Pondok Pesantren Cangaan Bangil

pondok-pesantren-cangaan-bangil

JAS HIJAU – Pondok Pesantren Cangaan Bangil adalah pesantren tertua di Pasuruan, usianya pun sudah mecapai tiga abad lebih. Pesantren ini didirikan pada tahun 1710 Masehi oleh Syekh Jalaluddin atau Syekh Abdul Qodir yang akrab dengan julukan Mbah Lowo Ijo (makamnya di Diwet, Pogar).

Dilihat dari arsitektur bangunannya, Pondok Pesantren Cangaan memang memiliki usia yang sangat tua. Pesantren ini memiliki andil dan peran besar dalam perjalanan Nahdlatul Ulama (NU).

Karenya, Pondok Pesantren Cangaan menelurkan ulama-ulama besar Indonesia. Di antaranya adalah Syaikhona Kholil Bangkalan, Hadratussyekh K.H. Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama), K.H. Chasbullah (ayahanda K.H. Abdul Wahab Chasbullah, pendiri dan penggerak Nahdlatul Ulama) dan lainsebagainya.

Komplek atau ribat yang ada menggunakan nama asal daerah, yaitu kamar/ribath/komplek Madura, Bangkalan, Jawa. Dilihat dari nama-nama ribath atau komplek yang ada di pondok tersebut, bisa diindikasi, kemungkinan yang nyantri di pondok Cangaan adalah se-Asia Tenggara. Karena penyebutan kata Jawa pada masa Mbah Hasyim Asy’ari meliputi Indonesia, bahkan penduduk Melayu sekitarnya, yaitu Brunai dan Malaysia.

Pondok Cangaan menyimpan sejarah yang luar biasa. Pendiri pondok tersebut adalah wali Allah yang memiliki julukan Mbah Lowo Ijo. Diberi julukan Mbah Lowo Ijo karena saat di kejar penjajah beliau menjelma menjadi Lowo Ijo. Dalam cerita yang lain disebutkan, julukan Lowo Ijo itu karena saat 10 ketiga bulan Ramadan beliau melakukan salat dan munajat di ranting-ranting pohon bahkan dedaunan.

Pondok Cangaan ini memiliki sanad keilmuan yang turun temurun dari muassis terdahulu di bidang ilmu tauhid. Ada referensi kitab yang tertulis tangan serta bermakna Jawa pego di kitab tersebut. Kitab tersebut tidak tercetak secara umum, hanya digandakan jika ada yang ingin mengaji kitab tersebut ke salah satu pengasuhnya. Khazanah keilmuan yang sangat jelas sanadnya, dari antar generasi yang ada di Pondok Pesantren Cangaan. Sehingga bisa dikatakan jika santri Cangaan memiliki wawasan ilmu tauhid secara spesifik.

Sebagai pondok yang cukup tua, ada ciri khas yang dimiliki yaitu pohon sawo. Pohon Sawo yang ada di Pondok Pesantren Cangaan memiliki cabang tiga dari akarnya. Menurut dzurriyyah-nya, pohon sawo tersebut lambang dari ilmu tauhid itu sendiri (sifat wajib, sifat jaiz, serta sifat muhal Allah). Karenanya di pesantren ini semua santri akan mempelajari kitab tauhid yang dikarang oleh pendirinya, serta diajarkan secara turun temurun. Tak heran, jika pesantren ini telah melahirkan ulama besar yang barakahnya, karamahnya serta ilmunya bisa kita rasakan sampai saat ini.

Penting dicatat, Pondok Pesantren Cangaan berlokasi di Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 40, Gempeng, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. [DR]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *