JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan Klaten
Home » Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan Klaten

JAS HIJAU – Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan merupakan pesantren tua yang ada di Jawa Tengah. Pesantren ini didirikan dengan alasan utama adalah memajukan pengetahuan tentang Islam kepada masyarakat sekitar Popongan yang sejak awal sangat tertarik dengan pembelajaran agama Islam melalui pondok pesantren.
Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan ini didirikan oleh K.H. Muhammad Manshur pada tahun 1918 dengan nama Pondok Pesantren Popongan saja. Sedang nama Al-Manshur diambil dari nama beliau, dimulai sejak berdirinya Yayasan Pondok Pesantren Al-Manshur dengan Akte Notaris No. 40, 21 Juni 1980.
Sebelum dikenal sebagai kiai, Muhammad Manshur adalah santri yang sudah berkelana di berbagai pesantren yang ada di Jawa untuk mendalami ilmu agama Islam. K.H. Muhamad Manshur adalah putera dari K.H. Muhammad Hadi, pendiri Pondok Pesantren Girikusumo, Mranggen, Demak, Jawa Tengah yang merupakan mursyid Tarekat Naqsyabandiyah.
Awal mula pendirian Pondok Pesantren Al-Manshur di Popongan dimulai kala Muhammad Manshur diambil menantu oleh petani kaya bernama H. Fadlil yang tinggal di dukuh Popongan. Kejadian ini berlangsung pada tahun 1918. Sebagai seorang yang cerdas dan pandai dalam ilmu agama, K.H. Muhammad Manshur diminta oleh mertuanya tersebut untuk menjadi guru ngaji bagi masyarakat Popongan dan sekitarnya. Inisiatif ini diambil oleh H. Fadlil lantaran penduduk sekitar—waktu itu—sangat minim pengetahuan agama Islamnya.
Pendirian Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan dimulai dari kelompok mengaji dalam lingkaran kecil. Murid yang datang berasal dari Popongan itu sendiri. Perlahan, jumlah santri bertambah banyak menjadi beberapa puluh orang. Dan, santri yang hadir tidak hanya dari Popongan saja, melainkan ada yang dari luar daerah.
Mengamati santri yang mulai banyak dan bahkan ada yang dari jauh, H. Fadlil pun mendirikan bangunan pondokan untuk santri yang berasal dari luar daerah. Selain itu, H. Fadlil juga mendirikan masjid sebagai tempat beribadah.
Kedua bangunan tersebut dibangun secara berswadaya. Para santri secara gotong-royong mengambil bahan material seperti batu kali dari sungai Jebol yang terletak sekitar 100 meter di sebelah Selatan pondok. Sedangkan pasir yang digunakan diambil dari sungai Tegalgondo yang terletak di sebelah Utara pondok. Dan, bahan-bahan material lain dari kiai sendiri dan bantuan masyarakat.
Pengerjaan bangunan juga dilakukan oleh para santri, mereka yang terampil sebagai tukang kayu maupun tukang batu. Di antara santri dalam kelompok ini adalah Zainudin, yang setelah selesai mondok kemudian mendirikan Pondok Pesantren Sumber Pancur di Kediri, tempat ia berasal. Bangunan untuk pondok selesai dikerjakan pada tahun 1926. Sedangkan pembangunan masjid selesai pada tahun 1927.
Baca juga: Profil dan Sejarah Singkat Pondok Pesantren Al-Muttaqien Pancasila Sakti Klaten
Dalam perkembanganya, bangunan pondok lebih dikenal dengan nama Pondok Sepuh. Sebuah pondok yang difungsikan untuk sarana belajar sekaligus sebagai tempat tinggal sementara santri yang rumahnya beerjauhan dengan tempat tinggal kiai. Pondok Sepuh ini yang kemudian menjadi tonggak awal berdirinya Pondok Pesantren Popongan yang kemudian dinisbatkan pada pendirinya menjadi Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan.
Pesantren yang awalnya hanya ada enam kamar untuk pemondokan santri ini, kini sudah menampung sekitar 360 santri putera dan 700 santri puteri. Sesuai perkembangan zaman, pesantren ini pun mendirikan sekolah formal, mulai dari RA, MTs dan MA.
Pondok Pesantren Al-Manshur beralamatkan di Dusun Popongan, Desa Tegalwondo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. [DR]

2 Comments
[…] KlatenMerasa kurang dengan keilmuan yang dimiliki, K.H. Taufiqul Hakim berguru thariqah ke Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan, Klaten di bawah asuhan K.H. Salman Dahlawi. Satu minggu kemudian ayahnya wafat, namun ia tidak […]
[…] pada masa kepemimpinan cucunya, Kiai Salman Dahlawi, tanggal 21 Juni 1980, namanya diubah menjadi Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan. Dusun Popongan kemudian menjadi pusat dakwah dan pendidikan Islam, di samping menjadi pusat suluk […]