Sekilas tentang K.H. Tb. Hamdi Ma’ani, Sosok Tegas yang Penuh Humor

JAS HIJAU – Orangnya tak terlalu tinggi, kulitnya berwarna putih, tatapan matanya begitu tajam, alim tetapi tak merasa paling hebat, tegas namun tak jarang berhumor di saat sela-sela mengaji dengannya, dialah K.H. Tb. Hamdi Ma’ani.

Pertama kali saya berjumpa dengan beliau sekitar tahun 2009 lalu, saat saya nyantri di pesantren Mathla’ul Anwar Linahdlatil Ulama (MALNU). Abah, panggilan karibnya, di kala itu mengajar kitab Ta’lim Muta’alim dengan pembawaan yang tegas, sampai-sampai para santri dibuatnya tegang nan terdiam.

Namun, saat suasana terlihat tegang, beliau sisipi humor dengan cerita-cerita menarik khas Kiai NU agar para santri tak tegang dan mengantuk hingga suasana tegang seketika berubah menjadi ketawa-ketiwi. Pembawaannya yang khas selalu diimplementasikan di berbagai kajian, baik itu kajian di sekolah, kajian mingguan di pesantren atau pun kajian pasaran (kilatan kitab) setiap bulan Ramadan.

Ketegasan beliau bukan berarti galak terhadap santrinya, melainkan cara beliau mengajari santrinya disiplin dalam belajar, jangan bolong-bolong dalam mengaji. Kebiasaan beliau selalu menandai santrinya yang tak hadir sehingga pada saat keesokan harinya beliau menyindir si santri yang tak hadir dengan gaya bahasa memuji-muji santri tersebut yang akhirnya si santri malu sendiri dengan kesalahannya (pengalaman pribadi).

Tak jarang di setiap pengajiannya Abah selalu memberikan wejangan berupa motivasi, arahan, pangeling-eling bagi para santri agar kelak para santrinya sukses di masa yang akan datang.

Baca juga: Ibunda Nyai Hj. Endah Humaedah dan Kitab Dalail al-Khairat, Sebuah Obituari

Teringat pesan Abah di saat hendak melanjutkan studi: “Gera bae belajar di mana bae asalkan ulah ngagogoreng almamater maneh. (Silakan di mana saja belajar asalkan jangan mencederai almamater)”. Pesan inilah yang selalu saya pegang saat kuliah S1 hingga sekarang S2.

Kini, Abah menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten. Semoga dalam kepemimpinan Abah, MUI Provinsi Banten terjadi perubahan yang signifikan terutama dalam membina masyarakat Muslim Banten. [DR]