JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Mengingat Kembali Peringatan Isra Mikraj Warga NU Semarang di Era Kolonial
Home » Mengingat Kembali Peringatan Isra Mikraj Warga NU Semarang di Era Kolonial

JAS HIJAU – Bagaimana warga Nahdlatul Ulama (NU) Semarang memperingati Isra Mikraj di era pemerintahan kolonial?
Peristiwa monumental yang terjadi pada bulan Rajab pada era Hindia Belanda adalah peresmian renovasi Masjid Jami Jomblang yang sekarang ada di Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Kota Semarang. Peresmian itu dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Rajab 1352 Hijriah atau 16 November 1933 Masehi.
Jika berdasarkan hitungan Hijriah, hingga hari ini, usia penyelesaian renovasi itu berarti sudah 94 tahun. Banyak sumber menyebut bahwa yang dilakukan saat itu memang renovasi, bukan membuat dari awal, sehingga masjid itu sendiri sudah berdiri.
Peresmian renovasi yang berbarengan dengan peringatan Isra Mikraj itu dilaksanakan hingga sore hari. Sekitar 10.000 orang hadir di halaman Masjid Jomblang. Di antara para hadirin, tampak wedana Jomblang, para penghulu setempat, dan puluhan kiai dari daerah sekitar, termasuk dari Kudus dan Pati.
Dari Peterongan, Menara masjid yang tingginya sekitar 20 meter itu bisa dilihat. Masjid itu dibangun dengan empat pilar utama dari kayu yang berdiameter setengah meter. Di sisi barat terdapat empat jendela, sedangkan di sisi lainnya terdapat lima pintu masuk besar. Pada dinding masjid dilapisi marmer yang tingginya kurang lebih dua meter. Di tengah bagian barat dalam masjid ada mimbar untuk imam memimpin salat.
Kiai Ridwan bin Mujahid, Mustasyar NU Semarang pertama mengucapkan salam pembuka yang dilanjutkan dengan ceramah hikmah Isra Mikraj. Kiai Hambali, melanjutkan ceramah dengan penekanan pada pentingnya hidup sederhan dan menghindari hidup mewah. Kata Kiai Hambali: “Apa artinya umat Islam jika memiliki rumah mewah dan toko megah tetapi tidak memiliki masjid?”
Setelah itu, Kiai Hambali membacakan nama-nama pemberi sedekah dan pada peresmian itu juga kembali digalakan pengumpulan dana untuk melakukan finalisasi renovasi masjid. Alhamdulillah, terkumpul dana yang lumayan banyak. Selain Kiai Ridwan dan Kiai Hambali, Kiai Abdullah juga hadir di Masjid Jomblang.
Baca juga: Kiai Ridwan, Kiai Rusydi dan Kiai Tamam; Tiga Bersaudara Penggerak NU Semarang Pertama (1928)
Kegiatan Isra Mikraj tak hanya dilaksanakan di Masjid Jomblang, tetapi juga Masjid Besar Kauman. Kiai Sya’ban, Rais Syuriah NU Semarang pertama memberikan ceramah di sana. Kegiatan Isra Mikraj juga diselingi oleh tabuhan rebana serta selametan yang dilaksanakan oleh jamaah setempat. [DR]
Bahan Bacaan:
Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie, 15 dan 17 November 1933.
Djawa Tengah, 3 September 1934.
