Menghitung Usia “Satu Abad” Nyai Mamnunah Yahya

menghitung-usia-satu-abad-nyai-mamnunah-yahya

JAS HIJAU – Nyai Mamnunah Yahya merupakan satu dari sembilan putera-puteri K.H. Bukhori Ismail Ganjaran yang masih sugeng (hidup) saat ini. Namun demikian, tak ada yang tahu persis berapa usia beliau saat ini.

Yang menakjubkan adalah kondisi beliau yang masih segar di tengah umurnya yang mendekati satu abad—bahkan ada yang mengatakan umur Nyai Mamnunah Yahya sudah satu abad.

Terkait hitung-hitungan usia beliau, salah satu puteranya K.H. Madarik Yahya pernah menjelaskan. Berikut penjelasan Gus Mad—sapaan karibnya—yang diunggahnya di akun Facebooknya pada tahun 2019.

Banyak orang yang bertanya-tanya perihal umur Nyai Hj. Mamnunah Yahya, tetapi tak satu pun yang bisa menjawabnya. Jangankan famili dekat, Ibu Nyai sendiri tidak tahu tahun berapa beliau dilahirkan. Hal ini dapat dimaklumi, sebagaimana mayoritas penduduk masa lalu yang dilahirkan tanpa catatan tertulis, istrei pendiri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Ganjaran, Gondanglegi, Malang itu mengalami hal yang sama.

Kali ini saya mencoba menghitung usia sosok yang dikenal dengan sebutan “Nyai Sepuh” itu dengan rasio sebagai berikut: Menandai tahun lahir putera pertama, lalu dikurangi usia Nyai Sepuh saat persalinan.

Baca juga: Biografi K.H. Khozin Yahya Ganjaran, Sang Penjaga Pesantren


Konon beliau menikah pada umur 14 tahun. Bangunan mahligai rumah tangga beliau masih diwarnai oleh kondisi penyesuaian, sebab menurut cerita beliau sendiri, saat itu beliau merasa perkawinan yang dialaminya merupakan pernikahan dini, sehingga beliau masih enggan didekati Yahya Syabrowi muda.

Taruh lah ketidakcocokan pasangan ini berjalan 1 tahun, maka selambat-lambatnya usia beliau tatkala memiliki anak pertama adalah 16 tahun.

Menurut catatan Kiai Yahya Syabrowi, Kiai Khozin lahir pada tahun 1939. Bila dihitung berdasarkan rumus di atas, maka bisa dijelaskan sebagai berikut: 1939 – 16 = 1923. (Tahun lahir putera pertama, dikurangi usia beliau saat persalinan, sama dengan).

Jika merujuk perkiraan kalahiran ini, maka Nyai Hj. Mamnunah Yahya kini (tahun 2019) berumur 96 tahun.

Perhitungan ini bisa dibantu dengan menalar kelahiran K.H. Qosim Bukhari yang jatuh pada tahun 1940. Pendiri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 Putukrejo, Gondanglegi, Malang itu merupakan putera kedua dari bungsu, sementara Nyai Sepuh adalah anak kedua dari putera pertama, dari sembilan putera-puteri Kiai Bukhari Ismail.

Jika benar beliau lahir pada tahun 1923, maka ada jarak 10 tahun antara Nyai Hj. Mamnunah dengan Kiai Qosim. Cukup masuk akal rentang waktu tersebut terlahir 5 saudara antara beliau berdua.

Baca juga: Kiai Said yang Saya Kenal, Sebuah Memori


Tentu saja prakiraan ini masih bersifat relatif, oleh karenanya terbuka kemungkinan dibantah. Tetapi fakta yang paling jelas, beliau kini merupakan satu-satunya wanita di lingkungan pesantren-pesantren desa Ganjaran yang boleh dibilang tertua. Semoga berkah. [DR]


3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *