Pelukan Perpisahan Kiai Yahya Syabrawi dan Kiai Yasin Yusuf

pelukan-perpisahan-kiai-yahya-syabrawi-dan-kiai-yasin-yusuf

JAS HIJAU – Kiai Yahya Syabrawi (1907-1987) Malang dan Kiai Yasin Yusuf (1934-1992) Blitar; dua tokoh ulama yang terjalin kedekatan persahabatan, sekalipun usia keduanya terpaut 27 tahun. Usia Kiai Yasin lebih tua lima tahun dari putera sulung Kiai Yahya, yakni Kiai Khozin Yahya (1939-2000).

Belum ada informasi tentang riwayat persahabatan kedua tokoh ini. Bisa jadi (dan ini masih perlu ditelusuri lagi), interaksi beliau berdua bermula dari partisipasi dalam organisasi NU di kabupaten masing-masing. Yang jelas, keakraban beliau berdua terlihat dari frekuensi pertemuan. Tiap kali Kiai Yasin mengisi pengajian di kawasan Malang, Kiai Yahya sering bertandang menemuinya.

Syahdan, awal dekade 1980-an, Kiai Yasin diundang berceramah di Bulupitu, sebelah Barat desa Ganjaran. Seperti biasa, Kiai Yahya menyempatkan diri menemui sahabatnya yang termasuk muballigh kondang itu.

Tapi, tak seperti biasanya, begitu bertemu, beliau berdua berpelukan erat sekali. Biasanya, keduanya cukup berjabat tangan saja. Tak pelak lagi, pemandangan tak biasa ini menimbulkan keheranan sekaligus kekhawatiran orang-orang yang menyaksikan pertemuan kedua tokoh besar itu. Mereka khawatir, itu adalah pelukan perpisahan.

Baca juga: Kisah Kiai Yahya Syabrawi Kala Nyantri di Pesantren Panji Sidoarjo


Kekhawatiran itu ternyata betul-betul terjadi beberapa tahun setelahnya. Kiai Yahya wafat pada tahun 1987. Para saksi mata peristiwa di Bulupitu itu pun terkenang-kenang dengan penuh rasa haru bahwa mereka telah dan pernah menyaksikan langsung “pertemuan terakhir” sekaligus “pelukan erat perpisahan” dua tokoh yang begitu dikagumi.

Penuturan dari Ustaz Moch. Hasyim Khan pada pagi hari Kamis, 22 September 2016.

Mendengar kisah itu, saya juga menjadi teringat sabda Kanjeng Rasul saw tentang arti persahabatan sejati dunia-akhirat berikut ini:

“Ada tujuh golongan yang mendapatkan naungan dari Allah swt. kelak di hari kiamat; salah satunya adalah para sahabat karena Allah swt yang berkumpul dan berpisah hanya karena Allah swt.” [DR]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *