JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Perjuangan NU di Level Bawah
Home » Perjuangan NU di Level Bawah

JAS HIJAU – Dalam pelatihan PKD dan Diklatsar, selaku instruktur dan trainer Aswaja NU saya selalu menegaskan kepada para kader Ansor dan Banser bahwa dibubarkannya HTI dan FPI bukanlah akhir perjuangan. Justru inilah awal gerakan bagi para kader di ranah grassroot yang menjadi lapangan utama perjuangan mereka secara nyata.
Ditebangnya pohon utama tidak otomatis membunuh akarnya. Justru yang harus diwaspadai adalah tumbuhnya tunas-tunas baru dari akar kelompok radikal yang belum mati tersebut. Dan inilah tugas para kader muda NU untuk terus memantau dan mewaspadai.
Saya sendiri sudah 3 kali bergerak dalam upaya menggagalkan kelompok mereka bangkit di tingkat grassroot di area Malang yang rata-rata pengkaderan radikalisme dibungkus dengan pendirian pesantren dan juga rumah tahfiz, namun tidak punya kiai yang me-Nusantara maupun sanad keilmuan Al-Qur’an yang jelas.
Kasus terbaru di Singosari, di mana saya terpaksa harus berhadapan dengan Sugik si tukang “misah misuh” dan pecinta ujaran kebencian itu adalah contoh nyata, karena saya terpaksa harus membawa bendera RMI NU kabupaten Malang.
Untung sahabat-sahabat MWC NU Singosari, Ranting NU Klampok dan para sahabat Ansor Banser kompak untuk melakukan pendampingan pada masyarakat yang menolak kehadiran Sugik, sebagaimana dia juga sudah pernah ditolak oleh masyarakat di Turen dan Besuki.
Baca juga: Menakar Struktur PBNU dalam Menyongsong Abad Keduanya
Sehingga berbekal pengalaman 2 kali saya di-bully dalam skala nasional oleh kelompok mereka akibat kuatnya pasukan mereka dalam perang di udara, membuat saya dan sahabat-sahabat NU harus fokus bergerak dalam perang darat. Alhamdulillah atas dukungan semua pihak khususnya masyarakat Klampok dan semua elemen NU di Singosari, kemenangan sudah di depan mata.
Tak perlu kiranya saya menjelaskan detail kasus di Singosari tersebut. Selain saya tidak level jika melawan Sugik, saya juga khawatir penasaran Anda justru membuat dia makin viral hingga dia terus memainkan politik “playing victim” mencari ‘bolo’ di sosmed, seakan-akan dia dizalimi terus oleh warga NU.
Tak perlu mencari share link video Sugik yang khas dengan “jancuk, jaran, matamu, taek” itu karena itu bagian dari kemunkaran. Cukuplah Anda garis bawahi bahwa tugas kita dalam menangkal kaum radikal dan melawan para pengasong khilafah dan formalisasi syariah di Indonesia belum lah usai.
Maka jangan pernah padamkan semangat jihad Anda dalam membumikan Aswaja NU. Salam Islam Nusantara. [DR]
————————-
BACA JUGA
Starting XI Srikandi PBNU 2022-2027, Mengenal Sebelas Perempuan di Struktur PBNU
Lampu Merah di NU, Gus Baha; Saya Hanya Ingin Tradisi Ilmiah di NU itu Kembali
Perempuan dalam Struktur PBNU dan Isyarat Nabi kepada Ibnu Taimiyyah
TONTON JUGA
Pidato Kesaksian KH As’ad Syamsul Arifin Tentang Sejarah Berdirinya NU – Subtitle Indonesia
Mengenang Riyanto, Banser NU Pemeluk Bom yang Gugur di Malam Misa Natal
Pertama Kali dalam Sejarah, Mengenal Starting XI Srikandi PBNU Masa Khidmat 2022-2027
Gus Dur Ungkap dan Bongkar Fakta Sejarah Penyingkiran NU
Video Harlah ke-40 NU (Nahdlatul Ulama) 1966
