Saat Gus Dur Meminta Pak AR Fachruddin Jadi Imam Tarawih

saat-gus-dur-meminta-pak-ar-fachruddin-jadi-imam-tarawih

JAS HIJAU – Muhammadiyah dan NU didirikan oleh dua sahabat karib, K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari. Kedua pimpinan organisasi ini pun juga saling mengenal dan saling berkunjung. Salah satunya Ketua Umum PP Muhammadiyah (Pak AR Fachruddin) dan Ketua Umum PBNU (Gus Dur).

Mengutip Muhammadiyah.or.id, kisah ini terjadi saat Pak AR Fachruddin mengunjungi sahabatnya, Ketua Umum PBNU, Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang pada bulan Ramadan.

Dalam kesempatan itu, Pak AR Fachruddin diamanahi mengisi khutbah tarawih sekaligus menjadi imam salat tarawih. Yang meminta adalah Gus Dur sendiri. Karena terus didesak, Pak AR Fachruddin pun izin kepada jamaah NU.

“Ini mau pakai tarawih NU atau Muhammadiyah?” tanya Pak AR Fachruddin kepada jamaah.

“NU…..,” jawab ratusan jamaah NU kompak seolah-olah ingin menampilkan jati diri ke-NU-annya di depan tokoh Muhammadiyah.

Seperti biasa, Pak AR Fachruddin tersenyum. Beliau lalu berbalik badan dan dengan tenang mengimami ratusan jamaah NU dengan cara salat yang tuma’ninah, pelan, disertai bacaan surat al-Qur’an yang panjang.

Dengan cara Muhammadiyah itu, maka durasi salat tarawih 8 rakaat pun telah melampaui durasi salat tarawih ala NU yang 23 rakaat. Tentu saja, seketika itu ratusan jamaah NU gelisah.

Setelah salam di rakaat kedelapan, Pak AR Fachruddin berhenti dan memutar badan menghadap jamaah salat. Beliau kembali bertanya kepada jamaah.

“Ini mau dilanjutkan tarawihnya cara NU yang 23 atau Muhammadiyah yang 11 rakaat?” kata Pak AR Fachruddin terkekeh.

Sama dengan kasus pertama, para jamaah yang gelisah itu otomatis tertawa dan menjawab:

“Tarawih Muhammadiyah saja…,” sahut riuh dengan tawa bahagia sekaligus masygul.

Lantas Pak AR Fachruddin pun memimpin salat witir tiga rakaat.

Selesai salat, Gus Dur bangkit dan berkata kepada para Jemaah: “Baru kali ini ada sejarahnya warga NU di kandang NU di-Muhammadiyah-kan secara massal oleh seorang Muhammadiyah saja,” kata Gus Dur.

Semua orang tertawa terkekeh-kekeh, termasuk Pak AR Fachruddin. [DR]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *