JAS HIJAU | Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama
Sekilas K.H. Fadlurrahman Zaini, Pengasuh Pesantren Nurul Abror Al-Robbaniyin
Home » Sekilas K.H. Fadlurrahman Zaini, Pengasuh Pesantren Nurul Abror Al-Robbaniyin

JAS HIJAU -Hangatnya daerah subur dekat dengan pantai membuat suasana tampak asri. Bunyi-bunyian Nadzam Andzimatul Bayan dan Amtsilatut Tashrifiyyah yang diuntai para santri membuat siapa yang mendengar akan tenggelam oleh semangat khas santri. Beginilah, suasana setiap pagi di Pondok Pesantren Nurul Abror Al-Robbaniyin.
Hembusan angin yang sangat kuat menerjang pohon-pohon nyiur dan menguatkan hati santri yang masih dilanda gundah gulana tentang kehidupan. Namun, tenang saja, di sana santri sudah digembleng oleh kiai mengenai tatacara menuntut ilmu. Kiai tersebut adalah K.H. Fadlurrahman Zaini.
K.H. Fadlurrahman Zaini merupakan sosok kiai yang sederhana. Selain itu, kiai yang karib disapa Kiai Fadhol di masyarakat itu juga dikenal sebagai mursyid (guru) tarekat Naqsyabandiyah.
Kiai Fadhol tinggal di Jalan K.H. Agus Salim, tepatnya di Pondok Pesantren Nurul Abror Al-Robbaniyyin di dusun Ombol, desa Alasbuluh, Wongsorejo, Banyuwangi. Karenanya penduduk sekitar lebih mengenal dengan nama Pesantren Ombol. Di dusun ini pula terdapat Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan nama C.V. Almubarakah yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Abror Al-Robbaniyin.
Kiai Fadhol juga terkenal wara’ (sangat berhati-hati dalam suatu urusan), namun beliau juga termasuk pribadi yang ceria. Tak dapat dipungkiri, bahwa setiap harinya banyak tamu yang mengunjungi nDalem (kediaman) beliau. Entah ingin menanyakan suatu masalah atau sekadar ingin sowan mengharap barakah dari ulama yang berada di ujung pulau Jawa itu. Dari kesederhanaannya, bisa dilihat bahwa beliau termasuk kiai kharismatik yang bersahaja.
Jika dilihat dari nasab, beliau merupakan putera ke-4 dari pasangan K.H. Zaini Mun’im bersama Nyai Nafi’ah, yang mana Kiai Zaini adalah pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Kiai Zaini lahir di Madura tepatnya di desa Galis, Pamekasan dengan nama kecil Abdul Mughni. Sejak kelahirannya, masyarakat Galis berharap banyak pada dirinya.
Baca juga: Biografi K.H. Mukhtar Syafa’at, Pendiri Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi
Sebab dalam tubuhnya telah tergabung antara darah bangsawan dan darah ulama yang mempunyai komitmen pada ajaran agama Islam, baik dari ayahanda maupun ibundanya. Lebih-lebih jika diruntut, silsilahnya sampai kepada Rasulullah saw melalui jalur Bindere Saud (Bendoro Saud).
Berikut nama-nama putera K.H. Zaini Mun’im, dirunutdari yang paling sepuh, di antaranya:
- K.H. Moh. Hasyim Zaini (Alm.);
- K.H. Abdul Wahid Zaini (Alm.);
- Nyai Hj. Aisyah Zaini;
- K.H. Fadlurrahman Zaini;
- K.H. Zuhri Zaini;
- K.H. Abdul Haq Zaini (Alm.); dan
- K.H. Nur Chotim Zaini (Alm.).
Dari sini, nampaklah bahwa dari ketujuh putera-puteri Kiai Zaini Mun’im yang masih meneruskan perjuangan agama Islam adalah Kiai Fadhol (pengasuh Pondok Pesantren Nurul Abror Al-Robbaniyyin Banyuwangi), Kiai Zuhri (pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo), dan Nyai Isa—sapaan akrab Nyai Aisyah (pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid wilayah Fatimatuz Az-Zahra) atau yang biasa disebut nDalem selatan.
Kiai Fadhol menikah dengan Nya Hasibiyah dan sampai sekarang tinggal bersama di kediamannya di Banyuwangi. Beliau dikaruniai 3 (tiga) orang putera dan 1 (satu) orang puteri. Mereka adalah:
- Kai Abdul Majid;
- Kiai Indi Ainullah;
- Kiai Abdul Lathuf; dan
- Nyai Sholehah Mahdiyah.
Meskipun lokasinya berjauhan, Kiai Fadhol turut serta dalam berjuang membesarkan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sejak tahun 2007 hingga saat ini, beliau dipercaya sebagai Dewan Pembina Yayasan Nurul Jadid bersama dengan beberapa pengasuh pendamping lainnya yang juga pernah diamanahkan sebahgai Dewan Pembina, seperti K.H. Zuhri Zaini, K.H. Abdul Haq Zaini, dan Nyai Aisyah Zaini.
Kiai Fadhol juga dikenal memiliki kepribadian yang super sabar dan sangat murah senyum. Namun, disaat yang bersamaan, Kiai Fadhol merupakan sosok kiai yang sangat tegas dalam memegang prinsip, juga dalam hal mengajar.
Berbicara hal ajar mengajar. Kebiasaan Kiai Fadhol adalah mementingkan mengajar tauhid ketimbang mengutamakan ilmu dunia. Setiap kali mengajar, selalu saja, pengenalan kepada Sang Khaliq yang beliau tanamkan di hati para santrinya. Tidak muluk ilmu dunia yang terus menerus diajarkan, melainkan pembentukan akhlak yang baik. Baik itu dari segi vertikal, dari makhluk kepada Tuhannya (hablumminallah) maupun horizontal, hubungan manusia kepada sesama (hablumminannas).
Sekarang, Kiai Fadhol tetap menjalani kegiatan rutinnya setiap sore mengajar santri-santrinya kitab kuning di musala putera. Nah, di sinilah ilmu beliau dituangkan ke dalam hati santri-santrinya. Semoga kita mendapatkan barakah dari beliau. Amin. [DR]
