JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Pesantren Babakan Ciwaringin: Pesantren Tertua, Pelopor Inovasi Pendidikan dan Melahirkan Banyak Pemimpin
Home » Pesantren Babakan Ciwaringin: Pesantren Tertua, Pelopor Inovasi Pendidikan dan Melahirkan Banyak Pemimpin

JAS HIJAU – Pondok Pesantren Babakan, Ciwaringin salah satu pesantren tertua di Cirebon, didirikan pada tahun 1705 M. Pendiri Pondok Pesantren Babakan, Ciwaringin ialah Kiai Jatira, seorang kiai berdarah Mataram. Nama asli Kiai Jatira adalah Syekh Hasanuddin bin Abdul Latif dari Kajen, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Syekh Hasanuddin merupakan seorang pengembara yang selalu menyebarkan Islam di wilayah yang singgahinya.
Sepeninggal Kiai Jatira, Pondok Pesantren Babakan dipegang oleh menantunya yaitu K.H. Nawawi dan putera K.H. Nawawi yaitu K.H. Adzro’i. Kemudian secara estafet dilanjutkan oleh para penerusnya yaitu K.H. Syarqowi menantu K.H. Adzro’i mulai tahun 1225 H (1810 M).
Setelah itu dilanjutkan oleh K.H. Ismail putera dari K.H. Adzro’i, lalu oleh K.H. Muhammad Glembo bin K.H. Irsyad cucu K.H. Adzro’i. Pada 1335 H (1916 M) Pondok Pesantren Babakan, Ciwaringin dipimpin oleh K.H. Amin Sepuh bin K.H. Irsyad yang dibantu oleh saudara iparnya yaitu K.H. Sanusi mulai tahun 1341 (1922 M).
Dalam perkembangannya di abad ke-20, Babakan menjadi pesantren yang paling adaptif terhadap perkembangan zaman, dengan melakukan inovasi pendidikan, menerima pendidikan formal (sekolah tingkat MTsN dan MAN), padahal saat itu pesantren lain masih menolak pendididikan formal, bahkan yang luar biasanya lagi Babakan menjadi pelopor pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam yang saat ini telah berubah menjadi Universitas Syekh Nurjati.
Tidak mengherankan hari ini Pondok Pesantren Babakan melahirkan banyak birokrat, teknokrat, akademisi, politisi bahkan 2 kepala daerah Cirebon berasal dari Babakan. Babakan layak dicontoh sebagai pioner dalam mencetak kader unggul, kenapa? Karena lebih awal menerima wal akhdu bil jadidil aslah.
Setelah sekian generasi dari Kiai Jatira, hari ini di Babakan ada sekitar 40 pesantren keluarga besar Babakan, sungguh sangat fantastik, dan hampir semua semua pesantren tersebut telah beradaptasi dengan perkembangan mutakhir baik dari sistem maupun kurikulum bahkan setiap pesantren telah memiliki lembaga formal tersendiri dan menjadi pesantren yang disegani di Cirebon.
Sebut saja; Pondok Pesantren Kebon Jambu, Pondok Pesantren Assalafie, Pondok Pesantren Miftahul Mutaallimin, Pondok Pesantren Raudhotuttalibin, Pondok Pesantren Cendikia, Albiruni, Darul Zahro dan lain-lain. Dunia pesantren harus belajar dari Babakan tentang “kesiapan menerima perubahan secara integral bahkan radikal pada zamannya, dan terus melakukan perubahan tanpa henti”.
Bisa kita bayangkan disaat kiai-kiai masih mengharamkan sekolah, Babakan justru menerima sekolah formal. Karena saya yakin Kiai Babakan saat itu kiai yang mukasyafah, tahu betul apa yang dibutuhkan di masa depan.
Beruntung saya pernah mesantren (nyantri) di Babakan walaupun hanya beberapa hari saja, menemani Kakanda Fatmawati dan Kakanda Cecep Jalaluddin, luar biasanya kedua kakanda saya ini saat ini dan sebelumnya menjadi Kepala Sekolah MTsN Babakan. Kebetulan ayah kami alumni Babakan 3 bulan, bahkan dulu mondok di Lasem satu kamar dengan Kiai Amin Babakan yang saat ini puterinya pengasuh Pondok Pesantren Jambu. Dalam banyak hal, BIMA (Pondok Pesantren Bina Insan Mulia) memiliki banyak irisan dengan Babakan. [DR]

One comment
[…] Baca juga: Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin (Cirebon): Pesantren Tertua, Pelopor Inovasi Pendidikan dan Mela… […]