JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kalsel
Home » Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kalsel

JAS HIJAU – Pondok Pesantren Darussalam Martapura didirikan pada 14 Juli 1914 Masehi oleh K.H. Jamaluddin. Pesantren ini merupakan yang tertua di Kalimantan dan telah melahirkan banyak ulama terkemuka. Hampir seluruh silsilah murid dan guru di Kalimantan Selatan (Kalsel) bermuara di pesantren ini. Tak heran jika kahirnya Pondok Pesantren Darussalam kemudian menjadi acuan bagi perkembangan pesantren-pesantren lain yang berdiri kemudian di Kalsel.
Keputusan K.H. Jamaluddin untuk mendirikan pesantren dilandasi dengan semangat dalam rangka pengembangan agama Islam di wilayah Kalsel. Selain itu, daerah ini memang dikenal memiliki tradisi keagamaan yang sangat kuat. Bahkan, sejumlah ulama Indonesia terkemuka berasal dari daerah ini.
Oleh karenanya, K.H. Jamaluddin kemudian melihat bahwa pesantren merupakan satu upaya terbaik saat itu untuk mengembangkan Islam, khususnya di wilayahnya. Setelah beliau wafat, kepemimpinan pesantren diteruskan oleh K.H. Hasan Ahmad.
Pada awal berdirinya, Pondok Pesantren Darussalam menggunakan sistem pengajaran tradisional. Materi-materi yang diajarkan terbatas hanya di bidang keagamaan. Begitu pula, bangunan pesantren masih sangat sederhana, hanya untuk pengajaran keagamaan dengan cara halaqah, di mana para murid duduk bersimpuh mengelilingi guru sambil mendengarkan materi keagamaan yang diberikan.
Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam mengalami lompatan besar ketika dipimpin Kiai Kasyful Anwar, beliau menggantikan Kiai Hasan Ahmad. Kiai Kasyful Anwar menjadi pimpinan pesantren dari tahun 1992 hingga 1940. Pada periode ini, sejumlah pembaharuan dilakukan dalam rangka meningkatkan pendidikan pesantren. Ia melakukan pemugaran gedung lama diganti gedung baru bertingkat. Gedung itu memiliki enam belas lokal yang digunakan baik sebagai ruang belajar maupun kantor.
Selain itu, pembaharuan yang dilakukan Kiai Kasyful Anwar adalah memperkenalkan sistem klasikal atau madrasah pada sistem pendidikan tradisional dengan sistem kelas berjenjang. Mulai dari Tahdiriyah selama 3 tahun, Ibtidaiyah 3 tahun dan Tsanawiyah 3 tahun. Kiai Kaysful Anwar juga melakukan pembaharuan pada kurikulum. Ia tidak lagi membatasi pendidikan pesantren pada mata pelajaran agama Islam, tetapi juga memasukkan mata pelajaran umum dalam kurikulum yang berlaku di pesantren.
Modernisasi Pondok Pesantren Darussalam terus berlangsung sejalan dengan perkembangan masyarakat sekitar. Kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan yang makin beragam—yang tidak hanya terbatas dalam bidang keagamaan—senantiasa memperoleh perhatian yang sangat besar dari pengelola pesantren pada periode berikutnya.
Oleh karena itu, saat ini Pondok Pesantren Darussalam tidak hanya mendirikan lembaga pendidikan Islam madrasah, tetapi juga lembaga pendidikan umum. Pesantren ini juga memiliki SMP, SP (Sekolah Pertanian) yang menggunakan kurikulum dari departemen pertanian dan STM yang mengacu pada Depdiknas. Bahkan, pesantren juga mendirikan Sekolah Tinggi Agama Islam yang dipadu dengan sistem pesantren.
Sebagaimana pesantren lainnya, Pondok Pesantren Darussalam Martapura juga mengembangkan ciri khas untuk menyedot para santri dari daerah sekitarnya. Adapun ciri khas pesantren ini adalah: (a) Kurikulum pesantren mengacu pada kitab kuning, sementara sekolah menggunakan sistem klasikal. (b )Pesantren memiliki hubungan sangat dekat dengan masyarakat, sehingga pesantren sekaligus berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan-kegiatan sosial keagamaan masyarakat.
Pondok Pesantren Darussalam yang merupakan pesantren pionir di wilayah Kalsel memiliki sejumlah pendidikan formal. Mulai dari Ibtidaiyah, hingga perguruan tinggi berjejer di pesantren tersebut. Adapun lokasinya khusus di Jalan Perwira Komplek Pangeran Antasari Martapura, yang juga sekarang ditambah dengan pendidikan ekstra kurikuler Ula dan Wustho Salafiyah pada tempat dan waktu belajar tersendiri. Sedangkan untuk pendidikan diniyah, pesantren menerapkan kurikulum tersendiri.
Sebagaimana pesantren lainnya, Pondok Pesantren Darussalam Martapura juga sangat memperhatikan pengembangan minat dan bakat para santri. Untuk itu, pesantren ini juga menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler, di antaranya; pengajian kitab kuning, kursus kerajinan batu aji, kursus otomotif dan las listrik/karbit, kursus menjahit, dan lain-lain.
Pesantren yang memiliki peran penting bagi sejarah perkembangan Islam di Kalimantan Selatan ini beralamatkan di Jl. K.H. Kasyful Anwar, Nomor 8, Pasayangan, Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan. [DR]
