Pondok Pesantren Mathaliul Falah Kajen Pati

pondok-pesantren-mathaliul-falah-kajen-pati

JAS HIJAU – Pondok Pesantren Mathaliul Falah (Pondok Mathole’) atau Perguruan Islam Mathaliul Falah (PIM) didrikan pada tahun 1912 Masehi oleh K.H. Abdussalam. Salah satau lembaga pendidikan tertua yang ada di Pati ini terletak di sebelah barat makam ulama besar, K.H. Ahmad Mutamakkin.

Perguruan Islam Mathaliul Falah pada mulanya, saat diasuh Kiai Abdussalam, lebih dikenal dengan sebutan “Sekolah Arab” dan terletak di di Lapangan Mbah Salam (Pol Garut), sebelum dipindahkan ke Kulon Banon. Pengaruh kharisma Kiai Abdussalam tak pelak membuat Mathaliul Falah semakin berkembang pesat, tak hanya di Kajen, namun merambah ke daerah-daerah lain, termasuk ke Pati Selatan.

Perguruan ini mengalami banyak perkembangan selama kurun waktu 1 abad ini, terhitung sejak 1912 sampai 2012. Pada masa ketika dipimpin oleh K.H. Mahfudh Salam (1922-1944), perguruan ini diberi nama Mathali’ul Falah (tempat munculnya orang-orang yang sukses) dengan kurikulum klasikal dari shifir awal, tsani dan tsalis.

Selanjutnya, pada masa kepemimpinan K.H. Abdullah Zen Salam dan K.H. Muhammadun Abdul Hadi (1945-1963) mulai dikembangkan sistem penjenjangan dari kelas 1-6 Ibtidaiyah dan 1-3 Tsanawiyah.

Kemudian di era selanjutnya di bawah kepemimpinan K.H. Sahal Mahfudz (1967–2014) dikembangkan lagi menjadi Aliyah dan Diniyah Ula dan Wustho. Pendirian Diniyah ini dimaksudkan untuk menampung lulusan SD (Sekolah Dasar) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama) dengan materi agama khusus. Pada tahun 2014 hingga 2017, Mathaliul Falah dipimpin oleh K.H. Ahmad Nafi’ Abdillah.

Pengaruh Mathaliul Falah di Pati Selatan membuat beberapa lembaga pendidikan serupa didirikan. Madrasah Tarbiyatul Banin di desa Pekalongan yang didirikan atas dorongan Kiai Anwar (Ngemplak, Margoyoso) dan Kiai Munji (Kajen, Margoyoso). Akhirnya, pada tahun 1930, cabang Mathaliul Falah Kajen ini resmi didirikan.

Selanjutnya, Madrasah Raudlatusysyubban di desa Tawangrejo yang berawal dari gagasan K.H. Hasan Bisri, saat sebelum tentara Jepang masuk ke Indonesia (sekitar tahun 1937), beliau bersama H. Ridlwan dan H. Abdullah mendirikan madrasah pertama kali di Tawangrejo. Berdirinya madrasah ini bermula setelah mendapatkan restu dari Kajen, dari Kiai Mahfudh Salam. Isi restu itu adalah, agar didirikan sebuah lembaga pendidikan Islam atau madrasah di Tawangrejo, yang kemudian diberi nama “Madrasah Mathaliul Falah Cabang Kajen”.

Kemudian Madrasah Mathaliul Huda di desa Sokopuluhan yang didirkan oleh Kiai Ali Muntashir dan Kiai Ali Musthofa pada tahun 1966 (MI) lalu berkembang ke Madrasah Tsanawiyah tahun 1967 dan Madrasah Aliyah tahun 1986. Berbeda dengan 2 madrasah sebelumnya, Madrasah Mathali’ul Huda Sokopuluhan justru didirikan oleh para tokoh lokal lalu pada tahun 1987 bergabung kepada Yayasan Nurussalam yang menaungi Mathaliul Falah Kajen. Penggabungan ini disepakati oleh para pengurus dan keluarga pendiri karena mayoritas mereka adalah alumni Mathaliul Falah Kajen.

Mathaliul Falah sendiri didirikan dengan tujuan untuk mendidik dan mempersiapkan kader-kader bangsa sebagai insan yang memahami agama secara mendalam (tafaqquh fi al-din), baik secara teori maupun praktik, sehingga bisa berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam semangat ketuhanan yang luhur dan terpuji sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.

Tujuan inilah yang sampai sekarang dijadikan sebagai pijakan dan visi utama dari penyelenggaraan pendidikan di pesantren atau perguruan yang beralamatkan di Jl. K.H. Ahmad Mutamakkin, Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah. [DR]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *