Raudlatul Ulum 1 Ganjaran, Pesantren yang Berdiri di Dua Era

menilik-raudlatul-ulum-1-ganjaran-yang-berdiri-di-dua-era

JAS HIJAU – Raudlatul Ulum 1 Ganjaran merupakan salah satu pondok pesantren yang masyhur di daerah Malang. Pesantren yang kini mendapat julukan Desa Santri itu didirikan oleh K.H. Yahya Syabrawi selepas Agresi Militer Belanda II, tepatnya pada tahun 1949 Masehi.

Terkait PPRU 1 ini sejatinya sudah berdiri sebelum kemerdekaan. Pada masa sebelum kemerdekaan ini, Kiai Bukhari (mertua Kiai Yahya) sebetulnya sudah menyediakan ruang proses pendidikan untuk anak-anak yang ada di desa Ganjaran.

Kegiatan pendidikan sebelum kemerdekaan ini masih dilakukan dalam sekala kecil dengan fasilitas yang sangat terbatas. Kala itu, proses pendidikan hanya digelar di musala atau rumah.

Kemudian pada tahun 1948, tepat saat tentara Belanda melancarkan agresi militer keduanya pada 19 Desember, proses belajar dan mengajar terpaksa harus dihentikan demi keselamatan yang mengancam para tokoh agama, khususnya di desa Ganjaran.

Baca juga: Mengenal Kiai Khozin Yahya, Sang Penjaga Pesantren

Nah, agresi militer yang dikenal dengan Operasi Gagak itu kemudian membuat tokoh-tokoh agama di Ganjaran mengungsi ke Pulau Garam. Setelah kondisi terbilang aman, sebagaimana disampaikan K.H. Nasihuddin Khozin, beberapa tahun kemudian para tokoh Kembali ke Ganjaran dan mempersiapkan lagi pendirian pesantren.

Mulanya, PPRU 1 hanya terdiri dari bangunan asrama yang amat sangat sederhana. Perpadauan dari bambu, kayu dan daun tebu menjadi aksesoris awal pesantren yang dihuni oleh sepuluh santri. Dan, seiring berjalannya waktu, santri yang mondok di PPRU 1 terus mengalami peningkatan.

Laikya pesantren salaf di Indonesia, Kiai Yahya membina para santri dengan berbagai pengajian kitab kuning seperrti tafsir Jalalain, Rayadhussolihin, dan kitab gramtikal bahasa Arab (nahwu-sorrof; Ibnu Aqiel) sebagai kitab bacaan rutin yang terus menerus diulang. Sebagaimana dikatan K.H. Madarik Yahya, ketiga kitab klasik tersebut dibaca usai salat Magrib hingga menjelang Isyak. Dan, selepas salat Zuhur, Kiai Yahya membaca kitab al-Iqna’ dan ditambah kitab kecil lainnya dengan metode sorogan.

Saat ini, pendidkan-pendikan di PPRU 1 sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Unit-unit pendidikan yang ada di PPRU 1 terbilang banyak, baik pendidikan formal maupun pendidikan informal.

Baca juga: Kiai Said Yahya yang Saya Kenal, Sebuah Obituari

Di antara pendidikan formal yang ada di PPRU 1 antara lain; MI Raudlatul Ulum Putra, MI Raudlatul Ulum Putri, MTs Raudlatul Ulum Putra, MTs Raudlatul Ulum Putri, SMP Pesantren Raudlatul Ulum, MA Raudlatul Ulum Putra, MA Raudlatul Ulum Putri, SMK Al-Khozini Putra, SMK Al-Khozini Putri dan IAI Al-Qolam. Sedangkan pendidikan informalnya adalah Madrasah Diniyah dan TK/RA Raudlatul Ulum.

Tak hanya unit-unit pendidikan, fasilitas-fasilitasnya juga mengalami pembaharuan. Selain itu, ada banyak estrakurikuler yang bisa diikuti oleh para santri sesuai minat dan bakat masing-masing.

Penting dicatat, pondok pesantren yang beralamatkan di Jl. Raya Sumber Ilmu, Nomor 127 Ganjaran, Gondanglegi, Malang, Jawa Timur ini adalah pesantren yang berakidah Ahlussunnah wal Jamaah. [DR]


Baca juga artikel-artikel tentang PESANTREN dan tulisan-tulisan dari ABDUL RAHMAN WAHID lainnya di Jas Hijau (jashijau.com).

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *