JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Nyai Nurriyah Ma’shoem, Ulama Wanita dari Lasem
Home » Nyai Nurriyah Ma’shoem, Ulama Wanita dari Lasem

JAS HIJAU – Siapa yang tidak mengenal K.H. Ma’shoem Ahmad Lasem? Nahdliyyin tentunya mengenal sosok beliau, ketika ditanya tentang beliau maka jawabannya pasti; Macan Jawa sebagaimana julukan yang diberikan oleh sang guru mulia Syaikhona Kholil Bangkalan, kiai khos NU, ayahanda K.H. Ali Maksum Krapyak dan tentu saja seorang kekasih Allah sekaligus pendiri Pondok Pesantren Al-Hidayat Lasem.
Akan tetapi pernahkah kita bertanya siapa wanita hebat yang berada di samping beliau, yang dari rahim mulianya terlahir ulama hebat dan besar seperti K.H. Ali Maksum? Ya, wanita itu adalah Nyai Hj. Nurriyah. Lalu, siapa sebenarnya sosok beliau?
Nyai Hj. Nurriyah adalah isteri yang setia mendampingi K.H. Ma’shoem Ahmad. Beliau adalah wanita perkasa dan motivator ulung. Beliau selalu memberi motivasi kepada orang yang putus asa sehingga orang itu mampu berdiri dengan tegak kembali.
Saking hebatnya beliau dalam mengembalikan gairah hidup orang yang putus asa, pernah suatu ketika beliau mendatangi satu desa di mana desa tersebut sebagian besar penduduknya melakukan maksiat mo limo adalah hal yang lumrah bagi mereka. Kebiasaan itu membuat sebagian dari mereka merasa putus asa akan ampunan Allah swt.
Dengan semangat yang besar untuk menyadarkan mereka, Nyai Hj. Nurriyah mendatangi desa tersebut, dengan penuh kesabaran dan kasih sayang beliau beri motivasi kepada mereka agar tidak putus asa dengan rahmat dan pengampunan Allah swt. Dan, dengan izin Allah swt desa tersebut kini berubah menjadi desa yang sangat relijius.
Wajah Feminim, Tenaga Perkasa
Nyai Hj. Nuriyah adalah sosok isteri yang sangat setia mendampingi K.H. Ma’shoem Ahmad, beliau sangat mengerti akan profesi suaminya sebagai pengasuh pondok dengan ribuan santrinya. Beliau menyadari akan besarnya tanggung jawab sang suami, tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga yang harus menafkahi keluarga dan tanggung jawab amanat ribuan santri dan pondok.
Untuk itu, beliau tidak ingin melihat sang suami sendirian memikul beban yang teramat berat itu. Suatu ketika beliau berkata kepada sang suami:
“Abah, sudahlah Sampean yang tenang dan istikamah merawat santri sebagai amanah Allah swt, tidak usah Panjenengan risau akan nafkah keluarga. Biarlah saya yang bekerja asal sampean bisa istikamah merawat pondok dan santri yang titipan Allah swt.”
Ucapan itu benar-benar dilaksanakan oleh Nyai Hj. Nurriyah, di mana beliau yang mengendalikan perekonomian keluarga sedangkan K.H. Ma’shoem Ahmad istikamah dan tenang merawat santri tanpa harus terpecah konsentrasinya, di satu sisi memikirkan pekerjaan sebagai tanggung jawab kepala keluarga dan di sisi lain mengemban amanah Allah swt merawat santri.
Karamah Nyai Nurriyah
Jika sang suami Waliyullah K.H. Ma’shoem Ahmad bertemu dengan Baginda Rasulullah saw hanya lewat mimpi, maka berbeda dengan sang isteri yang berjumpa dengan Kanjeng Nabi saw secara langsung tanpa harus lewat mimpi.
Setiap kali beliau ziarah ke makam Kanjeng Nabi saw di Madinah, Kanjeng Nabi saw selalu menemui beliau dan bertatap muka secara langsung dengan beliau. Bisa jadi karamah ini beliau peroleh karena keikhlasan beliau mengembalikan rasa percaya diri orang yang telah runtuh. [DR]

5 Comments
[…] Baca juga: Mengenal Wali Wanita dan Motivator Ulung, Nyai Nuriyah Maksum Lasem […]
[…] Baca juga: Mengenal Wali Wanita dan Motivator Ulung, Nyai Nuriyah Maksum Lasem […]
[…] Baca juga: Mengenal Wali Wanita dan Motivator Ulung, Nyai Nuriyah Maksum Lasem […]
[…] Baca juga: Mengenal Nyai Hj. Nurriyah Ma’shoem, Ulama Wanita dari Lasem […]
[…] Baca juga: Mengenal Nyai Nurriyah Ma’shoem, Ulama Wanita dari Lasem […]