[…] Baca juga: Mengenal Macam-macam Santri di Pondok Pesantren: Mukim, Kalong dan Kilatan […]