Obituari untuk K.H. Tb. Hamdi Ma’ani, Sosok Kiai yang Dicintai

obituari-untuk-kh-tb-hamdi-maani-sosok-kiai-yang-dicintai

JAS HIJAU – Di sebuah desa bernama Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, hiduplah seorang kiai yang dihormati oleh seluruh warga. Beliau adalah orang yang bijak, penuh kasih, dan penuh khidmat dalam memberikan nasihat kepada siapa pun yang membutuhkan. Kiai tersebut menjadi tumpuan dan teladan bagi banyak orang, tidak hanya dalam hal agama, tetapi juga kebijaksanaan hidup. Beliau adalah K.H. Tb. Hamdi Ma’ani, putera dari kiai besar Nahdlatul Ulama bernama K.H. Tb. A. Ma’ani Rusjdi.

Pagi ini, tepatnya hari Jumat, 7 Juni 2024 kabar buruk menyelimuti Desa Purwaraja bahkan terdengar sewilayah Provinsi Banten. Sang kiai yang dihormati telah menghembuskan nafas terakhirnya di Tanah Suci kelahiran Baginda Nabi yaitu Makkah al-Mukarramah. Kepedihan dan kesedihan melingkupi hati setiap orang yang mendengarnya. Desa, hingga seantero Banten kehilangan seorang sosok yang begitu berarti. Senyum lembut yang menghibur dihiasi humor ala-ala kiai Nahdlatul Ulama dan nasihat bijak yang selalu membimbing jalan hidup, semuanya lenyap dengan kepergiannya.

Santri, dan masyarakat sekitaran Provinsi Banten, dari yang tua hingga yang muda, mereka merasa kehilangan sosok yang begitu dicintai oleh semua orang. Air mata mengalir tanpa henti, menyaksikan kepergian kiai yang dicintai. Pujian dan doa pun dilantunkan, mengiringi kepulangan sang kiai ke hadirat Ilahi Rabbi.

Di balik kepiluan yang mendalam, bukan hanya santri, tetapi masyarakat teringat akan pelajaran-pelajaran berharga yang telah diberikan, nasihat-nasihat yang menjadi penerang dalam kegelapan, serta kebaikan hati yang tiada tara. Seakan setiap sudut wilayah Banten penuh dengan kenangan indah tentang sosok kiai yang telah tiada.

Namun, di tengah kesedihan yang menyelimuti, mereka juga sadar bahwa ajaran dan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh kiai masih tetap hidup. Warisan kebijaksanaan dan ketulusan hati yang telah ditinggalkan kiai akan terus menginspirasi dan memberikan arah bagi masyarakat khususnya umat Islam.

Waktu pun terus berjalan. Meskipun kehilangan sang kiai sangat menyakitkan, masyarakat mulai memahami bahwa beliau telah memberikan bekal berharga yang akan terus menyala di dalam hati mereka. Semangat untuk memperjuangkan kebenaran, kebaikan, dan keadilan yang telah ditanamkan sang kiai akan terus berkobar di setiap langkah kehidupan mereka.

Mereka merasa beruntung pernah memiliki sosok kiai yang begitu istimewa dalam hidup mereka. Kehilangan yang dirasakan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan baru untuk menjaga warisan kebijaksanaan dan kebaikan yang telah diwariskan sang kiai.

Baca juga: Sekilas tentang K.H. Tb. Hamdi Ma’ani, Sosok Tegas yang Penuh Humor


Kehilangan sesosok kiai yang dicintai mengajarkan bahwa kehidupan tidak pernah abadi, namun apa yang ditinggalkan oleh mereka yang pergi akan terus memberikan arti bagi kita yang masih hidup. Kiai telah pergi, tetapi ajaran dan teladan yang beliau berikan akan terus membimbing langkah-langkah kita ke depan.

Maka, mari kita terus mengenang dan meneruskan warisan yang telah ditinggalkan oleh sosok kiai yang begitu berharga bagi kita. Semoga kebijaksanaan, ketegasan dalam kebenaran, dan kebaikan hati yang telah ditanamkan oleh beliau tetap menjadi cahaya yang menerangi perjalanan hidup kita. Kiai mungkin telah pergi, namun jejak-jejak kebaikan dan hikmah yang beliau tinggalkan akan terus abadi dan membimbing langkah-langkah kita di masa depan. [DR]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *