JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Pondok Pesantren Attaujieh al-Islamy Leler Banyumas
Home » Pondok Pesantren Attaujieh al-Islamy Leler Banyumas

JAS HIJAU – Pondok Pesantren Attaujieh al-Islamy Leler didirikan pada tahun 1914 M oleh K.H. Muhammad Zuhdi. Sebelum berdirinya pesantren ini, tepatnya ketika pertama kali Ki Ditowongso, ayah dari K.H. Muhammad Abdul Manan yang merupakan pendatang dari Purworejo membuka daerah Leler sekitar tahun 1880 M, daerah ini merupakan daerah yang minus dengan ritual keagamaan.
Hal ini terbukti dengan belum ditemukannya satu pun masjid yang notabene menjadi pusat kegiatan keagamaan. Namun demikian, sedikit demi sedikit, berkat dakwah yang beliau kembangkan dan dilanjutkan oleh putranya, K.H. Muhammad Abdul Manan, menunjukkan adanya peningkatan aktifitas sosial keagamaan yang ditandai dengan berdirinya Pondok Pesantren Attaujieh al-Islamy ini.
Pada dasarnya Pondok Pesantren Attaujieh al-Islamy didirikan sebagai salah satu reaksi positif terhadap mulai menggeliat dan semaraknya Islam. Di samping itu, sebagai wujud sikap peka dalam merespon pergerakan zaman sebagai upaya membentengi dan mebekali generasi penerus dengan nilai-nilai agama yang dinamis.
Lebih lanjut, Pondok Pesantren Attaujieh al-Islamy oleh pendirinya diharapkan dapat membentuk pribadi-pribadi (santri) yang dalam proses tafaqquh fi al-din menjadi pribadi yang tangguh dan dapat memahami Islam secara kaffah baik masalah ushul (pokok) maupun furu’ (cabang). Dengan sendirinya, anjuran tafaqquh fi al-din bermakna pula anjuran memahami wasail (perantara, media) yang memiliki peranan penting untuk memahami isi ajaran agama.
Pada awal berdirinya, Pondok Pesantren Attaujieh al-Islamy bernama Tarbiyatun Nahwiyah. Kemudian semasa kepemimpinan pesantren dipegang oleh K.H. Hisyam Zuhdi, pesantren ini beralih nama menjadi Syamsul Huda. Dan, akhirnya pada tahun 1984 oleh puteranya, K.H. Athurrohman Hisyam, nama Syamsul Huda diubah lagi menjadi Pondok Pesantren Attaujieh al-Islamy, hingga sekarang.
Menurut K.H. Athourrohman Hisyam, nama Attaujieh al-Islamy terispirasi dari judul buku Ila Aina Yattajihul Islam?. Nama, bagi beliau ada pengaruhnya terhadap yang dinamainya. Sebagaimana dia menyitir sebuah qaul yang berbunyi: “Wa likulli musamma wa lahu ta’tsir min ismihi.” Di samping itu, beliau juga menunjukkan satu dalil nama yakni: “Hassinuu asmaakum.”
Proses Perkembangan Pesantren
Pada saat ini Pondok Pesantren Attaujieh al-Islamy telah mengalami tiga periode kepemimpinan (baca: pengasuh), yaitu sebagai berikut:
- Periode pertama, K.H. Muhammad Zuhdi (pendiri)
Dengan menerapkan pola salaf (kuno) beliau berhasil mendidik santri-santrinya yang pada saat itu mencapai 3.000-an dengan kitab-kitab dari berbagai disiplin ilmu agama yaitu falak, tafsir, ushuluddin dan lain-lain. Metode yang digunakan adalah sorogan dan bandongan (wetonan). K.H. Muhammad Zuhdi wafat pada tahun 1937 Masehi dalam usia 50 tahun.
- Periode kedua, K.H. Hisyam Zuhdi (putera pertama)
Sepeninggal K.H. Muhammad Zuhdi, Pondok Pesantren Attaujieh al-Islamy mengalami fatroh (vacum of power) selama 7 tahun, karena putera-puterinya masih kecil-kecil. Masa itu pun terlewati tanpa usaha. Baru pada tahun 1944 M setelah putera tertuanya (K.H. Hisyam Zuhdi) kondur (pulang) dari mengaji kepada K.H. Kholil Rembang, K.H. Sonhaji Purworejo, K.H. Khozin Bendo (Pare, Kediri), pesantren ini pun berkembang dengan cukup pesat.
Pada periode ini selain menerapkan metode sorogan dan bandongan juga menerapkan metode Madrasah Diniyyah yang menuntut adanya jenjang kemampuan secara klasikal. Adapun kitab-kitab yang dikaji diperbanyak dari berbagai disiplin ilmu, khususnya ilmu alat (gramatika Arab), fikih dan tasawuf. K.H. Hisyam Zuhdi wafat pada tahun 1992 M.
- Periode ketiga, putera-putera K.H. Hisyam Zuhdi
Sepeninggal K.H. Hisyam Zuhdi, putrra-putera beliau yang meneruskan kepemimpinan pesantren, di antaranya: K.H. ‘Athourrohman Hisyam, K.H. Dzakiyul Fuad Hisyam dan K.H. Zuhrul Anam Hisyam.
Berbagai langkah perbaikan mutu berusaha ditempuh pada peroide ini. Madrasah Diniyyah yang ternyata lebih sesuai dengan kondisi daya nalar santri semakin diintensifkan dengan mempebaiki kurikulum pesantren. Kitab-kitab yang dikaji semakin diperbanyak lagi yaitu ilmu shorof, balaghoh, ushul fiqh, tasawuf, tafsir, hadis, falak, faraid dan tarikh.
Pondok Pesantren Attaujieh al-Islamy atau Pondok Pesantren Leler beralamatkan di Randegan, Kebasen, Gombolsalak, Randegan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. [DR]
