Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Malang

pondok-pesantren-miftahul-huda-gading-malang

JAS HIJAU – Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) Malang didirikan oleh K.H. Hasan Munadi pada tahun 1768. PPMH juga dikenal dengan nama Pondok Gading karena tempatnya berada di kelurahan Gading Kasri, Klojen, Kota Malang. Bahkan nama yang terakhir lebih masyhur dikalangan masyarakat.

K.H. Hasan Munadi wafat pada usia 125 tahun. Beliau mengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda ini selama hampir 90 tahun. Beliau meninggalkan empat orang putera, yaitu; K.H. Isma’il, K.H. Muhyini, K.H. Ma’sum dan Nyai Mujannah.

Pada masa itu, Pondok Pesantren Gading belum mengalami perkembangan yang signifikan. Setelah K.H. Hasan Munadi wafat, Pondok Pesantren Gading diasuh oleh putera pertama beliau yang bernama K.H. Ismail. Dalam menjalankan tugasnya—membina dan mengembangkan pondok pesantren—generasi kedua ini dibantu oleh keponakannya sendiri, yaitu; K.H. Abdul Majid.

Karena tidak mempunyai keturunan, maka K.H. Ismail mengambil salah seorang puteri K.H. Abdul Majid yang bernama Nyai Siti Khodijah sebagai anak angkat. Puteri angkat ini kemudian beliau nikahkan dengan salah seorang alumni Pondok Pesantren Miftahul Huda Jampes, Kediri, yaitu; K.H. Muhammad Yahya yang berasal dari daerah Jetis, Malang.

Kepada Kiai Yahya inilah Kiai Ismail menyerahkan pembinaan dan pengembangan Pondok Pesantren Gading. Kiai Ismail kemudian wafat pada usia 75 tahun setelah mengasuh Pondok Pesantren Gading selama 50 tahun.

Sebagai pengasuh generasi ketiga, Kiai Yahya memberi nama Pondok Pesantren Gading dengan nama “Pondok Pesantren Miftahul Huda”. Beliau mengizinkan para santrinya untuk menuntut ilmu di lembaga formal di luar pesantren. Sebuah kebijakan yang cukup berani dan tergolong langka saat itu. Ternyata dengan kebijakan ini, Pondok Pesantren Gading berkembang semakin pesat.

Pondok Pesantren Miftahul Huda masyhur dengan ilmu hisabnya. Hasil hisab dari pesantren ini dijadikan rujukan untuk menentukan hari raya Idulfitri dan Iduladha oleh masyarakat. Selain itu, Pondok Pesantren Gading juga terkenal sebagai pondok tasawuf, hal ini terjadi sebab pesantren ini adalah pesantren thariqah, yakni “Thariqah Qadiriyah dan Naqsabandiyah”. Kitab-kitab yang dibacakan oleh para masyayikh pun tak jauh dari nuansa tasawuf.

Selain itu, Pondok Pesantren Gading juga terkenal karena kewalian dari Kiai Yahya. Tak jarang jamaah dari berbagai tempat datang ke pesantren ini untuk berziarah ke makamnya. Secara silsilah, Kiai Yahya memiliki garis keturunan dengan salah satu Wali Songo, Sunan Gunung Jati di Cirebon. [DR]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *