Nyai Isya’iyah As’ad dan Pesan Singkatnya

nyai-isya’iyah-as’ad-dan-pesan-singkatnya

JAS HIJAU – Malam itu, salah seorang santri yang mengendarai motor kepergok Nyai Isya’iyah As’ad. Namun bukannya dimarahi, tapi malah santri tersebut diminta untuk mengantarnya.

“Antarkan saya, Nak,” tanpa bertanya lebih jauh kemana rute yang hendak dituju, santri yang tadinya ketakutan pun menjawab: “Mari…”

Tanpa tujuan yang jelas, malam itu Nyai Isya’iyah mengajaknya mengitari pedukuhan Sukorejo. Dari “Lorong Laok”, “Lorong Tengah”, pinggiran alas, pinggiran sungai Bindung, hingga Lebuk.

Beliau sesekali meminta berhenti di beberapa tempat. Entah apa yang beliau lalukan dan apa maksud serta tujuannya, santri itu sama sekali tidak mengetahui dan tidak berani menanyakannya. Hingga tiba waktu Subuh menjelang, beliau pun akhirnya meminta diantar pulang ke kediamannya.

Sepanjang perjalanan, tak banyak yang beliau ucapkan. Hanya petunjuk arah ke kanan atau ke kiri saja. Namun ada satu kalimat yang begitu diingat oleh santri tersebut.

Baca juga: Menghitung Usia “Satu Abad” Nyai Mamnunah Yahya

“Pesantren itu besar barokahnya, namun besar pula balaknya,” ucap Nyai Isya’iyah.

Barang kali pesan ini tidak hanya bagi pesantren Sukorejo saja, tidak hanya bagi santri yang belajar di dalam pesantren, tidak hanya bagi umana’ yang berdarma pada ma’had.

Namun, bagi siapa saja yang memiliki niat buruk terhadap pesantren (mana pun), yang menjadi tempat riyadah umat Islam, maka akan ditimpakan balak oleh Allah SWT.

Semoga kita senantiasa mendapatkan barokahnya, serta dijauhkan dari balaknya. Amin YRA. [DR]


Baca juga artikel-artikel tentang ULAMA PEREMPUAN dan tulisan-tulisan tentang KISAH lainnya di Jas Hijau (jashijau.com).

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *