Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 Putukrejo Malang

pondok-pesantren-raudlatul-ulum-2-putukrejo-malang

JAS HIJAU – Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 Putukrejo, Malang didirikan pada tahin 1983 Masehi oleh K.H. Qosim Bukhori. Pesantren ini berada di Desa Putukrejo, tepatnya sekitar 15 km sebelah Utara dari Kecamatan Gondanglegi.

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 Putukrejo merupakan pesantren yang mengedepankan penanaman aspek-aspek moralitas, peningkatan kompetensi keilmuan dan ekspolari minat bakat. Oleh sebab itu, pesantren yang dikenal dengan sebutan PPRU 2 itu memadukan model pembelajaran salaf dan sistem pendididkan formal.

Dengan perpaduan pendididkan demikian ini, para santri di harapkan kesiapan diri menjadi pemimpin masa depan sebagaimana diimpikan pendiri pesantren ini, sehingga para santri dirancang dapat mewarnai masyarakat dalam semua sisi kehidupan, terutama pada rana pengetahuan ke-Islaman dan peneguhan wawasan kebangsaan.

Peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 Putukrejo dihadiri oleh para ulama, antara lain: K.H. Yahya Syabrawi, K.H. Zainulloh Bukhori, K.H. Fudloli Bukhori, K.H. Abu Abbas Bukhori dan K.H. Ismail Bukhori. Sedangkan dari kalangan masyarakat hadir H. Mahmuji, sebagai seorang waqif dari lahan pesantren yang akan dibangun. Ia menyumbangkan tanah untuk kepentingan pembangunan gedung pesantren seluas 1 hektar yang terletak sebelah timur Masjid Jamik Putukrejo.

Pembangunan gedung pesantren yang perdana ini menghabiskan waktu kurang lebih sekitar empat bulan. Saat peletakan pertama itulah nama pesantren ini diberikan langsung oleh K.H. Yahya Syabrawi.

“Pondok ini kamu beri nama Raudlatul Ulum 2,” demikian pesan pendiri dan pengasuh pertama Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran itu kepada K.H. Qosim Bukhori sebagai pendiri dan pengasuh pertama.

Pada awal-awal satrinya sudah terbilang banyak, kurang lebih 60-an santri. Karena memang, sebelum pembangunan gedung pesantren dimulai, K.H. Qosim Bukhori telah menerima santri sekitar 45 orang yang berasal dari Desa Putukrejo sendiri untuk dididik olehnya. Pendidikan awal yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 tersebut ditempatkan di rumah pertama beliau yang berada di sebelah utara gedung sekolah. Pengajaran yang ditangani langsung oleh beliau sendiri itu hanya meliputi pengajian al-Qur’an dan dasar-dasar fikih.

Baca juga: Profil dan Sejarah Singkat Pondok Pesantren Raudlatul Ulum (PPRU) 1 Ganjaran, Gondanglegi, Malang


Lambat laun Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 Putukrejo mengalami perkembangan yang amat pesat dengan bertambahnya jumlah santri. Gedung-gedung pun mulai direhabilitasi untuk memenuhi kamar hunian para santri.

Beridiri dan perkembangan pesantren ini tentu saja direstui oleh segenap tokoh masyarakat Desa Putukrejo, terutama Bapak H. Mahmuji, sebagai seorang waqif dan penyandang dana pertama pembangunan gedung Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2. Pada tahun 2003, mantan Kepala Desa Putukrejo tersebut menambah wakafnya kepada pesantren berupa tanah persawahan seluas 2 hektar.

Semenjak tersedianya pesantren ini, K.H. Qosim Bukhori dalam hal pendidikan dibantu oleh Bapak Mudhoffar Cholipah, seorang guru di Madrasah Raudlatul Ulum Ganjaran. Bentuk pendidikan pada masa-masa awal itu hanya berupa pengajian bandongan kitab kuning yang baca oleh K.H. Qosim Bukhori sendiri dan Bapak Mudhoffar. Di antara kitab-kitab itu, antara lain: Alfiyah Ibn Malik, Fath al-Mu’in, al-Jurumiyah, dan lain-lain.

Menerima Santri Puteri
Untuk menerima santri puteri di pesantren ini diakui memang agak terpaut jauh dibanding santri putera. Karena pada saat itu, Nyai Zainab masih belum mau menerima santri puteri, meski pada kenyataanya sudah ada wali santri yang ingin menitipkan puterinya kepada Nyai Zainab. Alasan yang dikemukakan oleh Nyai Zainab bahwa beliau merasa belum mampu menjaga santri puteri. Jadi biar cukup santri putera saja. Walaupun sudah didesak oleh semua pihak di lingkungan pesantren, termasuk oleh para guru, tetapi Nyai Zainab tetap bergeming.

Namun, lambat laun, Nyai Zainab akhirnya luluh juga lantaran ketika itu K.H. Qosim Bukhori mengatakan: “Kamu akan menanggung dosa, karena menolak orang tua yang ingin anaknya belajar agama.” Dan, sejak saat itulah Nyai Zainab mau menerima santri puteri untuk dididik ilmu agama.

Membuka Sekolah Formal
Mengantisipasi kecendrungan masyarakat yang berkeinginan agar putera-puterinya menjadi orang yang tidak saja faham ilmu agama, tetapi juga memiliki keterampilan dan kepandaian terhadap ilmu umum, maka pada 1 Juli 1983 di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 dibuka pendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama) untuk putera.

Proses pendidikan sekolah itu sendiri pada masa awal pembukaannya boleh dikata masih dalam kondisi darurat, karena ketika itu ruangan pendidikan belum dimiliki. Oleh sebab itulah siswa SMP tersebut ditempatkan di musala pesantren. Pada tahun 1985 pihak sekolah mulai menerima murid SMP dari kalangan puteri.

Baca juga: Profil dan Sejarah Singkat Pondok Pesantren Al-Khoirot Karangsuko, Pagelaran, Malang


Pada tahun 1986, SMP RU mengupayakan pengajuan akreditasi sekolah. Dan ternyata usaha tersebut tidak sia-sia, SMP RU berhasil memperoleh status “diakui” dan berhak menyelenggarakan ujian negara sendiri.

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 Putukrejo beralamatkan di Jalan Sunan Ampel, Nomor 02 B, Desa Putukrejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur. [DR]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *