Pondok Pesantren Al-Fattah Siman Lamongan

pondok-pesantren-al-fattah-siman-lamongan

JAS HIJAU – Pondok Pesantren Al-Fattah Siman, Lamongan didirikan pada thaun 1942 oleh. K.H. Abdul Fattah. Pada tahun sebelum didirikannya Pondok Pesantren Al-Fattah, telah nampak indikasi melalui intuisi- intuisi ke-Ilahi-an bahwa di desa Siman terletak di belahan timur laut desa akan berdiri dari sebuah bangunan yang nantinya mampu menyinari masyarakat dalam kebodohannya, baik kebodohan reliji maupun kebodohan lainnya yang berstruktural.

Pada waktu itu tepatnya pada tahun 1942 melalui indikasi yang  bersifat transidental seorang penduduk desa Siman, yaitu isteri H. Ismail dalam intuisi kesadarannya pernah melihat sinar terang di ujung sudut desa (timur laut desa Siman) dan dia mengatakan bahwa nantinya di tempat itu akan menjadi sinar bagi masyarakat sekitar.

Dalam keadaan yang sama banyak masyarakat Siman yang  mendengar sayup-sayup di tempat itu pada tahun 1942 masih berupa pekarangan kosong yang ditumbuhi pohon bambu dengan lebat. Dan, masih banyak tanda-tanda lainnya yang mengisyaratkan bahwa di desa Siman akan berdiri sebuah bangunan dan pada tempat itu akan dijadikan panutan bagi masyarakat sekitarnya.

Tapatlah kiranya, bahwa pada tahun 1942, yaitu tanggal 26 Agustus 1942 berdirilah sebuah langgar kecil yang merupakan cikal bakal Pondok Pesantren Al-Fattah, dari sini terus dikumandangkan pesan-pesan Ilahi kepada umat manusia melalui berbagai disiplin ilmu, baik vital maupun penunjang.

Dalam suasana revolusi untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada awal berdirinya Pondok Pesantren Al-Fattah, maka para santri termasuk juga K.H. Abdul Fattah menggerakkan massa untuk memanggul senjata melawan penjajah Jepang.

K.H. Abdul Fattah juga pada masa perang mempertahankan kemerdekaan—antara tahun 1945 sampai dengan tahun 1949—ikut bergerilya bersama-sama tentara Republik Indonesia sampai di daerah Bojonegoro, ujung Barat Daya.

Masa-masa Memperjuangkan Kemerdekaan
Misi yang telah diemban oleh pesantren sejak didirikannya pada awal bulan Desember 1941, saat pesantren hanya berupa sebuah langgar kecil. Dalam suasana revolusi untuk memperjangkan kemerdekaan Indonesia, Pondok Pesantren Al-Fatah yang masih dalam usia muda telah menerjunkan diri dalam gelombang perjuangan mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia.

Begitu juga saat terjadinya pengkhianatan G30S/PKI tahun 1965, K.H. Abdul Fattah merupakan satu-satunya kiai di Kabupaten Lamongan yang dalam percobaan penculikan PKI dapat lolos, dan berkali-kali usaha penculikan ini dilakukan tetapi Alhamdulillah atas lindungan Allah swt, dengan kegigihan beliau beserta kesigapan para santri, upaya PKI itu dapat digagalkan.

Lintasan peristiwa-peristiwa penting itu telah menunjukan keterlibatan Pondok Pesantren Al-Fattah dalam mengabdi kepada nusa dan bangsa serta agama. Hal ini terus dikumandangkan terutama pada masa Orde Baru, dengan sasaran memerangi kebodohan umat dan membina serta mencetak sumber daya manusia yang berwatak reliji serta berwawasan luas dalam menghadapi kancah kehidupan dengan selalu mengambil inspirasi perilaku kehidupannya kepada ajaran al-Qur’an dan hadis.

Atas dasar ini, pesantren selalu hendak mengembangkan sayapnya dengan berbagai unit pendidikan, baik formal maupun informal selaras dengan tuntunan masyarakat. Upaya ini telah dirintis sejak awal berdirinya sampai saat ini, dan hasil yang dicapai adalah telah tersebarnya alumni pesantren diseluruh daerah dan di luar negri, yang mampu mendarmabaktikan ilmunya bagi kepentingan masyarakat, bangsa, negara dan agama.

Di samping itu, karena pada waktu itu dalam keadaan revolusi maka dikobarkan oleh K.H. Abdul Fattah semangat juang kepada para santri dan masyarakatnya untuk membela sejengkal Tanah Airnya dari injakan penjajah Jepang dan Belanda dalam perang kemerdekaan. Untuk keperluan ini dilengkapilah oleh K.H. Abdul Fattah ilmu bela diri dan kekebalan. Karena terbatasnya alat persenjataan yang dimiliki dan dapatlah dikatakan mereka berperang dengan senjata seadanya serta bentuknya tradisional.

Pada tahun-tahun 1947 sampai tahun 1949 sempat dipakai tempat konsentrasi kekuatan tentara pejuang kita. Bahkan di desa Siman sempat didirikan markas sementara bagi tentara-tentara pejuang.

Pondok Pesantren Al-Fattah beralamatkan di Jl. K.H. Abdul Fattah, Kembangan, Desa Siman, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. [DR]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *