JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Sanad Kitab Sahih Bukhari pada Wali Songo dan Islam Nusantara
Home » Sanad Kitab Sahih Bukhari pada Wali Songo dan Islam Nusantara

JAS HIJAU – Ngaji sanad Sahih Bukhari dan Wali Songo, sanad kitab Sahih Bukhari pada Wali Songo dan Islam Nusantara. Menurut pengakuan Musniduddunya Syekh Yasin Isa al-Fadani dalam kitabnya, Ittihaful Bararah bi Asanid al-Kutub al-Haditsiyyah al-‘Asyrah:
Disebutkan bahwa yang pertama membawa kitab Sahih Bukhari beserta sanadnya ke Nusantara adalah Syarif Hidayatullah bin Ahmad Jalal Syah bin Abdullah Khan, yang dimakamkan di Gunung Jati Cirebon, di tahun 671 H (Juli 1272-Juni 1273 M) dari al-Haramain, Makkah-Madinah.
Sementara yang membawa ke tanah Sumatera adalah Sultan Mansur bin Gading, kakek raja-raja Palembang, di tahun 891 H (Januari-November 1486). Nama Kiai Gading adalah keturunan dari keluarga Sunan Ampel dan Sunan Giri, seperti disebut dalam Silsilah Palembang.
Tahun yang pas kedatangan Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati adalah sekitar tahun 870-880-an Hijriah, bukan tahun 671 H. Pertemuan pertama para wali dilakukan di Giri, Gresik, pada tahun 884 H tahun wawu (25 Maret 1479-Maret 1480) menurut naskah Kropak Jawa Ferrara abad 16 (salinannya: LOr 10.811). Dalam naskah ini Sunan Gunung Jati disapa dengan Pangeran ing Cerbon, belum dipakai istilah Sunan untuk para wali.
Sanad lengkap Wali Songo dari jalur Kanjeng Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah disebut dalam naskah pegon keramat Babad Cerbon Kodeks CS 114 dan CS 105 PNRI dari riwayat Maulana Hasanuddin Banten abad 16. Salah satunya menyebut; “lan rencang hamba sapaguron Qadli Zakariya al-Anshari (w. 1520, ulama Mazhab Syafi’i kenamaan).”
Artinya, sanad tinggi Syekh Zakariyya bersatu dengan sanad Kanjeng Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah. Termasuk sanad kitab Sahih Bukhari ini.
Kanjeng Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah (w 1550) memperoleh sanad tersebut hingga bersambung ke Baginda Nabi saw.
Dijelaskan dalam naskah Babad Cerbon Kodeks CS 114 dan CS 105 PNRI, bahwa sanad itu diperoleh dari seperguruan Syekhul Islam Zakariyya al-Anshari yang merupakan tokoh kunci sanad ulama-ulama Makkah-Madinah abad 15, yang kemudian menurunkan sejumlah besar sanad ilmu-ilmu Aswaja ke Kanjeng Sunan Gunung Jati.
Info lengkap tentang sanad-sanad tinggi Syekhul Islam Zakariyya al-Anshari di Makkah-Madinah ini, dapat diperoleh dalam kitab as-Simthul Majid karya Syekh Ahmad al-Qusyasyi di Madinah (w 1661), termasuk sanad kitab Sahih Bukhari ini.
Baca juga: Kiai Hasan Abdul Wafi, Ulama Kader Islam Nusantara yang Fanatik Sama NU
Barakah Sanad Imam al-Bukhari untuk Nusantara
Cerita-cerita yang beredar di Jawa Tengah dari masa kolonial tahun 1930-an bahwa Mbah Siraj Payaman dan Mbah Dalhar Watucongol, Magelang rutin menggelar pengajian Sahih Bukhari yang disebut kegiatan “Bukharenan” hingga jadi bacaan khusus untuk menjinakkan Gunung Merapi yang waktu itu lagi galak-galaknya.
Keraton Yogyakarta juga sering menggelar pengajian Sahih Bukhari atau Bukharenan ini. Ini info yang saya dapatkan dari Almaghfurlah Kiai Ali As’ad Krapyak yang sering memimpin kegiatan ini dan membaca doa-doa khusus para wali. Saya tidak tahu apakah tradisi ini masih lanjut kini di keraton Yogya.
Kecintaan orang-orang Jawa—hingga yang Kejawen sekali pun—kepada ulama besar Imam al-Bukhari (shahib Sahih Bukhari) ini juga ditunjukkan pada tradisi mereka membuat acara “slametan” khusus yang dipersembahkan kepada ulama hadis Aswaja itu dengan nama “slametan memule Imam Buhari” lengkap dengan daftar makanan sajian yang dipersembahkan untuk para hadirin yang ikut “slametan” ini. Naskah “slametan Bukharenan” ini saya dapatkan dalam koleksi PNRI.
Barakah sanad Imam al-Bukhari untuk Indonesia: Pesan Bung Karno (satu-satunya Presiden RI yang peduli pada barakah Imam al-Bukhari) ketika bertemu Presiden Sovyet Nikita Krustschev di tahun 1960-an: Kalau Anda tidak bisa merawat makam Imam al-Bukhari di Bukhara Samarkand, maka saya yang akan memindahkannya ke Indonesia dan merawatnya.
Lahum al-Fatihah, semoga kita juga kecipratan barakah Imam al-Bukhari ini. Amin. [DR]
