JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah Siwalan Panji Siodarjo
Home » Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah Siwalan Panji Siodarjo

JAS HIJAU – Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah Siwalan Panji adalah salah sau pondok pesantren tertua yang didirikan oleh ulama kharismatik berasal dari Pasuruan bernama K.H. Hamdani pada tahun 1787. Pesantren Hamdaniyah terletak di desa Siwalan Panji, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Al-Hamdaniyah diambil dari nama pendirinya, yaitu; Kiai Hamdani ulama yang berasal dari Pasuruan. Namun, di luar daerah Sidoarjo dikenal sebagai Pondok Siwalanpanji, pondok ini salah satu yang tertua di Jawa Timur. Kiai Hamdani lahir di Pasuruan pada tahun 1720 Masehi. Beliau dikenal sebagai pribadi yang zahid (tidak mementingkan kepentingan duniawi), ahli ibadah dan berhati-hati dalam segala hal.
Pada tahun 1770, Kiai Hamdani menikah dengan perempuan asli Pasuruan dan dikaruniai dua orang putera yang nantinya akan menjadi penerus perjuangan dalam menyebarkan ajaran Islam, yaitu; Kiai Abdurrohim Khamdani dan Kiai Ya’qub Khamdani. Alkisah, Kiai Hamdani hijrah dari Pasuruan dalam usia yang cukup tua, beliau menuju kesuatu daerah sebelah Timur laut Kota Sidoarjo, suatu desa yang sangat religius di Sidoarjo yang kala itu hutan kosong dan rawa-rawa.
Siwalan Panji berawal dari sebuah dusun yang sudah berpenduduk ramai, namun kehidupan desa itu penuh dengan kebodohan dan kemaksiatan. Pada saat itu, Kiai Hamdani berharap limpahan rahmat dan hidayah kepada Allah SWT, agar hutan kosong dan rawa-rawa itu diangkat kepermukaan untuk dijadikan tempat mensyiarkan Islam.
Tidak berselang lama, beberapa bulan kemudian tanah yang sebelumnya rawa-rawa tiba-tiba mengering dan menjadi daratan. Tidak hanya itu, pada awal pengerjaan pondok, kayu bangunan pondok yang didatangkan dari Cepu melalui jalur laut tiba-tiba pecah dan tergulung ombak dan berserakan di laut. Namun karena pertolongan Allah, tiba-tiba kayu yang awalnya terpencar ini bergerak menuju ke sungai seberang kawasan pondok. Ada satu kayu yang tersangkut di kawasan Nganjuk, dan sekarang menjadi kayu Cagak/Balok Panji konon masih ada hingga sekarang tetapi ghaib.
Di pondok ini dulunya juga sering dibuat tempat pertemuan tokoh-tokoh nasional, seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, K.H. Wahab Chasbullah, K.H. Wahid Hasyim, K.H. Idham Cholid, Hamka, Bung Tomo, dan lain-lain. Bahkan, menurut riwayat pada waktu Pondok Al-Hamdaniyah diasuh oleh K.H. Hasyim, Belanda mendatangani pondok menggunakan pesawat terbang dan ada salah satu dari keponakan K.H. Hasyim yang bernama Kiai Annas mendengar suara itu langsung terbang dengan hanya membawa es lilin untuk mengejar pesawat Belanda.
Pernah juga pondok ini dibom berkali-kali oleh Belanda tetapi bom tidak meledak dan sampai sekarang kedua tempat tersebut masih ada. Karamah-karamah tersebut menjadikan magnet tersendiri, sehingga banyak santri yang tertarik ingin belajar di pondok ini.
Seiring berjalannya waktu, Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah telah berkembang menjadi pesantren khalaf yaitu memadukan kurikulum nasional dan kurikulum pesantren dengan mendirikan lembaga pendidikan formal dari MI, MTs hingga MA.
Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah Siwalanpanji masih memiliki bentuk bangunan yang masih asli dan unik. Terutama keunikan bangunan para santrinya. Berdinding anyaman bambu dan diberi jendela pada setiap kamarnya serta bangunan yang disangga dengan kaki-kaki beton, membuat asrama santri ini nampak seperti rumah Joglo. Bahkan ada beberapa asrama santri yang kondisinya sudah memprihatinkan. Namun, pengasuh pondok masih mempertahankan keunikan pondok tertua di Jawa Timur ini. [DR]
