JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Pondok Pesantren Balerante Cirebon
Home » Pondok Pesantren Balerante Cirebon

JAS HIJAU – Pondok Pesantren Balerante Cirebon didirikan pada tahun 1779 Masehi oleh K.H. Romli, beliau adalah salah seorang keturunan dari Kasultanan Kasepuhan Cirebon. Pesantren ini merupakan salah satu pesantren tertua di antara pesantren tua lainnya yang ada di wilayah Cirebon. Nama Balerante sendiri dinisbahkan berdasarkan nama daerah pesantren ini yang terletak, di desa Balerante.
Pesantren Balerante ada pada masa Sultan Matangaji (Pangeran Syafiuddin) Sultan Sepuh V (menjabat 1774-1784), hal ini disebabkan keberadaan pesantren tak lain atas instruksi sang Sultan.
Menurut sejarah desa yang ditulis oleh aparat desa, bahwa di Jatiragas terdapat kelompok agama Sang-hyang yang dipimpin oleh Ki Geden yang sakti tanpa tanding yang turun temurun memimpin selama berabad-abad. Sejak agama Hindu-Budha hidup di tanah Sunda sampai beberapa ratus tahun sejak dakwah Sunan Gunung Jati, dan pengaruhnya begitu besar bagi masyarakat, mungkin salah satu alasan dikirim ulama ke daerah tersebut karena ini.
Kiai Romli adalah keturunan ke-6 dari tokoh penyebar Islam di Depok-Cirebon yaitu Syekh Pasiraga (Pangeran Pasiraga), dan Syekh Pasiraga adalah cucu dari Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Dari sini dapat dijelaskan mengapa Kiai Romli memiliki peranan di Keraton Cirebon.
Kiai Romli sendiri adalah “orang pelarian” dari Keraton Cirebon, hal ini karena pengaruh budaya Barat (yang tidak Islami) oleh Belanda ke dalam keraton sudah begitu dalam. Sehingga beberapa orang ‘gerah’ dan ingin melarikan diri bahkan melepaskan identitas kebangsawanannya menjadi orang biasa, melanjutkan misi dakwah Sunan Gunung Jati ke daerah-daerah pelosok.
Pada saat bersamaan pihak penguasa sang Sultan dikenal sangat cinta dengan agama. Pada masa pemerintahannya, agama benar-benar digalakkan terutama mengirimkan ulama-ulama untuk dakwah di daerah yang masih belum tersentuh nilai Islami. Sehingga keadaan ini menguatkan Kiai Romli untuk berdakwah di desa Balerante yang dikenal banyak pengikut kejawennya.
Alasan lain berkaitan dengan perlawanan terhadap Belanda, sehingga peranan pesantren bukan saja pada bidang keagamaan tetapi juga pada perjuangan mengusir penjajahan. Kiai Romli ikut berperan pada perang Kedongdong yang terjadi kurang lebih pada tahun 1816-1818.
Walaupun pendiri awal dakwah Islam atau pesantren adalah Syeikh Khalifah Raja, tetapi yang kemudian menurunkan generasi kiai-kiai berikutnya adalah Kiai Romli, sehingga dirinya dikenal sebagai pendiri pertama Pondok Pesantren Balerante.
Oleh para pendahulunya, Pondok Pesantren Balerante dijadikan suatu pusat penempaan dalam pendalaman ilmu, baik ilmu lahir maupun batin. Penempaan ilmu tarekat adalah merupakan tujuan akhir setelah para santri diberi pembekalan masalah ilmu syariat dengan berbagai macam di dalamnya.
Singkat cerita, Pondok Pesantren Balerante diubah menjadi Pondok Pesantren Al-Jauhariyah oleh para ahli warisnya. Nama Jauhariyah diambil dari pengasuh generasi kelima, K.H. Jauhar Arifin. Maka kini, pesantren ini lebih dikenal dengan nama Pondok Pesantren Al-Jauhariyah, Balerantre, Cirebon.
Pondok Pesantren Al-Jauhariyah merupakan pesantren salaf yang bercirikhaskan kajian kitab kuning (kitab klasik), dengan metode bandongan, sorogan, juga diterapkan sistem madrasah. Di samping itu, pesantren juga menyelenggarakan “Bimbingan Hikmah” yang di asuh langsung oleh pengasuh.
Pondok Pesantren Al-Jauhariyah beralamatkan di Blok Pesantren, Balerante, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat. [DR]
